Dari ”Mbecek” Digital, Resepsi ”Drive Thru”, hingga ”Wedding Streaming”
”Kami menikah di masa pandemi, tetapi kami ingin tetap berbagi bahagia dengan bapak, ibu, saudara, dan sahabat tercinta dengan saling menjaga.”
”Kami menikah di masa pandemi, tetapi kami ingin tetap berbagi bahagia dengan bapak, ibu, saudara, dan sahabat tercinta dengan saling menjaga.”
Demikian bunyi undangan yang disebarkan Vicky Hendri Kurniawan (29) dan Hermisa Ade Aprila (23) untuk pernikahannya. Keduanya tahu tidak mudah menikah di masa pandemi, tetapi keduanya juga tahu bahwa teknologi bisa membantu mewujudkan impian mereka.
Vicky dan Ella, begitu keduanya biasa dipanggil, sudah lama memutuskan menikah pada 13 Agustus 2020. Pandemi yang mulai mengguncang Indonesia sejak Maret sempat membuat mereka kebingungan.
Beruntung pada pertengahan Juni wacana penerapan adaptasi kebiasaan baru mulai digulirkan. Mereka kembali punya semangat merancang pernikahan yang mereka impikan.
”Kami mulai pikirkan secara matang, bagaimana akad nikah dan resepsi yang paling aman, minim bersentuhan, dan tidak banyak kerumunan orang. Intinya kami ingin tetap mengadakan pernikahan tanpa mengabaikan risiko,” ucap Vicky.
Sebagai seorang sutradara film, Vicky tentu sudah memiliki skenario yang rapi tentang konsep hari pernikahannya. Pandemi memaksa Vicky sedikit merombak skenario hari pernikahannya agar jalan cerita tetap berjalan tanpa harus mengorbankan pesan yang ingin ia sampaikan.
Baca juga : Sederhana yang Sarat Makna
Alhasil, akad nikah digelar secara terbatas untuk keluarga dan kerabat dekat. Tamu yang hadir harus bisa menunjukkan undangan yang hanya berlaku untuk satu orang. Di undangan tersebut terdapat barcode yang ketika dipindai akan menunjukkan posisi di mana tamu harus duduk. Panitia juga sudah menata kursi-kursi secara berjarak.
Tamu yang datang ke akad nikah juga diwajibkan menggunakan masker. Protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu tubuh dan cuci tangan, juga dilakukan secara ketat. Seperti sudah maklum, para tamu mematuhi semua protokol tersebut.
Saat Vicky dan Ella hendak memohon restu kepada orangtua, dua layar besar di pojok ruangan menampilkan gambar seorang wanita yang tengah menangis sambil sesekali mengusap air mata. Wanita itu ialah Sumiati, ibunda Ella. Sumiati hadir melalui sambungan panggilan video karena sedang berada di Hong Kong.
”Ibu sebenarnya sudah berencana pulang ke Indonesia bulan Juli. Namun, karena pandemi, ibu tidak bisa pulang. Beruntung ada teknologi yang memungkinkan ibu bisa hadir walaupun hanya lewat video call,” ujar Ella yang tampak mencoba tegar.
Dalam kesempatan itu, Sumiati juga sempat menyampaikan beberapa pesan kepada kedua mempelai. Melalui panggilan video itu pula Sumiati menyapa para tamu undangan dan mengucap terima kasih atas doa-doa baik yang dipanjatkan bagi anaknya.
Seluruh keharuan dan kegembiraan yang terjadi saat akad nikah tak hanya dirasakan tamu undangan yang hadir secara langsung di lokasi. Vicky dan Ella juga menyiarkan akad nikah mereka secara langsung melalui media sosial mereka masing-masing.
Salah satu yang menonton siaran langsung di Facebook ialah Putri Akmal. Melalui siaran langsung itu pula Putri bisa berinteraksi lewat kolom komentar. ”Saaahhh. Selamat buat kalian berdua. Samawa dan semakin banyak karya yang diciptakan berdua,” tulis Putri.
Vicky dan Ella juga menyediakan fasilitas pemberian uang sumbangan pernikahan secara digital. Tradisi memberikan uang sumbangan pernikahan atau yang dalam bahasa setempat disebut buwuh atau mbecek memang menjadi hal yang biasa.
Baca juga : Menikah di Tengah Pandemi Senyum Merekah di Balik Masker
Di masa pandemi, memang ada kekhawatiran penyebaran virus SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui benda-benda, termasuk uang. Oleh karena itu, pembayaran melalui digital menjadi solusi yang paling tepat.
Lalu, bagaimana dengan resepsi yang identik dengan pesta yang dihadiri banyak orang. Vicky dan Ella ternyata sudah merancang konsep resepsi yang aman, tanpa sentuhan, dan tanpa kerumunan. Resepsi drive thru.
”Kami merasa resepsi drive thru ini paling aman. Tidak ada sentuhan dan tidak ada kerumunan tamu. Meskipun tanpa jabat tangan dan berpelukan, itu sama sekali tidak mengurangi rasa kegembiraan kami. Kami ingin teman-teman, saudara, dan keluarga sehat semua,” ujar sutradara film Tumiran yang meraih juara dalam Apresiasi Film Indonesia tahun 2015 itu.
Dalam resepsi drive thru, tamu hanya perlu duduk di kendaraannya masing-masing. Petugas akan mengarahkan agar para tamu berkendara ke arah pelaminan. Di pelaminan, para tamu diminta membuka kaca untuk berfoto bersama mempelai.
Kami merasa resepsi drive thru ini paling aman. Tidak ada sentuhan dan tidak ada kerumunan tamu.
Vicky dan Ella dengan ramah menjawab sapaan dan lambaian para tamu yang hadir di resepsi pernikahan mereka. Tak jarang mereka melayani swafoto dari para kerabatnya yang tetap berada di dalam mobil.
Baca juga : Unik Resepsi Pernikahan ”Drive Thru” Jadi Solusi Saat Pandemi
Konsep pernikahan drive thru yang dilakukan Ella dan Vicky ini merupakan yang pertama di Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir sebagai saksi pernikahan mengapresiasi ide Vicky dan Ella.
Anas memang cukup mengenal Vicky. Beberapa video atau film pendek Vicky kerap dipamerkan Anas kepada tamu-tamu pemerintahan. Vicky juga kerap membantu proyek video untuk publikasi Kabupaten Banyuwangi.
”Vicky memang tidak cuma kreatif bikin film. Dia juga jago bikin pernikahan yang sesuai protokol kesehatan, unik, tetapi tidak kehilangan nilai sakral dan khusyuknya. Ini jadi contoh baik bagi pasangan yang ingin menggelar pernikahan di masa adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya.
Di Banyuwangi, saat ini mulai berkembang bisnis yang menawarkan fasilitas pernikahan berbasis teknologi. Salah satu yang mengembangkannya ialah C9 Multimedia milik Yunan Fahmi.
C9 Multimedia ini pula turut membantu menyukseskan pernikahan Vicky dan Ella, termasuk menghadirkan Bu Sumiati dari Hong Kong. Paket video call merupakan salah satu paket yang ditawarkan oleh C9 Multimedia untuk pesta pernikahan.
”Kami juga memiliki paket wedding streaming dan wedding virtual. Layanan ini mulai diminati banyak orang karena selama pandemi banyak pasangan yang ingin menikah, tetapi tidak ingin menciptakan kerumunan massa,” ujar Yunan.
Wedding streaming merupakan layanan siaran langsung pernikahan, mulai dari keberangkatan mempelai pria dan wanita dari rumahnya masing-masing hingga akad nikah tanpa putus dan dapat dilanjutkan untuk siaran langsung resepsi.
Sementara virtual wedding memungkinkan tamu atau keluarga dari tempat berbenda berinteraksi dengan mempelai ataupun tamu yang sedang menonton siaran. Layanan wedding virtual juga memungkinkan pembuatan dekorasi secara virtual dan menghadirkan pengisi hiburan secara virtual dari tempat yang berbeda.
”Kami bisa melakukan wedding streaming atau virtual wedding secara langsung selama empat jam nonstop. Kami juga menyediakan layanan pembayaran sumbangan digital. Tamu undangan hanya perlu memindai barcode di layar tampilan. Setiap transaksi akan langsung dilaporkan ke ponsel pengantin,” ujarnya.
Pandemi memang mengguncang semua sendi kehidupan, termasuk pernikahan. Namun, teknologi membantu agar peristiwa bahagia tersebut masih dapat dirayakan dengan cara yang lain.