Selain menjaga pola hidup sehat, warga lanjut usia juga memerlukan perhatian dan kepedulian. Sosialisasi dan kedekatan dengan keluarga dapat menghindarkan para lansia dari rasa kesepian.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Selama bertahun-tahun, Pao Pheng dan keluarganya berpikir bahwa pikun merupakan hal yang wajar ketika orang sudah berusia lanjut. Namun, kesadaran untuk lebih memperhatikan kepikunan berubah saat orang tuanya didiagnosis menderita demensia.
”Beberapa tahun ini saya memutuskan untuk lebih meluangkan waktu mengurus keluarga, kedua anak, dan mama saya. Jadi saya adalah caregiver dari seorang mama yang mengalami demensia,” ujarnya dalam webinar bulan alzheimer dunia bertajuk ”Menciptakan Kehidupan yang Bermakna bagi Orang dengan Demensia dan Family Caregivers”, Sabtu (19/9/2020).
Pao menceritakan, gejala demensia telah dialami ibunya yang berusia 74 tahun itu sejak lama. Namun, kemunculan gejala tersebut tidak terlalu menjadi perhatian serius bagi Pao dan keluarganya. Pao merasa bahwa orang tua selalu identik dengan kepikunan dan hal itu dianggap sebagai kenormalan.
Didiagnosisnya orang tua Pao menderita demensia menjadi titik balik Pao dan suaminya untuk lebih peduli dengan penyakit kepikunan ini. Ia juga berusaha mengurus dan mendampingi proses penyembuhan ibunya dengan semakin menjalin kedekatan dan memberikan perhatian yang maksimal.
”Kalau ditanya tantangan terbesar mengurus ODD (orang dengan demensia) adalah yang pertama itu bukan lelah secara fisik, tetapi lelah secara mental. Itu yang membuat teman-teman caregiverunderestimate atau tidak sadar. Padahal, kita sebagai caregiver punya energi untuk disalurkan. Kalau kita down, capek, dan makan tidak teratur itu justru memberikan energi yang kurang baik,” tuturnya.
Dalam webinar tersebut, aktris senior Widyawati juga membagikan kisahnya yang lebih peduli terhadap gejala demensia. Sebagai seorang ibu yang sudah berusia 70 tahun, Widyawati menyadari bahwa ia harus terus berusaha menjaga pola hidup sehat untuk menghindari penyakit alzheimer. Bahkan, menjaga pola hidup sehat sudah dilakukan Widyawati sejak memasuki usia 50 tahun.
”Buat saya, kesehatan adalah hal yang penting. Asupan apa yang kita makan itu akan terlihat di kita. Sayur mayur dan buah-buahan itu sangat penting. Saya tetap berusaha untuk selalu olahraga meskipun tidak bisa terutama saat saya sedang syuting,” katanya.
Selain menjaga pola hidup sehat, ia pun menekankan pentingnya memberikan perhatian dan kepedulian terhadap orang tua. Sosialisasi dan kedekatan dengan keluarga dapat menghindarkan para lansia dari rasa kesepian. Sebab, rasa kesepian yang dialami orang tua akan berakibat pada munculnya gejala demensia.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, mengatakan, menjadi pikun merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan seseorang ketika menua. Demensia atau kepikunan bukan hanya terjadi pada usia lanjut, tetapi juga usia muda. Orang yang mengalami demensia akan terjadi penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan deteorisasi atau kemunduran kognitif dan fungsional.
Ciptakan aktivitas bermakna, maksimalkan waktu yang ada, serta meminimalkan penggunaan gawai yang tidak perlu saat berada bersama mereka. (Terawan Agus Putranto)
”Sebagai anak muda, hal utama yang bisa kita lakukan untuk mencegah orang tua atau kakek nenek kita dari kepikunan adalah dengan membangun hubungan yang berkualitas dengan mereka. Ciptakan aktivitas bermakna, maksimalkan waktu yang ada, serta meminimalkan penggunaan gawai yang tidak perlu saat berada bersama mereka,” tuturnya.
Pada 2017, Alzheimer Disease International melaporkan insiden demensia alzheimer di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan saat ini diperkirakan mendekati 46,8 hingga 50 juta orang. Di Indonesia, penderita alzheimer diperkirakan 1 juta-2 juta orang pada 2016. Jumlah ini juga diperkirakan meningkat hingga 4 juta di tahun 2050 dan berpotesi merugikan ekonomi Indonesia.