Ketangguhan mental bertanding Atletico Madrid akan diuji oleh RB Leipzig dalam laga perempat final Liga Champions, Jumat dini hari WIB. Atletico optimistis mampu membawa pulang trofi Liga Champions ke Madrid.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LISABON, RABU — Optimisme tinggi tengah dirasakan oleh skuad Atletico Madrid jelang laga perempat final Liga Champions melawan RB Leipzig di Stadion Jose Alvalade, Lisabon, Portugal, Jumat (14/8/2020) pukul 02.00 WIB. Atletico tiba di Lisabon, Portugal, dengan menyandang predikat penakluk tim juara bertahan, Liverpool, sekaligus belum terkalahkan di 11 laga Liga Spanyol di masa pandemi Covid-19.
Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dalam penampilan Atletico di musim ini. Di Liga Spanyol, anak asuhan Diego Simeone gagal menemukan konsistensi sehingga hanya mampu bersaing mengamankan peringkat ketiga. Sementara itu, kiprah di Liga Champions juga tidak cukup menarik decak kagum khalayak, kecuali keberhasilan menumbangkan Liverpool di babak 16 besar dengan skor agregat 4-2.
Secara statistik, Atletico juga tidak memiliki catatan menyerang yang mengagumkan di Liga Champions musim ini. Dari delapan tim di babak perempat final, jumlah 12 gol yang telah dicetak ”Los Rojiblancos” hanya unggul dari Olympique Lyon dengan 11 gol. Tidak ada nama pemain Atletico dalam 20 besar daftar pencetak gol terbanyak di Liga Champions musim 2019-2020. Pasalnya, pengumpul gol terbanyak Atletico dipegang oleh Alvaro Morata yang baru menciptakan tiga gol dan satu asis.
Jumlah gol itu kalah dibandingkan duo Leipzig, Marcel Sabitzer dan Emil Forsberg, yang masing-masing telah mencetak empat gol. Bahkan, mantan kapten Leipzig, Timo Werner, yang memilih bergabung dengan Chelsea di musim panas ini juga telah mencetak empat gol.
Sementara itu, kekuatan Atletico dalam beberapa musim terakhir dengan kokohnya pertahanan juga tidak terlihat karena dari delapan laga Liga Champions gawang Jan Oblak telah kebobolan tujuh kali.
Meski begitu, secara individu, Oblak menjadi kiper dengan catatan tanpa kebobolan terbanyak kedua dengan empat laga tidak kebobolan, sedangkan kiper yang mampu menjaga gawangnya lebih banyak tanpa kebobolan ialah kiper Paris Saint-Germain, Keylor Navas, yang mampu menjaga keutuhan gawangnya dalam lima laga.
Tetapi, data-data itu hanyalah sekedar angka bagi Simeone. ”El Cholo”, panggilan Simeone, menekankan pemahaman karakter bertanding sebagai sebuah tim di atas segalanya. Meskipun Atletico dihuni pemain muda berbakat dan memiliki skuad yang bernilai pasar 783 juta euro (Rp 13,6 triliun) atau urutan kedelapan tim termahal dari 32 peserta Liga Champions musim ini, tidak ada individu yang menonjol di Atletico.
Karakter kebersamaan itu menghadirkan kekuatan mental yang tangguh bagi skuad Los Rojiblancos. Menjadi runner-up Liga Champions di edisi 2013-2014 dan 2015-2016 adalah bukti nyata bahwa mentalitas tangguh mampu membawa Atletico sebagai salah satu tim elite di Eropa.
Di musim ini, Simeone juga telah menunjukkan kekuatan mental pasukannya ketika mampu menyamakan ketinggalan dua gol dari Juventus di laga perdana fase grup Liga Champions musim ini, serta menang 3-2 atas Liverpool lewat drama perpanjangan waktu pada laga kedua babak 16 besar di Stadion Anfield, 12 Maret lalu.
”Simeone selalu meminta kami untuk selalu menjaga fokus dan menganggap setiap menit, bahkan detik, begitu penting. Atletico telah memiliki pengalaman gagal memenangi Liga Champions hanya karena kehilangan fokus beberapa menit sehingga Simeone selalu menekankan untuk tidak gentar dan siap melawan siapa pun,” ucap penyerang muda Atletico, Joao Felix, dilansir Marca edisi Rabu (12/8/2020).
Felix memiliki ambisi besar untuk mempersembahkan trof perdana ”Si Kuping Besar” untuk Atletico karena berkesempatan melangsungkan laga final di rumahnya, Stadion da Luz, markas klub Liga Portugal, Benfica. Sebelum ditebus Atletico sebesar 120 juta euro (Rp 2,1 triliun) pada Juli 2019, Felix memulai karier di akademi Benfica pada 2015, lalu menembus tim utama pada usia 19 tahun.
”Sangat menyenangkan apabila mampu mengangkat piala di Stadion da Luz yang penuh sejarah bagi karier saya. Tetapi, kami perlu berjuang maksimal untuk meraih tiga kemenangan di Liga Champions, yang dimulai dengan menghadapi Leipzig,” kata Felix yang memegang rekor pencetak gol termuda Atletico di Liga Champions pada usia 19 tahun dan 325 hari.
Pemain sayap Atletico, Yannick Carrasco, menambahkan, timnya datang ke Lisabon untuk menebus kegagalan di dua final terdahulu. Apalagi Atletico telah mampu mengalahkan Liverpool, lalu ”mimpi buruk” Atletico di Liga Champions, yaitu Real Madrid, sudah gugur di babak 16 besar. Sebelumnya, Atletico kalah di dua laga final dari Real.
”Atletico sudah pantas meraih gelar Liga Champions. Kami telah mempersiapkan diri agar tidak mengulangi kesalahan terdahulu ketika kemenangan buyar di menit akhir dan kalah dari adu penalti,” kata Carrasco yang berstatus pinjaman dari klub Liga China, Dalian Pro.
Ambil kontrol
Sementara itu, Pelatih RB Leipzig Julian Nagelsmann menganggap Atletico memiliki pengalaman lebih banyak di Liga Champions. Selain itu, menurut dia, kekuatan utama Atletico berada di kokohnya lini pertahanan.
”Kami harus mengontrol tempo dan jalannya pertandingan, kemudian kami membutuhkan lebih banyak kreativitas di zona pertahanan Atletico. Mereka (Atletico) adalah lawan kelas berat,” kata Nagelsmann yang baru merayakan ulang tahun ke-33 pada 23 Juli lalu.
Nagelsmann tidak keliru menganggap Atletico sebagai lawan tersulit anak asuhannya di Liga Champions musim ini. ”Die Roten Bullen”, julukan Leipzig, hanya bertemu tim kelas menengah Eropa di Liga Champions musim ini, seperti Lyon, Benfica, dan Zenit Saint Petersburg. Lalu, Leipzig mampu menumbangkan Tottenham Hotspur, yang inkonsisten, dengan agregat 4-0 di babak 16 besar.
Di sisi lain, Nagelsmann optimistis mampu menutup kehilangan Werner yang telah mencetak 34 gol dan 13 asis bagi Leipzig di musim ini, termasuk 4 gol dan 2 asis di Liga Champions. Adapun Werner menolak bermain untuk Leipzig di babak perempat final Liga Champions karena memilih bergabung dengan Chelsea setelah Liga Jerman rampung, 30 Juli. Chelsea membeli Werner dengan harga 53 juta euro (Rp 921 miliar).
”Timo (Werner) adalah pemain super yang telah mencetak banyak gol, tetapi kami memiliki pemain menyerang berkualitas lain yang mampu menutupi kepergiannya,” ujar Nagelsmann.
Tidak hanya sang pelatih, seluruh pihak di Leipzig juga optimistis mampu menembus babak empat besar Liga Champions. Menurut Direktur Olahraga RB Leipzig Markus Kroesche, kualitas pemain yang tidak terlalu berbeda antara Leipzig dan Atletico, serta laga dilangsungkan di tempat netral, membuka peluang seluruh tim untuk meraih kemenangan.
”Seluruh tim yang datang ke Lisabon ingin meraih titel Liga Champions,” kata Kroesche kepada Kicker TV. (AFP/REUTERS)