Ducati mengalami kemerosotan performa di awal musim MotoGP 2020 ini dan tak kunjung bangkit hingga seri ketiga di Ceko. Tim asal Italia itu berjuang bangkit di Red Bull Ring untuk meraih kemenangan kelima beruntun.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, RABU — Ducati masih kesulitan bersaing hingga seri ketiga MotoGP di Brno, Ceko, akhir pekan lalu. Ini kemerosotan besar bagi tim pabrikan asal Italia itu yang dalam tiga musim terakhir selalu menempatkan pebalapnya sebagai runner-up kejuaraan. Namun, musim ini performa Ducati justru di bawah Yamaha, KTM, dan Suzuki. Mereka belum menemukan solusi kompromi setelan elektronik dengan karakter ban baru Michelin.
Kondisi ini menyebabkan pebalap tim pabrikan Ducati, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci, tampil di bawah performa normal. Dovioso memang pernah sekali meraih podium, saat finis ketiga pada seri pembuka di Jerez. Namun, pencapaian itu gagal diulang pada seri kedua dan ketiga.
Bahkan pada seri Ceko, Dovizioso hanya bisa meraih posisi start ke-18 dan finis ke-11. Petrucci setali tiga uang, start dari posisi tujuh tetapi hanya mampu finis di posisi ke-13. Adapun pebalap tim satelit Pramac Ducati Jack Miller finis di posisi sembilan.
Kejutan justru dihadirkan oleh Johann Zarco, pebalap Esponsorama Racing yang memacu Ducati Desmosedici tahun 2019. Pebalap asal Perancis yang tidak diunggulkan itu mampu meraih pole position dan finis ketiga.
Pencapaian Zarco ini menjadi titik terang untuk menemukan setelan motor yang pas, terutama dalam kompromi elektronik dan karakter ban. Masalah daya cengkeram ban ini sudah dikeluhkan oleh Dovizioso sejak tes pramusim di Sepang, Malaysia, awal Februari. Menurut pebalap Italia itu, setelan elektronik musim lalu tidak bisa diterapkan untuk ban baru Michelin sehingga harus mencari dari awal lagi.
Masalah itu bisa mendapatkan solusi yang positif dengan membandingkan data telemetri antarpebalap Ducati, pabrikan, ataupun satelit. Hal serupa dilakukan oleh Honda Racing Corporation dengan membuka data Marc Marquez untuk pebalap tim satelit LCR Honda Takaaki Nakagami. Pebalap asal Jepang itu pun menjadi lebih kompetitif saat kualifikasi dan balapan, dengan menyetel motornya mendekati motor Marquez. Selain itu, teknik pengereman Marquez yang unik juga menambah kemampuan Nakagami mengendalikan motornya.
Menemukan setelan motor yang tepat menjadi pekerjaan rumah teknisi Ducati menjelang seri keempat di Red Bull Ring, Austria, 14-16 Agustus. Ini menjadi seri penting karena Ducati selalu finis terdepan di Spielberg pada 2016-2019. Dovizioso dua kali memimpin pada 2017 dan 2019 diselingi oleh Jorge Lorenzo pada 2018. Catatan penampilan apik Ducati di Red Bull Ring itu membuat tim yang bermarkas di Borgo Panigale tersebut berjuang keras bangkit. Jika hanya mampu bersaing di papan tengah, Ducati akan semakin tertinggal dari pesaingnya, termasuk tim baru KTM Racing yang pekan lalu menempatkan rookie Brad Binder finis terdepan.
”Seri Ceko telah menunjukkan kepada semua orang betapa sulitnya membuat prediksi tahun ini. Setiap balapan memiliki cerita berbeda, meskipun Ducati telah meraih empat kesuksesan di Red Bull Ring dalam empat tahun terakhir, sekarang kami harus berpikir bahwa prioritas kami adalah meraih kembali feeling (pengendalian) dengan motor Desmosedici GP,” ujar Dovizioso dikutip Crash, Rabu (12/8/2020).
”Dalam masa sulit seperti ini, kami harus tetap bersatu dan saya melihat balapan berikutnya di Austria sebagai kesempatan yamg bagus. Kami harus tetap tenang dan bekerja seperti yang biasa kami lakukan,” kata pebalap berusia 34 tahun yang selalu finis kedua pada MotoGP tiga musim terakhir.
Peluang bangkit
Seri Austria akhir pekan ini juga dinilai sebagai peluang bagus untuk bangkit oleh Petrucci. Pebalap Italia yang musim depan membela KTM Tech 3 itu juga masih berjuang menemukan feeling pengendalian dengan ban.
”Balapan di Brno mengecewakan karena, jujur, saya berpikir bisa meraih hasil lebih baik, khususnya setelah hasil kualifikasi yang bagus pada Sabtu. Kami kesulitan menemukan feeling dengan ban-ban ini dan menjadi tidak konsisten sepanjang akhir pekan,” kata Petrucci.
”Kami harus berusaha tetap positif dan bekerja keras untuk mengubah dinamika ini. Target pribadi saya di seri Austria adalah terus memperbaiki diri di setiap sesi untuk mendapatkan feeling yang bagus untuk balapan. Jika kami terus bekerja keras, saatnya akan tiba bagi kami,” kata Petrucci.
Seri Austria juga diharapkan menghadirkan momentum positif bagi pebalap Yamaha, khususnya Fabio Quartararo (Petronas SRT Yamaha) dan Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha). Vinales, yang selalu finis kedua di Jerez, hanya mampu finis di posisi ke-14 di Brno, kontras dengan rekan setimnya, Valentino Rossi, yang finis kelima. Adapun Quartararo gagal meraih kemenangan ketiga beruntun karena hanya finis ketujuh, lima posisi di bawah rekan setimnya, Franco Morbidelli.
Persaingan pada akhir pekan ini akan semakin ketat dengan kebangkitan pebalap KTM juga Suzuki seiring pulihnya cedera Alex Rins. Pebalap andalan Suzuki itu mampu finis keempat di Ceko.
Sementara itu, tim pabrikan Honda masih akan menurunkan pebalap penguji Stefan Bradl sebagai pengganti Marc Marquez. Juara dunia enam kali MotoGP itu tengah menjalani pemulihan cedera retak tulang lengan atas kanan dan kemungkinan besar belum diizinkan oleh timnya untuk kembali balapan. Apalagi, akhir pekan ini, balapan berpotensi berlangsung dalam kondisi trek basah. Prakiraan cuaca menunjukan potensi hujan dalam tiga hari rangkaian MotoGP di Red Bull Ring.