Komoditas Pertanian dari Madura Prospektif di Pasar Global Selama Pandemi
›
Komoditas Pertanian dari...
Iklan
Komoditas Pertanian dari Madura Prospektif di Pasar Global Selama Pandemi
Sejumlah komoditas dari Pulau Madura prospektif di pasar global di tengah situasi ekonomi yang terimpit oleh pandemi. Hal itu memberikan harapan positif bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
BANGKALAN, KOMPAS — Sejumlah komoditas pertanian dari Pulau Madura memiliki prospek yang menawan di pasar global di tengah situasi ekonomi yang terimpit oleh pandemi. Hal itu memberikan harapan positif bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya dan menggenjot pertumbuhan ekonomi di ”Pulau Garam” ini.
Kepala Karantina Pertanian Bangkalan Agus Mugiyanto mengatakan, komoditas pertanian yang menawan di pasar global adalah briket tempurung kelapa. Produk yang menembus pasar Rusia dan Ukraina sejak 2019 itu kini berhasil memperluas pangsa pasarnya ke Maldova di Eropa Timur.
”Pengiriman produk ke Maldova mulai dilakukan awal Agustus lalu. Sebanyak 18,6 ton arang tempurung kelapa dari Sumenep dikirim langsung ke Maldova setelah dipastikan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina,” ujar Agus, Sabtu (15/8/2020).
Sebanyak 18,6 ton arang tempurung kelapa dari Sumenep dikirim langsung ke Maldova setelah dipastikan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Nilai ekspor produk briket tempurung kelapa yang dikirim ke Maldova itu Rp 465 juta. Dengan adanya perluasan pasar ekspor tersebut, total kinerja pengiriman produk briket tempurung kelapa hingga triwulan II tercatat menjadi 348 ton. Secara akumulatif, nilainya mencapai Rp 2,7 miliar.
Kinerja ekspor tahun ini meningkat signifikan dibandingkan sepanjang tahun 2019 yang hanya membukukan nilai ekonomi sebesar Rp 1,75 miliar. Adapun kuantitas produk briket tempurung kelapa yang dikirim tercatat sebesar 224 ton. Briket tempurung kelapa merupakan hasil olahan limbah buah kelapa.
Tempurung kelapa ini diolah oleh PT Panda Coco Charcoal menjadi briket yang sangat diminati di pasar global. Apresiasi pasar terhadap produk yang sejatinya limbah ini mampu memberikan nilai tambah yang signifikan. Adanya nilai tambah produk berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan petani kelapa yang menjadi lebih baik.
”Oleh karena itu, untuk mendukung kelangsungan ekspor produk tempurung kelapa ini, Karantina Pertanian Bangkalan bekerja sama dengan Bea dan Cukai Bangkalan memberikan fasilitas kemudahan di bidang perkarantinaan dan kepabeanan,” kata Agus.
Fasilitas berupa kemudahan pengurusan dokumen karantina dan kepabeanan itu bertujuan meningkatkan daya saing produk dan menggenjot kinerja ekspor. Karantina Pertanian Bangkalan juga siap memberikan pendampingan dan menjembatani komunikasi dengan instansi terkait lain, seperti pemerintah daerah. Kementerian Pertanian menargetkan kinerja ekspor meningkat tiga kali lipat.
Agus menambahkan, selain briket tempurung kelapa, produk pertanian dari Madura yang memiliki prospek menawan di pasar ekspor adalah daun kelor. Hingga triwulan II, kinerja ekspor daun kelor tercatat 11,4 ton dengan nilai Rp 465 juta. Kinerja ekspor produk itu meningkat dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 17,4 ton dengan nilai Rp 696 juta.
”Persoalannya, hingga saat ini eksportasi daun kelor asal Madura masih melalui pintu pengeluaran Semarang. Ke depan, didorong agar bisa ekspor langsung dari Bangkalan,” ucap Agus.
Sapi potong
Masih menurut Karantina Pertanian Bangkalan, banyak produk pertanian dari Madura yang memiliki prospek menarik. Di pasar nasional, misalnya, lalu lintas sapi potong dari para peternak di Kabupten Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep tercatat meningkat signifikan selama pandemi.
Sebagai gambaran, sebanyak 42.330 sapi Madura dengan nilai ekonomi Rp 635 miliar tercatat dilalulintaskan ke wilayah Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Ini menandakan, ekonomi berbasis pertanian di Madura memiliki prospek yang potensial untuk dikembangkan.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan komoditas pertanian dengan cara melakukan pengawasan optimal dan pengendalian mutu pangan ataupun pakan asal produk pertanian.
”Terutama pada 11 bahan pangan pokok strategis, termasuk sapi. Selain sehat dan aman dikonsumsi, pendistribusiannya harus lancar,” ujar Ali Jamil.
Dia menambahkan, Barantan mendapat tugas strategis dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor atau program Gratieks. Sinergisitas dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan petani menjadi suatu keharusan guna mendorong pengembangan kawasan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.