Jadikan Ekspor Momentum Memulihkan Kejayaan Bawang Putih Brebes
›
Jadikan Ekspor Momentum...
Iklan
Jadikan Ekspor Momentum Memulihkan Kejayaan Bawang Putih Brebes
Indonesia kembali mengekspor bawang putih ke Taiwan setelah seperempat abad berhenti. Ekspor ini diharapkan menjadi momentum untuk mengembalikan kejayaan bawang putih Indonesia.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Setelah lebih kurang 26 tahun terhenti, Indonesia kembali mengekspor bawang putih ke Taiwan. Ekspor komoditas dari Kabupaten Brebes ini dijadikan momentum untuk mengembalikan kejayaan pertanian bawang putih di wilayah tersebut.
Perusahaan agroindustri asal Brebes, PT Agri Indo Sejahtera, mengekspor 15 ton bawang putih senilai Rp 285 juta ke Taiwan, Rabu (12/8/2020). Komoditas bawang putih yang diekspor berasal dari Brebes serta Kabupaten Lombok Timur dan beberapa daerah di Jawa Tengah, yakni Temanggung, Karanganyar, dan Magelang.
Dalam acara pelepasan ekspor perdana bawang putih, Rabu, di Brebes, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menuturkan, Indonesia pernah swasembada bawang putih pada 1994. Kala itu, ada 100 kabupaten dan kota yang menjadi sentra penghasil bawang putih di Indonesia.
Setelah 1994, Indonesia sudah tidak lagi mengekspor bawang putih. Justru banyak bawang putih impor membanjiri Indonesia. Untuk menarik minat beli, bawang putih impor dijual dengan harga lebih murah daripada bawang putih lokal. Harga bawang putih lokal hancur, kemudian para petani memilih untuk beralih komoditas.
Oleh karena jumlah petani bawang putih sudah tidak banyak, Indonesia terpaksa harus bergantung pada impor bawang putih. Menurut Prihasto, Indonesia harus mengimpor bawang putih hingga 470.000 ton per tahun untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
”Ekspor ini membuktikan bahwa bawang putih lokal masih laku di pasar luar negeri. Hal ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian, yakni gerakan tiga kali lipat ekspor atau Gratieks. Program ini bertujuan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor produk pertanian,” kata Prihasto.
Direktur PT Agri Indo Sejahtera Benny Santoso mengatakan, saat ini ada permintaan sekitar 1.000 ton bawang putih dari luar negeri. Kendati demikian, pihaknya hanya mampu mengirimkan 15 ton. Tingginya permintaan itu dinilai Benny bisa menjadi peluang yang harus ditangkap oleh petani bawang putih lokal.
”Peluang ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh petani lokal untuk mengenalkan kembali bawang putih lokal ke dunia luar,” ucap Benny.
Upaya mengembalikan kejayaan bawang putih di Brebes juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes. Salah satu caranya dengan memperluas lahan tanam bawang putih.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes mencatat, luasan lahan tanam bawang putih pada 1997 sekitar 100 hektar. Luasan lahan itu terus berkurang seiring ditinggalkannya komoditas bawang putih.
Pada tahun 2000-an, hampir tidak ada lahan tanam bawang putih di Brebes. Tiga tahun terakhir, bawang putih mulai kembali ditanam di Kecamatan Paguyangan dan Sirampog. Kini, luasan lahan tanam bawang putih di dua daerah itu sudah mencapai 40 hektar.
Tak hanya luasan lahan yang berkurang, produksi bawang putih di Brebes juga belum sebanyak dahulu. Sekitar 23 tahun lalu, Brebes mampu memproduksi bawang putih hingga 13 ton per hektar. Tiga tahun terakhir, produksi bawang putih Brebes sekitar 7 ton per hektar.
”Ekspor ini diharapkan menjadi pengingat bahwa Brebes mampu menghasilkan dan mengekspor bawang putih. Semoga, setelah ini, banyak petani yang mau kembali menanam bawang putih. Dengan begitu, luasan lahan tanam bawang putih bisa bertambah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes Yulia Hendrawati.
Yulia menambahkan, salah satu keunggulan bawang putih Indonesia adalah bercita rasa kuat. Kendati demikian, ukuran bawang putih Indonesia lebih kecil daripada bawang putih impor.
Rata-rata bawang putih impor memiliki diameter sekitar 3 sentimeter. Adapun bawang putih yang dihasilkan di Brebes memiliki diameter 1,5-2 sentimeter.
”Untuk mengatasi hal tersebut, kami mengalokasikan anggaran Rp 68 juta untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan yang bisa memperbesar umbi bawang putih. Harapannya, produk bawang putih lokal bisa bersaing dengan bawang putih impor,” ucap Yulia.