Institut Konfusius Dicurigai Sebarkan Propaganda China
›
Institut Konfusius Dicurigai...
Iklan
Institut Konfusius Dicurigai Sebarkan Propaganda China
Hubungan antara Amerika Serikat dan China semakin meruncing. Tak hanya dalam bidang politik dan perdagangan, ketegangan kedua negara pun kini berimbas pada isu sosial dan budaya.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Hubungan bilateral Amerika Serikat dan China terlihat kian buruk. Kali ini, Pemerintah AS mengharuskan Pusat Institut Konfusius AS, lembaga yang didanai Pemerintah China dan beroperasi di AS, untuk mendaftarkan diri sebagai misi luar negeri.
Pusat Institut Konfusius AS yang bermarkas di Washington, AS, selama ini dianggap sebagai entitas yang mendorong propaganda global China dan menyebarkan pengaruh buruk di kampus-kampus dan ruang-ruang kelas di AS. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memaparkan hal itu dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (13/8/2020).
Diplomat AS untuk Asia Timur, David Stilwell, menjelaskan Institut Konfusius di AS tidak ditendang keluar dari AS. Kampus-kampus perguruan tinggi di AS hanya diminta untuk lebih memperhatikan dan mengawasi kegiatan lembaga itu di kampus-kampus. ”Pertukaran akademik tetap harus dilakukan dan pemerintah tidak bisa ikut campur urusan itu,” ujarnya.
Menanggapi Pompeo, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menegaskan, China mengecam sikap AS itu karena menjelekkan dan memberi stigma pada program yang selama ini menjalankan tugasnya dengan baik. ”Lembaga itu terbuka dan transparan serta mematuhi aturan hukum daerah dan kampus setempat,” ujarnya.
Pengaruh PKC
Pompeo berdalih tindakan itu harus dilakukan untuk memastikan agar sekolah-sekolah di AS bisa memilih dengan baik apakah program-program yang didukung Partai Komunis China (PKC) itu perlu dilanjutkan atau tidak. Jika merasa perlu dilanjutan, akan dilakukan dengan cara apa.
”Pemerintah hanya ingin memastikan siswa dan mahasiswa bisa belajar bahasa dan budaya China tanpa dimanipulasi PKC dan perpanjangan tangannya,” ujarnya.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, kata Pompeo, menginginkan perlakuan yang adil dan imbal balik dari China yang sudah menikmati akses yang bebas dan terbuka di masyarakat AS. Ini karena China dianggap tidak memberikan perlakuan yang sama terhadap warga AS dan warga asing lain di China.
Tahun lalu, Departemen Pendidikan AS berjanji akan memantau institut itu dengan ketat sesuai permintaan kongres yang menganggap institut itu perpanjangan tangan propaganda de facto dari pemerintahan PKC.
Pada Juni lalu, Kemenlu AS mengumumkan akan mulai memperlakukan empat media China sebagai perwakilan asing dan menjadi corong Beijing. Hubungan AS dan China kini berada di kondisi terburuk selama 10 tahun terakhir. Kedua negara dengan ekonomi terkuat di dunia itu ribut di segala urusan mulai dari cara penanganan pandemi Covid-19 hingga upaya China memberangus kebebasan rakyat di Hong Kong. AS juga menuding China sibuk memata-matai AS untuk mencuri rahasia bisnis dan militer AS.
Stilwell mengatakan, China tidak melakukan apa pun untuk menangani kekhawatiran AS akan memburuknya hubungan bilateral antara kedua negara. ”Kami masih membahas ini dan menekankan China perlu menangani apa yang menjadi kekhawatiran kami. Kalau tidak, kami akan bertindak,” ujarnya.
Di AS terdapat sekitar 500 ruang kelas Konfusius di AS yang berafiliasi dengan Institut Konfusius. Menurut organisasi nonprofit, National Association of Scholars, terdapat 75 Institut Konfisius di AS per Juni lalu, termasuk 66 di kampus sekolah tinggi dan universitas. Asosiasi itu menilai institut itu mengompromikan kebebasan akademik dan menentang norma-norma transparansi Barat. Namun, China membantah anggapan itu dan menilai penilaian itu politis dan tidak berdasar. (REUTERS)