Pasokan Darah Hanya 20 Persen Saat Pandemi Covid-19
›
Pasokan Darah Hanya 20 Persen ...
Iklan
Pasokan Darah Hanya 20 Persen Saat Pandemi Covid-19
Palang Merah Indonesia memastikan proses donor darah pada masa pandemi Covid-19 aman untuk dilakukan. Pasokan darah di Jakarta hanya 20 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Oleh
Fajar Ramadhan / Tatang Mulyana / Ambrosius Harto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Palang Merah Indonesia memastikan proses donor darah pada masa pandemi Covid-19 dilakukan secara aman. Kekhawatiran donor sukarela serta aktivitas perkantoran yang berkurang menjadi penyebab stok darah di PMI juga berkurang.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla dalam perayaan secara virtual HUT Ke-75 PMI, Kamis (17/9/2020), mengatakan, PMI setidaknya membutuhkan 5 juta kantong darah untuk memenuhi kebutuhan nasional selama setahun. Pandemi Covid-19 membuat ketersediaan kantong darah PMI menurun.
”Gambarannya, dibutuhkan sekitar 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia untuk menjadi donor per tahun,” katanya.
Kalla menilai, selama ini TNI dan Polri membantu PMI untuk mengatasi kekurangan stok darah melalui donor darah dari anggotanya. Meski begitu, PMI masih sangat membutuhkan donor darah masyarakat.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI DKI Jakarta Niken Ritchie mengatakan, stok darah di PMI DKI menipis. Jika biasanya terkumpul 1.000 kantong darah sehari, sejak Maret 2020 hanya ada 20 persen atau 200 kantong darah per hari.
Dari 1.000 kantong darah yang dikumpulkan PMI sebelum pandemi, 60 persen berasal dari kegiatan jemput bola ke berbagai instansi lewat kegiatan donor darah massal.
Saat awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sempat ada kenaikan jumlah donor. ”Namun, tidak lama setelah itu, beberapa kelurahan menjadi zona merah lagi sehingga donor darah kembali tersendat,” katanya saat dihubungi di Jakarta.
Padahal, kebutuhan darah di rumah sakit-rumah sakit mencapai 700 kantong sehari.
”Masyarakat tidak perlu khawatir mendonorkan darah. Saat ini banyak pasien yang membutuhkan darah. Keluarga pasien juga kesulitan mencari donor melalui chat dan sebagainya,” katanya.
Niken menilai, masyarakat enggan mendonorkan darah saat ini, antara lain, karena khawatir terjadi kerumunan dalam pengambilan darah. Hal ini dikhawatirkan donor dan penyelenggara kegiatan donor darah massal. ”Sebenarnya kalau penyelenggara meminta izin, akan diberikan asalkan mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Terbukti, dua pekan lalu, PMI DKI mengadakan kegiatan donor darah massal di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kegiatan yang mengumpulkan lebih dari 500 orang itu terselenggara dengan baik karena donor datang berdasarkan jam yang ditentukan.
Menurut Niken, sejauh ini belum ada bukti bahwa virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 dapat menular melalui transfusi darah. ”Intinya, tidak perlu khawatir menularkan ke orang lain. Kami tidak mewajibkan donor untuk rapid test (tes cepat) atau swab test (tes usap) sebelumnya,” katanya.
Kepala Seksi Humas UTD PMI Jakarta Barat Ade Orba mengatakan, selain mengisi formulir, donor wajib memakai masker, menjaga jarak, dan dicek suhu tubuh. ”Warga tidak perlu khawatir sebab setiap selesai mengambil darah donor, petugas PMI selalu menyemprotkan disinfektan ke tempat tidur donor.”
Mahfudin (45), donor darah di UTD PMI Jakarta Barat, mengatakan tidak khawatir mendonorkan darah di tengah pandemi. Ia justru merasa tubuhnya pegal-pegal karena lama tidak mendonorkan darahnya. ”Setelah donor, rasanya ringan ini badan,” lanjutnya.
10 persen
Stok darah di PMI Bandung, Jawa Barat, juga terkumpul kurang dari 10 persen selama pandemi Covid-19 dibandingkan sebelum pandemi.
Kepala Subbagian Informasi dan Komunikasi PMI Kota Bandung Priyo Handoko mengatakan, sebelum pandemi, pihaknya mendapatkan 450-550 kantong darah per hari dari sukarelawan. Namun, selama pandemi, hanya tersedia sekitar 40 kantong per hari. ”Jadi, saat ini kami memberlakukan donor keluarga. Keluarga pasien mau tidak mau harus membawa calon donor,” ujarnya, Kamis.
Adapun stok darah di Jawa Timur, Kamis, tercatat 11.436 kantong. Wakil Ketua PMI Jawa Timur Edi Purwinarto mengatakan, jumlah ini cukup untuk kebutuhan harian pasien.