Mental yang siap diperlukan untuk menghadapi pandemi Covid-19 sehingga kesadaran diri jadi penting. Berlatih sadar diri atau ”mindfulness” dapat dilakukan dengan iringan musik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyak orang cemas karena pandemi Covid-19. Pikiran ruwet, lantas otak jadi tidak bisa berpikir benaran. Untuk itu, orang perlu latihan bernapas atau mendengar musik. Musik ternyata bisa menjadi medium mendengarkan kata hati.
Musiknya boleh apa saja. Boleh campursari, boleh juga musiknya Bon Iver. Walau instruksinya gampang, rupanya menenangkan pikiran butuh latihan terus-menerus.
Dalam sebuah seminar daring beberapa bulan lalu, praktisi penyembuhan emosi Adjie Santosoputro mengajak karyawan Kompas Gramedia untuk berlatih menyadari napas sambil diiringi musik meditasi. Instruksi Adjie saat itu sederhana.
Ia meminta kami menarik dan mengembuskan napas, lalu menggiring kami agar menyadari setiap proses bernapas. Bagian tersulit dari instruksi yang mudah itu adalah menjaga pikiran agar tidak lari ke mana-mana. Adjie memakluminya.
Menurut dia, pikiran tidak melulu harus kosong saat latihan pernapasan. Jika pikiran mengembara, kita hanya perlu menyadarinya, lalu kembali fokus pada kesadaran bernapas.
Muara latihan pernapasan adalah kesadaran diri atau mindfulness. Kesadaran diri penting untuk mengurai pikiran yang ruwet akibat pandemi Covid-19. Kondisi yang serba tidak pasti ditengarai sebagai pemicu kecemasan.
Jika musik didengar sepenuh hati, kita akan bisa menyadari diri pelan-pelan, lalu bisa mendengar kata hati
”Pikiran kita punya fungsi untuk berpikir sehingga menghasilkan buah pikiran. Jika terlalu banyak buah pikiran, maka kita akan overthinking (terlalu banyak berpikir). Pikiran juga punya fungsi untuk sadar diri. Fungsi ini perlu dilatih untuk menerima realita sebagaimana adanya,” kata Adjie pada konferensi pers daring, Rabu (16/9/2020).
Mengambil jeda, bernapas, dan meraih kesadaran penting untuk menyeimbangkan diri. Ini juga penting buat mendengar kata hati. Dengan demikian, pikiran akan menjadi lebih tenang.
Mendengarkan kata hati juga dapat dilakukan melalui musik. Musik perlu didengar dengan kesadaran penuh. Pikiran subyektif, memori, dan perasaan personal ada baiknya disisihkan.
”Jika musik didengar sepenuh hati, kita akan bisa menyadari diri pelan-pelan, lalu bisa mendengar kata hati,” ujar Adjie.
Katarsis
Musisi Kunto Aji mengatakan, musik menjadi media pelepas beban pikiran. Albumnya berjudul Mantra.Mantra adalah buktinya. Ia mengurai keruwetan pikiran, lalu menerjemahkannya jadi musik.
”Saya percaya musik bisa jadi katarsis untuk menemukan kata hati. Kadang kita langsung mencari solusi, tapi tidak tahu masalah yang dihadapi. Musik berperan untuk menenangkan diri dan membantu kita berpikir jernih,” kata Kunto Aji.
Berpikir jernih diperlukan untuk mengatasi kecemasan publik saat pandemi. Menurut survei Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) serta Ikatan Alumni Universitas Airlangga Komisariat Fakultas Kesehatan Masyarakat, lebih dari 50 persen orang mengalami kecemasan dengan kategori cemas dan sangat cemas. Survei dilakukan secara daring terhadap 8.031 responden di 34 provinsi pada Juni 2020.
Konteks kecemasan yang dialami ialah interaksi sosial (67 persen), agama (55 persen), pekerjaan (63 persen), ekonomi (58 persen), dan pendidikan (74 persen).
Kecemasan publik akibat pandemi tampak juga dari meningkatnya pencarian soal kecemasan di Google. Studi Qualcomm Institute’s Center for Data Driven Health di University of California San Diego menyatakan, pencarian terkait kecemasan (anxiety) meningkat 11 persen dibandingkan masa normal. Peningkatan ini dihitung dari periode 13 Maret 2020 hingga 9 Mei 2020.
Kata kunci yang diperiksa peneliti, antara lain, anxiety atau panic (panik) dengan kombinasi kata attack (serangan). Pada periode itu, pencarian terkait kecemasan di Google sebanyak 3,4 juta atau 375.000 lebih banyak dibanding biasanya.
Head of Marketing and Communications Joox Indonesia Yuanita Agata mengatakan, untuk menyikapi pandemi, Joox melakukan kampanye #KataHati untuk kaum muda. Kampanye dilakukan sejak Agustus 2020 hingga Desember mendatang. Menurutnya, musik tepat bagi anak muda untuk belajar kesadaran diri.
”Kami mau ajak anak muda untuk lebih mindful dan peka atas hal yang mereka hadapi sehari-hari. Kami ingin ajak mereka fokus mendengar kata hati dibandingkan suara di luar (diri mereka),” kata Yuanita.