Blazers, Grizzlies, Suns, dan Spurs akan memperebutkan satu tiket ”play off” Wilayah Barat. Semuanya masih bisa lolos dengan skenario yang akan ditentukan dalam laga terakhir musim reguler.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, RABU — Musim reguler NBA tinggal tersisa satu laga. Namun, perebutan tiket play off dari Wilayah Barat jauh dari kata berakhir. Persaingan justru semakin memanas karena empat tim akan saling bertarung untuk memenangkan satu kursi play off yang tersisa.
Keempat tim tersebut menempati peringkat ke-8 sampai ke-11. Mereka, berturut-turut sesuai peringkat, adalah Portland Trail Blazers, Memphis Grizzlies, Phoenix Suns, dan San Antonio Spurs.
Sejauh ini, poin mereka hanya terpaut setengah kemenangan. Artinya, posisi mereka masih bisa berubah tergantung dari pertandingan terakhir pada Jumat (14/8/2020) WIB. Laga itu antara Blazers vs Nets, Grizzlies vs Bucks, Suns vs Mavericks, dan Spurs vs Jazz.
Namun, mereka harus memastikan finis peringkat ke-8 dan ke-9 terlebih dulu. Dua tim teratas itu akan saling bertanding dalam turnamen play-in. Peringkat ke-9 harus menang dua kali, sedangkan peringkat ke-8 butuh menang sekali. Pemenang play-in berhak melaju ke play off.
Blazers berada di atas angin. Kemenangan atas Mavericks, 134-131, pada Rabu, membuat mereka sukses mencuri peringkat ke-8 dari tangan Grizzlies, untuk pertama kalinya sejak liga dilanjutkan. Dengan posisi itu, Damian Lillard dan rekan-rekan memegang kendali nasibnya sendiri. Mereka pasti lolos ke play-in jika menang atas Nets.
Pengamat ESPN, Jay Williams, menilai, Blazers punya kesempatan lolos paling besar. Tim ini terbukti semakin solid selama di ”gelembung” Orlando. Meski jadwalnya lebih sulit dibandingkan para pesaing, mereka mampu menyegel 5 kali menang dari 7 laga.
”Ini mungkin terdengar absurd, tetapi saya percaya hanya Blazers yang bisa menumbangkan Lakers (unggulan teratas) di babak pertama play off,” kata Williams yang merupakan mantan pebasket Chicago Bulls itu.
Apalagi, point guard veteran Blazers Lillard semakin ”menggila”. Dalam dua laga terakhir, dia menyumbang 51 poin dan 61 poin. Menurut Lillard, dia datang ke Orlando hanya untuk satu tujuan yaitu lolos ke play off. ”Pekerjaan kami belum selesai, tetapi kami pastikan akan bertarung habis-habisan,” ujarnya.
Sama halnya dengan Blazers, Grizzlies juga akan memastikan diri ke play-in jika menang di laga terakhir. Namun, kemenangan tampaknya menjadi hal yang langka bagi tim yang diperkuat kandidat rookie of the year, Ja Morant, tersebut. Di Orlando, mereka baru menang sekali dari tujuh pertandingan.
Di laga terakhir, duel para pejuang play off ini penuh dengan teka-teki. Lawan-lawan mereka merupakan tim yang sudah memastikan diri ke play off. Hal itu bisa membuat mereka menang mudah karena hampir pasti lawannya tidak akan menurunkan rotasi skuad terbaik.
Namun, teori itu tidak bisa berlaku sepenuhnya di lapangan. Buktinya, Grizzlies baru saja takluk dari Celtics, 107-122, yang sudah tidak punya kepentingan di musim reguler. Padahal, Celtics tidak memainkan pemain bintangnya lebih dari 32 menit.
Jika Blazers dan Grizzlies terpeleset, sang kuda hitam Suns dan Spurs sudah bersiap untuk menyodok posisi mereka. Tentunya dengan posisi yang lebih tinggi, Suns lebih berpeluang masuk ke play-in dibandingkan Spurs.
Satu kemenangan lagi tentu tidak akan sulit bagi Suns yang telah menyapu bersih tujuh pertandingan terakhir. Posisi moral Devin Booker dan rekan-rekan sedang tinggi karena kemenangan beruntun tersebut.
Meski nasibnya tergantung dari laga lain, Suns justru bisa mengejutkan karena mereka tidak punya beban di laga terakhir. Saat masuk ke Orlando, tidak ada satu pun yang mengunggulkan mereka bisa bersaing sejauh ini.
”Inilah hidup. Kami hanya bisa mengontrol apa yang kami punya. Itu yang akan kami lakukan di delapan pertandingan (Orlando). Saya tidak berpikir akan ada wajah sedih meski kami tidak lolos,” kata Booker seusai membawa Suns menang atas 76ers lewat sumbangan 35 poin.
Di urutan terbawah, kans Spurs memang paling kecil untuk lolos. Namun, mereka sama sekali belum bisa dihapuskan dari persaingan. Sejarah membuktikan, Gregg Popovich selalu bisa membawa Spurs lolos play off dalam kondisi apa pun, selama 22 musim terakhir. Pengalaman Popovich itu yang bisa membedakan Spurs dengan para pesaingnya.
Popovich sendiri lebih memilih untuk realistis. Lolos ke play off bukanlah tujuan utamanya musim ini. ”Saya pikir kami tidak punya peluang juara musim ini. Hal terpenting adalah kami bisa mempersiapkan tim untuk musim depan,” ujar pelatih tim nasional basket Amerika Serikat itu.
Adapun turnamen play-in akan dilangsungkan untuk pertama kalinya sejak terakhir pada 1956. Play-in hadir musim ini di Orlando karena keputusan liga untuk memangkas sisa laga di musim reguler. Agar tetap adil, peringkat ke-9 masih punya kans lolos play off asalkan berjarak kurang dari empat kemenangan. (AP)