Sebanyak 138 Pasien Sembuh, Tak Ada Lagi Kluster Pasar Besar Palangkaraya
›
Sebanyak 138 Pasien Sembuh,...
Iklan
Sebanyak 138 Pasien Sembuh, Tak Ada Lagi Kluster Pasar Besar Palangkaraya
Sebanyak 138 pasien dari kluster Pasar Besar Palangkaraya yang merupakan pedagang, pembeli, dan pengelola pasar sudah sembuh. Artinya, tak ada lagi pasien dari kluster Pasar Besar.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kluster Pasar Besar di Palangkaraya berakhir. Sebanyak 138 pasien sudah sembuh, tujuh orang lainnya meninggal. Mereka merupakan pedagang, pembeli, atau pengelola di pasar. Pasar selama ini selalu mendapat perhatian lebih karena penyebaran yang tinggi.
Ketua Harian Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abdiyani mengungkapkan, tidak ada lagi kluster Pasar Besar Palangkaraya karena semua pasiennya sudah sembuh. Sebagian besar pasien dari kluster itu sudah mulai beraktivitas kembali dengan lebih memperhatikan protokol kesehatan.
”Bahkan masih ada yang karantina mandiri. Yang jelas semuanya kami pantau tak hanya kesehatan, pemerintah juga beri bantuan sosial,” kata Emi di Palangkaraya, Jumat (14/8/2020).
Kluster Pasar Besar Palangkaraya ditelusuri pertama kali pada awal bulan Juli lalu dan ditemukan enam kasus. Seiring waktu, tim penelusur menemukan 145 kasus terkonfirmasi positif, tujuh orang di antaranya bahkan meninggal. Sisanya, 138 orang, kini sudah sembuh atau mendapatkan dua kali hasil negatif pada uji usap.
”Hal ini menjadi kabar baik sekaligus pelajaran bagi kita semua untuk terus berhati-hati dan menjalankan protokol kesehatan,” kata Emi.
Kota Palangkaraya merupakan wilayah dengan jumlah kasus terbanyak di Kalimantan Tengah. Setidaknya hingga kini terdapat 769 orang positif Covid-19, sebanyak 520 orang di antaranya sudah sembuh dan sebanyak 49 orang meninggal.
Hal ini menjadi kabar baik sekaligus pelajaran bagi kita semua untuk terus berhati-hati dan menjalankan protokol kesehatan.
Emi menjelaskan, pihaknya akan berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi tentang menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau yang dikenal dengan 3M. Beragam upaya dilakukan untuk mengingatkan masyarakat.
Meskipun demikian, beberapa kali pihaknya masih mendapatkan warga yang enggan bermasker di fasilitas umum atau tempat usaha lainnya, seperti rumah makan atau kafe. ”Kami keliling terus juga supaya masyarakat merasa diingatkan lagi,” katanya.
Dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kalteng, pada Jumat sore terdapat penambahan 20 kasus baru sehingga totalnya menjadi 2.135 kasus. Sementara kasus sembuh pun bertambah hingga 14 orang dari Kamis (13/8/2020) sehingga totalnya menjadi 1.580 orang.
Ketua Harian Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Darliansjah mengungkapkan, saat ini pihaknya tidak hanya fokus pada penanganan pasien dan pencegahan. Pihaknya juga menyusun kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan perekonomian di tengah pandemi.
Pemerintah Provinsi Kalteng menggelontorkan dana hingga Rp 1,4 triliun. Anggaran itu belum terpakai seluruhnya dan masih akan terus digunakan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah mematikan tersebut, menyembuhkan pasien, dan untuk memberikan bantuan sosial kepada kelompok pekerja informal yang terdampak pandemi.
”Kebijakannya masih disusun, peraturan pergub nanti juga tidak hanya soal penanganan, tetapi akan melihat sisi ekonomi juga,” kata Darliansjah.
Menurut Darliansjah, salah satu wilayah yang bisa dicontoh adalah Kota Palangkaraya yang sudah membuat berbagai langkah untuk meningkatkan dan menggairahkan kembali perekonomian di Kalteng.
”Intinya, anggaran itu digunakan untuk kepentingan masyarakat. Kami berupaya lewat beragam cara, salah satunya kebijakan yang terus didorong untuk menghentikan penyebaran wabah, juga perekonomian,” kata Darliansjah.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Suyuti menjelaskan, pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan spesimen usap sebagai upaya utama penanganan Covid-19. Hingga kini sudah ada delapan alat yang bisa digunakan untuk memeriksa spesimen usap dengan kapasitas 400-500 spesimen per hari.
”Kami utamakan hasil penelusuran tim untuk diuji usap dan pasien yang ada di rumah sakit supaya tidak membuat sesak atau melebihi kapasitas,” kata Suyuti yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.
Hingga kini pemeriksaan uji usap masih minim. Petugas baru memeriksa 8.643 spesimen atau 0,3 persen dari total populasi penduduk di Kalteng yang mencapai 2,7 juta orang.
”Selama protokol dijalankan, penyebaran bisa dihentikan, kasus pun dapat ditekan. Semua juga akan diperiksa (uji usap), ada juga yang hanya perlu tes cepat saja,” kata Suyuti.
Setidaknya sampai saat ini pihaknya sudah melakukan tes cepat untuk 27.000 orang. Pihaknya banyak fokus di pasar-pasar tradisional yang paling rawan menjadi kluster baru.