Yang Diterima di Perguruan Tinggi Semringah, yang Gagal Enggan Menyerah
›
Yang Diterima di Perguruan...
Iklan
Yang Diterima di Perguruan Tinggi Semringah, yang Gagal Enggan Menyerah
Sebagian calon mahasiswa gembira mendapati pengumuman Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2020. Sebagian lagi lesu karena gagal diterima di PTN idaman, tetapi mereka menolak untuk meratapi nasib.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keceriaan tergambar dari para calon mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi 2020. Sementara calon mahasiswa yang gagal menolak untuk meratapi nasib.
Lutfi Harjanto (17) gemetaran melihat hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020. Kuliah di kampus impian menjadi kenyataan. ”Aku masih gemetaran banget, nih. Enggak nyangka bisa lulus keterima di Institut Teknologi Bandung,” katanya ketika dihubungi seusai pengumuman SBMPTN 2020, Jumat (14/8/2020).
Studi tentang perencanaan wilayah dan kota (PWK) menjadi target utama Lutfi. Dia mengambil jurusan ini karena tertarik dengan pembangunan di Indonesia. Soal transportasi umum, hak pejalan kaki, dan masalah lingkungan yang menyertai pembangunan sebuah kota menjadi minatnya.
”PWK ini teknik, tapi banyak materi sosialnya. Jadi, enggak terlalu teknik banget. Aku suka saja, he-he-he,” katanya.
Lulusan SMAN 2 Tangerang, Banten, ini mempersiapkan diri dengan mengikuti program bimbingan belajar. Berhubung pandemi Covid-19, bimbingan belajar dilakukan secara daring.
Ia mengaku kurang terbantu dengan sistem daring tersebut. Oleh sebab itu, dia juga belajar sendiri melalui internet dan media sosial. ”Aku cari soal-soal dari internet dan Twitter. Terus ikut try out-try out online gitu. Ikut grup chat belajar juga dari Twitter. Pokoknya kalau aku, sih, sekarang belajarnya mandiri banget dan ngandelin internet,” katanya lagi.
M Yusuf (17), lulusan SMK Negeri 1 Darul Aman, Aceh Timur, juga dinyatakan diterima di Universitas Malikussaleh Aceh Utara melalui jalur SBMPTN. Sebentar lagi ia akan menjadi mahasiswa di Jurusan Kewirausahaan yang merupakan pilihan utamanya.
”Syukurlah, pertama kali nyoba dan langsung lolos,” katanya dengan nada bersemangat.
Yusuf mengaku sudah mempersiapkan diri sejak sebulan sebelum pelaksanaan tes SBMPTN. Ia berlatih menggunakan soal-soal tes SBMPTN tahun 2019 yang ia unduh melalui mesin pencarian Google.
”Kalau kursus atau bimbingan belajar gitu saya tidak ikut. Cuma lihat soal-soal tahun lalu,” katanya.
Kendati belum mendapatkan kepastian dari kampus mengenai hari pertama perkuliahan, Yusuf akan pergi ke Aceh Utara pada awal September mendatang. Menurut rencana, ia akan mencari indekos sekaligus pekerjaan sampingan di sana.
”Di sana ada rumah saudara, tapi saya lebih baik indekos karena mau cari kerja sampingan juga,” katanya.
Di Semarang, Jawa Tengah, Putri Aulia Rosita pun girang bisa menembus perguruan tinggi negeri. ”Aduh, pas mau lihat pengumuman rasanya deg-degan karena takut mengecewakan orangtua,” katanya.
Putri diterima di UPN Veteran Jawa Timur, Program Studi Pariwisata. Dia kebetulan suka berpelesir. ”Menariknya jurusan ini karena lebih sering ketemu orang baru, terus juga belajar tentang destinasi wisata, perhotelan, dan lain lain,” katanya.
Gagal lagi
Sementara itu, Indra Purnama (19), lulusan SMA Negeri 2 Pemalang, Jawa Tengah, harus kembali menelan pil pahit pada pengumuman SBMPTN tahun ini. Pasalnya, setelah gagal lolos SBMPTN pada tahun lalu, kini ia mengalami hal serupa.
”Kebetulan ini kali kedua saya nyoba. Ya, walaupun kecewa, masih semangat dan bersyukur. Memang enggak ditakdirkan sama SBMPTN,” ungkapnya.
Indra memendam keinginannya untuk kuliah setelah gagal pada percobaan pertama. Ia berharap bisa berkuliah di kampus negeri pada tahun ini. Sembari mempersiapkan diri, selama setahun terakhir ia bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Tahun ini, ia memilih Jurusan Sosiologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, di pilihan pertama. Adapun pilihan kedua, ia memilih Jurusan Administrasi Negara Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah.
”Tahun lalu saya pilih jurusan yang sama. Bedanya, pilihan pertama saya pilih UIN Walisongo, Semarang,” katanya.
Satu jam setelah melihat pengumuman SBMPTN pada pukul 15.00, Indra mengaku masih ingin menenangkan diri. Ia masih mengumpulkan nyali untuk membicarakan kelanjutan nasibnya bersama orangtua.
”Kemungkinan, sih, ambil kampus swasta. Tapi belum tahu. Mau koordinasi dulu dengan orangtua. Pokoknya tetap semangat,” katanya.