China melakukan penangguhan sementara terhadap impor produk ikan dari salah satu perusahaan eksportir di Medan, Sumatera Utara. Hal itu menyusul ditemukannya virus SARS CoV-2 dalam kemasan luar produknya.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — China menangguhkan sementara impor produk ikan layur beku dari salah satu perusahaan eksportir di Medan, Sumatera Utara. Hal itu menyusul ditemukannya virus SARS CoV-2, penyebab Covid-19, dalam kemasan luar produk ikan tersebut.
”China melakukan internal suspend (penangguhan sementara) selama sepekan terhadap produk perikanan dari salah satu perusahaan di Sumut, jadi bukan ban (larangan),” ujar Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Medan II Belawan Edi Santoso, Sabtu (19/9/2020).
Edi mengatakan, atas penangguhan itu, pihaknya juga menerbitkan penangguhan sementara ekspor ikan dari perusahaan itu. Stasiun karantina juga akan menginvestigasi kasus ini.
Edi mengatakan, perusahaan eksportir ikan berinisial PT PI tersebut mengirim 18 kontainer ikan dari Belawan pada 29 Juli dan 5 Agustus 2020. Pengujian pun dilakukan dengan mengambil tiga kotak dari setiap kontainer. Terhadap setiap kotak yang diambil, dilakukan pengujian terhadap produk, kemasan dalam, dan kemasan luar.
”Sebanyak 17 kontainer lolos pemeriksaan. Hanya ada satu kontainer yang ada temuan,” kata Edi.
Virus SARS CoV-2 ditemukan di kemasan luar salah satu kotak berisi ikan layur beku. Sementara kemasan dalam dan produk ikannya dinyatakan aman. ”Dua kotak lain yang diperiksa dalam satu kontainer yang sama juga dinyatakan aman,” lanjutnya.
Edi menyebutkan, pihaknya melakukan investigasi dengan fokus melihat dari mana kemasan tersebut terkontaminasi. Pengujian terhadap kemasan di Medan pun telah dilakukan dan tidak ditemukan kontaminasi. Karena kontaminasi terdapat pada kemasan luar, ada juga kemungkinan dari proses pengangkutan.
Sebanyak 17 kontainer lolos pemeriksaan. Hanya ada satu kontainer yang ada temuan (virus SARS CoV-2).
Menurut Edi, perusahaan eksportir tersebut telah melaksanakan tata cara berindustri dan berkantor sesuai protokol kesehatan Covid-19. Setiap karyawan yang menangani produk juga mengikuti tes Covid-19. ”Sanitasi terhadap produk dan kemasan juga telah dilakukan,” lanjutnya.
Edi mengatakan, tes Covid-19 selama ini memang belum dilakukan terhadap produk perikanan. Hal itu karena produk perikanan bukan merupakan media pembawa SARS CoV-2. Menurut dia, selama pandemi Covid-19, ekspor ikan dari Sumut masih terus meningkat. Salah satu tujuan ekspor utama dari Sumut adalah China.
Data Badan Pusat Statistik Sumut menyebutkan, nilai ekspor ikan dan udang dari Sumut pada Januari-Mei 2020 mencapai 124,27 juta dollar AS atau meningkat 16,34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 106,82 juta dollar AS. Produk perikanan pun menjadi salah satu penopang ekonomi Sumut di tengah pandemi.