Saatnya Pelaku Usaha Terintegrasi Ekosistem Digital
›
Saatnya Pelaku Usaha...
Iklan
Saatnya Pelaku Usaha Terintegrasi Ekosistem Digital
Kami percaya, di setiap krisis biasanya tumbuh atau timbul kesempatan baru. Bahkan, terkadang bisnis atau peluang usaha baru tersebut bisa menjadi bibit-bibit unggul untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang sukses.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Krisis ekonomi yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum bagi pelaku usaha Indonesia untuk bangkit dan keluar dari ketinggalan. Hal ini dapat ditempuh dengan bertransformasi dan memilih strategi jitu untuk bertahan dan pulih. Pelaku usaha sudah saatnya terintegrasi dengan ekosistem digital.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Jumat (18/9/2020), mengajak para pewaralaba bertransformasi dengan memanfaatkan internet dan teknologi informasi untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pendapatan.
”Kementerian Perdagangan juga mendorong kerja sama antarpelaku usaha waralaba dengan para pelaku usaha platform digital untuk memenuhi kebutuhan usahanya serta meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan,” ujarnya.
Agus menyatakan hal itu dalam pembukaan Pameran Lisensi dan Waralaba ke-18 Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2020 secara virtual, Jumat. Ekshibisi virtual ini akan berlangsung hingga 20 September 2020 mendatang melalui IFRA Virtual Platform.
Pewaralaba, lanjut Agus, sudah waktunya terintegrasi dengan ekosistem digital. Saatnya tiba untuk mengadopsi platform digital, seperti e-dagang, pemasaran digital, ataupun pasar virtual, untuk dapat membantu dan memudahkan mereka memulai usaha serta melayani kebutuhan konsumen.
Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Iskandar menuturkan, tahun ini, IFRA digelar secara virtual untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi Covid-19. Pewaralaba dan pemilik peluang bisnis dan lisensi pun diharapkan mampu bertahan agar Indonesia tidak terpuruk.
Tahun ini, IFRA digelar secara virtual untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi Covid-19. Pewaralaba dan pemilik peluang bisnis dan lisensi pun diharapkan mampu bertahan agar Indonesia tidak terpuruk.
Selain mempertahankan usaha yang sudah ada, mereka pun dapat mengembangkan produk atau bisnis baru. Dalam pameran itu, AFI bekerja sama dengan Asosiasi Lisensi Indonesia dan Dyandra Promosindo juga menggelar pertemuan bisnis virtual.
”Saya berharap, melalui pertemuan bisnis secara virtual, usaha-usaha ini tetap dapat bertahan, para pelakunya tetap dapat berbisnis, sehingga perekonomian nasional tetap berputar,” kata Anang.
Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) Susanty Widjaja menuturkan, IFRA Virtual Expo 2020 diharapkan menjadi momentum membangkitkan semangat baru bagi para pelaku usaha dalam membantu pemulihan ekonomi nasional. Hal ini agar pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Untuk itu, pelaku usaha harus terus bersemangat mencari dan membuka peluang usaha atau bisnis untuk dijalankan di masa pandemi dan setelah masa pandemi.
”Kami percaya, di setiap krisis biasanya tumbuh atau timbul kesempatan baru. Bahkan, terkadang bisnis atau peluang usaha baru tersebut bisa menjadi bibit-bibit unggul untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang sukses,” ujarnya.
Kami percaya, di setiap krisis biasanya tumbuh atau timbul kesempatan baru. Bahkan, terkadang bisnis atau peluang usaha baru tersebut bisa menjadi bibit-bibit unggul untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang sukses.
Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh mengemukakan, pandemi Covid-19 menuntut pelaku industri MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran) harus berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan suatu terobosan. Salah satunya ialah melakukan peralihan dari pameran luring menjadi daring.
Pada tahun lalu, IFRA diikuti oleh 180 peserta pameran dan dihadiri 22.036 pengunjung. Nilai transaksinya sebesar Rp 793 miliar. ”Pada tahun ini, IFRA Virtual Expo diikuti lebih dari 60 perusahaan dan berbagai merek lokal serta internasional,” katanya.
Peserta IFRA Virtual Expo 2020 terdiri beragam kategori, antara lain pendidikan, minimarket ritel, makanan dan minuman, farmasi, solusi teknologi, peralatan rumah tangga, laundry, kecantikan, kesehatan dan spa, serta otomotif. IFRA Virtual Expo 2020 dapat diakses luas tanpa batasan wilayah.
Hendra menambahkan, pergelaran pameran secara virtual ini dapat mendorong para peserta pameran berkesempatan bekerja sama dengan pembeli internasional prospektif. Ini sejalan visi IFRA yang ingin mendorong pelaku usaha lokal dapat menembus pasar global. IFRA Virtual Expo 2020 diharapkan menghadirkan pengalaman baru kepada pengunjung dan peserta pameran.