Selain digitalisasi koperasi, tantangan lainnya adalah menjadikan koperasi sebagai kepanjangan rantai produksi petani, nelayan, perajin, dan peternak. Koperasi dapat menghubungkan mereka ke pasar.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koperasi selama ini belum menjadi pilihan utama masyarakat sebagai lembaga ekonomi. Relevansi dan adaptasi dibutuhkan agar koperasi menarik masyarakat dan semakin berkembang. Inovasi berupa adopsi teknologi dinilai penting untuk menggaet kaum milenial berkoperasi.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tenten Masduki, Kamis (13/8/2020), mengatakan, partisipasi masyarakat Indonesia menjadi anggota koperasi saat ini masih kecil, yaitu 8,41 persen. Partisipasi ini masih di bawah rata-rata global, yakni 16,31 persen penduduk dunia sudah menjadi anggota koperasi.
”Oleh karena itu, pemerintah berupaya membenahi koperasi agar menarik bagi masyarakat sehingga bisa bertumbuh. Pembenahan tersebut, antara lain, mencakup aspek pengawasan dan penjaminan simpanan,” ujarnya dalam seminar daring bertema ”Masihkah Koperasi Menjadi Andalan?” yang digelar Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI) bekerja sama dengan Inke Maris & Associates.
Partisipasi masyarakat Indonesia menjadi anggota koperasi saat ini masih kecil, yaitu 8,41 persen. Partisipasi ini masih di bawah rata-rata global, yakni 16,31 persen penduduk dunia sudah menjadi anggota koperasi.
Menurut Teten, selama ini orang yang menyimpan uang di bank mendapatkan penjaminan. Namun, orang yang menyimpan uang di koperasi tidak mendapat penjaminan.
Standar pengawasan di koperasi juga masih lemah. Kalau aspek ini tidak dibenahi, koperasi tidak akan menjadi pilihan orang untuk menaruh simpanan uang atau menjadi anggota.
”Kami sedang memikirkan perlunya lembaga penjaminan simpanan anggota koperasi,” katanya.
Teten menambahkan, Kementerian Koperasi dan UKM juga akan mendorong koperasi masuk ke sektor-sektor unggulan domestik Indonesia. Salah satu tantangan adalah menjadikan koperasi sebagai kepanjangan rantai produksi petani, nelayan, perajin, dan peternak. Koperasi dapat menghubungkan mereka ke pasar.
Salah satu tantangan adalah menjadikan koperasi sebagai kepanjangan rantai produksi petani, nelayan, perajin, dan peternak. Koperasi dapat menghubungkan mereka ke pasar.
Dalam kesempatan itu, Komite Eksekutif ICCI Firdaus Putra menegaskan arti penting relevansi dan adaptasi bagi koperasi. Kuncinya adalah meningkatkan relevansi koperasi sesuai perkembangan zaman.
Agar koperasi dapat beradaptasi, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui inovasi. Dengan demikian, masyarakat bisa memilih secara rasional untuk menjadikan koperasi sebagai lembaga layanan ekonomi atau ketika membangun bisnis usaha.
Survei daring ICCI terhadap responden yang merupakan pengurus dan manajer koperasi menunjukkan, sebanyak 77,6 persen responden menyatakan inovasi di koperasi merupakan hal penting. Inovasi ini menempati posisi teratas yang paling dianggap penting oleh responden. Setelah itu baru sumber daya manusia, pemasaran, peningkatan anggota, produk dan layanan, serta adopsi teknologi.
Sayangnya, lanjut Firdaus, meskipun berada di urutan teratas, inovasi adopsi teknologi belum menjadi isu utama bagi manajer dan pengurus koperasi. Padahal, banyak masyarakat, terutama generasi milenial, yang telah menggunakan gawai.
”Ketika semua bisa diakses dengan ponsel, isu inovasi adopsi teknologi seharusnya menjadi agenda yang perlu mendapat penekanan,” ujarnya.
Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati (SMS) Ceppy Y Mulyana menuturkan, pada 2017, KSP SMS merupakan salah satu koperasi yang bertransformasi. Transformasi diwujudkan melalui penyediaan layanan digital melalui produk simpanan daring Sobatku.
Sobatku atau Simpanan Online Sahabatku adalah simpanan daring berbasis aplikasi yang memungkinkan anggota koperasi bertransaksi melalui telepon pintar. Nomor telepon genggam menjadi nomor rekening anggota koperasi.
”Melalui inovasi tersebut, anggota kami dimudahkan untuk menarik atau menabung. Ini sebenarnya bisa turut menudukung inklusi keuangan dan menumbuhkan minat masyarakat berkoperasi,” ucapnya.