Lonjakan kasus positif Covid-19 di Cirebon, Jawa Barat, menyebabkan ruangan isolasi di sejumlah rumah sakit nyaris penuh. Hanya tersisa satu sampai dua tempat tidur di sejumlah rumah sakit.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 di Cirebon, Jawa Barat, menyebabkan ruangan isolasi di sejumlah rumah sakit nyaris penuh. Peningkatan pelayanan kesehatan dan kerja sama dengan daerah lain pun dilakukan agar pasien Covid-19 tetap dapat ditangani.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, per Kamis (13/8/2020), sekitar 90 persen dari 84 tempat tidur di ruangan isolasi yang tersebar di tujuh rumah sakit telah terisi. ”Hanya satu sampai dua tempat tidur yang kosong di setiap rumah sakit,” kata Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto.
Bahkan, lanjutnya, 37 tempat tidur di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati sudah penuh. RS rujukan penanganan Covid-19 di Jabar timur ini tidak hanya merawat warga dari Kota Cirebon, tetapi juga Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Tingginya okupansi tempat tidur tersebut disebabkan lonjakan kasus positif Covid-19 di Cirebon dan sekitarnya. Kasus positif di Kota Cirebon tercatat 49 orang.
Dari jumlah itu, 5 di antaranya meninggal, 14 orang diisolasi, dan 30 orang lainnya dinyatakan sembuh. Dalam sebulan, tercatat penambahan 20 kasus positif.
”Ini indikasi second wave (gelombang kedua) penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon sudah terjadi karena kasus meningkat dua kali lipat. Hati-hati,” ungkap Edy.
Lonjakan kasus terjadi seiring dengan pembukaan kegiatan ekonomi dan transportasi sehingga setiap orang yang berkerumun serta tidak menerapkan protokol kesehatan berpotensi terpapar Covid-19 di mana pun. Bahkan, enam tenaga kesehatan yang bekerja di Kota Cirebon tercatat positif Covid-19.
Untuk mengantisipasi ruangan isolasi yang penuh di tengah lonjakan kasus, pihaknya meningkatkan layanan kesehatan dan bekerja sama dengan rumah sakit di daerah lain. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana di Jalan Sudarsono, misalnya, dijadikan tempat isolasi tambahan bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Gedung yang berada tepat di samping RSD Gunung Jati itu mampu menampung 40 pasien. Seluruh kebutuhan makan dan minum selama karantina menjadi tanggung jawab pemda. Tes usap tenggorokan juga digelar di sana. Fasilitas tersebut disiapkan hingga Desember mendatang.
Pada saat yang sama, pihaknya terus memperluas cakupan tes usap. Hingga kini, 2.676 orang sudah dites. Pihaknya menargetkan 5.000 tes usap atau 1,48 persen dari penduduk Kota Cirebon hingga akhir tahun ini.
Di Kabupaten Cirebon, kasus positif Covid-19 juga melonjak seiring meluasnya cakupan tes usap. Hingga kini, 10.389 orang telah menjalani tes usap. Hasilnya, 108 orang positif Covid-19. Jumlah ini tertinggi di Jabar timur.
Dari 108 kasus, 6 orang meninggal dan 42 orang lainnya dinyatakan sembuh. Adapun yang menjalani isolasi di rumah sakit atau karantina mandiri di rumah sebanyak 60 orang.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana, mengatakan, dari sekitar 100 tempat tidur di ruangan isolasi, setengahnya masih kosong. ”Pasien positif yang tidak bergejala bisa karantina mandiri di rumah dengan pengawasan puskesmas,” ucapnya.