WHO Tepis Korona di Rantai Pasok Makanan yang Dilaporkan China
›
WHO Tepis Korona di Rantai...
Iklan
WHO Tepis Korona di Rantai Pasok Makanan yang Dilaporkan China
China melaporkan jejak virus korona baru dalam kargo makanan beku impor di dua kota China. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia menepis kemungkinan risiko virus itu terbawa melalui rantai pasokan makanan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BEIJING, KAMIS — Otoritas China melaporkan jejak virus korona baru pembawa Covid-19 dalam kargo makanan beku impor di dua kota China, Kamis (13/8/2020). Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menepis kemungkinan risiko virus itu terbawa melalui rantai pasok makanan, termasuk dalam rantai pasokan global.
Pemerintah Shenzhen melaporkan hasil tes sampel yang diambil dari permukaan sayap ayam beku yang diimpor dari Brasil positif mengandung virus SARS-CoV-2. Otoritas setempat mengidentifikasi ayam tersebut berasal dari pabrik yang dimiliki oleh Aurora, eksportir unggas dan babi terbesar ketiga di Brasil. Otoritas wilayah Xian di barat laut China juga melaporkan hal serupa. Virus korona tipe baru itu dinyatakan ada dalam sampel kemasan luar dari udang beku yang diimpor dari Ekuador.
Penemuan tersebut meningkatkan kekhawatiran baru bahwa virus korona tipe baru itu dapat menyebar ke permukaan dan memasuki rantai makanan. Padahal, pada saat yang sama, jumlah kasus penularan Covid-19 terus meningkat secara global. Sehari sebelumnya, para pejabat mulai menyelidiki kemungkinan kasus Covid-19 terbaru di Selandia Baru adalah kasus impor virus yang masuk ke negara itu melalui impor barang. Kasus Covid-19 di Selandia Baru terbaru itu adalah kasus pertama dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan sejak negara tersebut dinyatakan bebas Covid-19.
Virus korona tipe baru dinyatakan dapat bertahan hingga dua tahun pada suhu minus 20 derajat celsius. Namun, para ilmuwan dan sejumlah otoritas mengatakan tidak ada bukti kuat sejauh ini virus korona baru dapat menyebar melalui makanan beku.
”Orang tidak boleh takut akan makanan, kemasan makanan, atau pengiriman makanan,” kata Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan, dalam sebuah jumpa pers. Departemen Pertanian dan Kantor Administrasi Makanan serta Obat-obatan AS juga mengatakan hal serupa dalam sebuah pernyataan bersama. ”Tidak ada bukti bahwa orang dapat tertular Covid-19 dari makanan atau dari kemasan makanan,” demikian dikatakan mereka.
Manajemen Aurora mengatakan, mereka belum secara resmi diberi tahu oleh otoritas China tentang dugaan kontaminasi dalam produk mereka. Pihak perseroan mengatakan akan mengambil semua tindakan yang memungkinkan untuk mencegah penyebaran virus korona tipe baru.
Dikatakan bahwa tidak ada bukti penyebaran virus itu terjadi melalui makanan. Kementerian Pertanian Brasil mengatakan, pihaknya juga tengah mencoba melakukan klarifikasi atas hal itu kepada Pemerintah China. Kedutaan Besar Ekuador di Beijing belum dapat dimintai tanggapan.
Pelacakan menyeluruh
Otoritas Kesehatan Shenzhen menyatakan melacak dan menguji semua orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan produk makanan yang berpotensi terkontaminasi virus korona tipe baru itu. Hasilnya dinyatakan semua orang itu negatif Covid-19. ”Sulit untuk mengatakan pada tahap mana ayam beku itu terinfeksi,” kata seorang pejabat eksportir daging Brasil yang berbasis di China.
Hasilnya dinyatakan semua orang itu negatif Covid-19. ”Sulit untuk mengatakan pada tahap mana ayam beku itu terinfeksi,” kata seorang pejabat eksportir daging Brasil yang berbasis di China.
Kantor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Shenzhen mengatakan, masyarakat perlu mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi dari daging dan makanan laut impor. Komisi Kesehatan Provinsi Shaanxi, tempat kota Xian berada, secara terpisah, mengatakan, pihak berwenang sedang menguji orang-orang dan lingkungan sekitarnya yang terkait dengan produk udang yang terkontaminasi. Udang-udang dari hasil pengiriman itu dilaporkan dijual di pasar lokal.
Selain menyaring semua wadah daging dan makanan laut yang masuk ke pelabuhan utama dalam beberapa bulan terakhir, China telah menangguhkan beberapa impor daging dari sejumlah tempat sejak pertengahan Juni lalu. Impor daging yang ditangguhkan termasuk impor dari Brasil. Tujuh pabrik pengolahan daging Argentina untuk sementara juga tidak mengekspor ke China. Ini setelah pabrik-pabrik itu melaporkan kasus positif Covid-19 kepada sejumlah karyawan mereka. Hal itu diungkapkan seorang sumber dari badan kesehatan Argentina.
Kelompok pertama kasus Covid-19 di China dikaitkan dengan pasar makanan laut Huanan di kota Wuhan, China. Studi awal menunjukkan virus itu berasal dari produk hewani yang dijual di pasar itu. Li Fengqin, kepala laboratorium mikrobiologi di Pusat Pengkajian Risiko Keamanan Pangan Nasional China, mengatakan, kemungkinan makanan beku yang terkontaminasi dan telah menyebabkan infeksi baru tidak dapat dikesampingkan. Hal itu dikatakan Li kepada wartawan pada Juni lalu
Pasar Xinfadi, pasar makanan yang luas di ibu kota China, Beijing, juga dikaitkan dengan sekelompok infeksi Covid-19 pada bulan Juni. Pihak berwenang mengatakan, virus itu ditemukan di pasar, pada papan talenan tempat produk ikan salmon impor diiris. Namun, hingga kini bagaiman virus itu masuk ke pasar tersebut belum diketahui. Hal itu dikatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China merujuk pada penyelidikan sejak Juli. Pasar itu, menurut rencana, akan dibuka kembali mulai akhir pekan ini. (REUTERS)