Kakak beradik Venus dan Serena Williams akan bertemu di turnamen tenis WTA Lexington, Kentucky, AS. Pertemuan terakhir mereka di lapangan terjadi dua tahun lalu, pada babak ketiga Grand Slam AS Terbuka 2018.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LEXINGTON, KAMIS — Melihat undian turnamen tenis WTA Lexington, Kentucky, Amerika Serikat, bagaikan melihat undian turnamen level tinggi. Setelah pertemuan dua mantan petenis nomor satu dunia dan juara Grand Slam pada babak pertama, Venus Williams dan Victoria Azarenka, penggemar tenis bisa menyaksikan ”big match” lain, yaitu Venus melawan Serena Williams.
Pertemuan dua bersaudara itu akan terjadi pada babak kedua yang berlangsung pada Kamis (13/8/2020) siang waktu setempat atau Kamis tengah malam waktu Indonesia. ”Itu akan menjadi pertemuan yang spesial. Persaingan kami berlanjut lagi,” kata Venus yang mengalahkan Azarenka pada babak pertama.
Kakak-adik yang hanya berbeda usia setahun itu—Venus berusia 40 tahun dan Serena akan berusia 39 tahun pada 26 September—telah bersaing 30 kali. Serena unggul 18-12 atas kakaknya.
Namun, pertemuan terakhir mereka telah berlangsung dua tahun lalu, pada babak ketiga Grand Slam AS Terbuka 2018 yang dimenangi Serena, 6-1, 6-2. Mereka seharusnya bertemu lagi pada babak kedua WTA Premier Roma, Italia, 2019, tetapi Serena tak jadi bertanding karena cedera.
Pertandingan di Kentucky menjadi kesempatan bagi Serena dan Venus (dengan total 30 gelar juara Grand Slam) untuk mengukur permainan mereka setelah beristirahat dari kompetisi selama 5-6 bulan. Serena terakhir kali bertanding pada Piala Fed melawan Latvia, pada Februari, sementara Venus tampil pada WTA Monterrey, Meksiko, awal Maret.
Setelah itu, seperti petenis lain di seluruh dunia, mereka hanya bisa menjaga kebugaran di rumah masing-masing karena pandemi Covid-19. Turnamen tenis profesional dihentikan sejak pertengahan Maret. Persaingan petenis putri dimulai kembali dengan bergulirnya WTA Palermo, Italia, 3-9 Agustus, lalu WTA Lexington dan Praha, Ceko, pekan ini, sementara turnamen putra belum dimulai.
”Saya belum bertanding dalam waktu lama, jadi saya ingin melawan petenis terbaik. Keinginan saya terkabul karena akan bertemu Serena,” canda Venus tentang pertemuan ke-31 dengan adiknya.
Sementara Serena memberi penilaian lebih serius pada pertemuan itu. Dia menyesalkan persaingan yang akan terjadi pada babak kedua. ”Saya sudah sering bertemu Venus pada babak-babak awal. Itu sangat mengesalkan,” katanya.
Bertemu pertama kali pada babak ketiga Australia Terbuka 1998, yang dimenangi Venus, persaingan kali ini akan berbeda. Untuk pertama kali Serena dan Venus bersaing dalam turnamen level rendah. Berstatus WTA Internasional, turnamen di Lexington berada di bawah turnamen-turnamen WTA Premier yang berlevel lebih tinggi.
Pertemuan tersebut akan terjadi dalam suasana tanpa penonton, atomosfer yang tak asing untuk keduanya. Sejak masa kecil, Serena dan Venus berlatih bersama di bawah asuhan ayah yang menjadi pelatih mereka, Richard Williams. Persaingan tenis profesional dimasuki Venus pada 1994, sementara Serena menyusul pada tahun berikutnya.
Diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19, tak ada penonton pada WTA Lexington. Untuk mencegah penularan, turnamen ini mengurangi jumlah petugas lapangan. Hanya ada wasit, empat penjaga garis, dan tiga pemungut bola pada setiap pertandingan. Biasanya, setidaknya ada tujuh penjaga garis dan enam pemungut bola dalam setiap laga.
Karier panjang
Serena dan Venus, seperti halnya Roger Federer, telah menjadi contoh bahwa hasrat mereka pada tenis tak padam karena faktor usia. Pandemi Covid-19, yang seharusnya mengganggu karier atlet-atlet berusia ”tua”, tak berpengaruh pada dua bersaudara terbaik di arena tenis profesional itu.
Serena berlatih dengan fasilitas tempat latihan kebugaran dan lapangan tenis yang dibuatkan suamianya, Alexis, di rumah mereka di Florida. Dia mengganti raketnya dengan kepala raket lebih kecil untuk menghadapi turnamen-turnamen berikutnya, termasuk Grand Slam AS Terbuka, 31 Agustus-13 September. Hal itu dilakukan agar Serena bisa lebih mengontrol pukulannya.
Penampilannya belum begitu baik ketika berhadapan dengan sesama petenis AS, Bernarda Pera, pada babak pertama. Serena, bahkan, kehilangan set pertama yang akhirnya menang, 4-6, 6-4, 6-1. Namun, ibu dari satu anak itu bisa menunjukkan ketenangannya dalam bertahan untuk membalikkan keadaan.
Sementara, Venus, menggunakan masa istirahat turnamen untuk mengubah gerakan servis dan forehand. Hal itu menghasilkan kemenangan mudah atas juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, Azarenka, 6-3, 6-2, pada babak pertama.
”Saya mulai terbiasa dengan masa-masa tak ada turnamen. Itu saya manfaatkan untuk mengevaluasi permainan saya. Banyak hal yang diperbaiki dan saya senang mendapat kesempatan itu. Kini, saat makin banyak pertandingan yang bisa saya jalani, akan makin baik permainan saya,” ujar Venus.
Pertemuan Serena dan Venus yang akan menjadi salah satu ”big match” di Lexington tak luput dari perhatian petenis lain, salah satunya dari generasi penerus mereka, Cori ”Coco” Gauff. Coco memastikan lolos ke perempat final setelah mengalahkan petenis peringkat ke-11 dunia, Aryna Sabalenka, 7-6 (4), 4-6, 6-4, pada babak kedua.
”Tentu saja, saya akan menonton pertandingan itu jika tidak ada latihan atau hal lainnya. Mungkin saja itu akan menjadi kesempatan terakhir mereka bersaing di lapangan, saya tak tahu. Banyak orang yang pernah mengatakan hal itu, tetapi mereka masih bisa bersaing lagi,” ujar petenis berusia 16 tahun yang menjadikan Williams bersaudara sebagai idolanya. (AP/REUTERS)