Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, kembali memperlihatkan pertahanan tim yang masih sangat rapuh saat bertemu Liverpool. Chelsea, dalam kondisi sekarang, belum siap untuk menandingi kekuatan sang juara bertahan.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Chelsea belum bisa menunjukkan kekuatan mereka yang sebenarnya ketika dikalahkan Liverpool, 0-2, di Stadion Stamford Bridge, Senin (21/9/2020) dini hari WIB. Ketika empat pemain baru belum bisa tampil dan seorang pemain diusir karena mendapat kartu merah, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, justru menambah masalah.
Arrizabalaga, yang menjadi kiper termahal di dunia setelah dibeli Chelsea dari Athletic Bilbao pada dua tahun lalu seharga 75 juta pounds atau sekarang setara Rp 1,4 triliun, melakukan blunder lagi. Ia ceroboh saat mengoper bola sehingga penyerang Liverpool, Sadio Mane, bisa mencetak gol kedua pada menit ke-54.
Padahal, 4 menit sebelumnya, Mane sudah mencetak gol pertama dengan sundulannya setelah mendapat umpan dari Roberto Firmino. Data statistik Opta Sports menyebutkan Mane menjadi pemain Liverpool ketiga yang bisa mencetak dua gol dalam satu laga di Stamford Bridge setelah Steve McManaman pada Desember 1995 dan Philippe Coutinho pada Oktober 2015.
Dua gol itu terjadi setelah Chelsea kehilangan bek Andreas Christensen karena diganjar kartu merah akibat menubruk Mane ketika hendak menyerang menjelang akhir babak pertama. Christensen terbukti dengan sengaja mendekap tubuh Mane agar jatuh dan kejadian itu telah dicek ulang dengan menggunakan asisten video wasit (VAR).
Wasit Paul Tierney awalnya hanya memberi kartu kuning, tetapi mengubahnya menjadi kartu merah. ”Saya bahkan berkata kepada dia (Christensen), ’temanku, itu jelas kartu merah’,” kata Mane kepada Sky Sports.
Keluarnya Christensen membuat Chelsea semakin keropos dan kehilangan daya untuk menyerang karena fokus beralih untuk bertahan. Ini menjadi kerugian besar mengingat Chelsea belum bisa menampilkan para pemain baru, seperti Thiago Silva, Ben Chilwell, dan Hakim Ziyech. Penyerang Christian Pulisic juga absen karena masih cedera.
Manajer Chelsea Frank Lampard baru bisa menampilkan dua pemain anyarnya, Timo Werner dan Kai Havertz. Werner sudah beberapa kali menembus pertahanan Liverpool, tetapi taktik yang belum sempurna dari Chelsea membuat eks penyerang RB Leipzig itu lantas kebingungan ketika sudah masuk terlalu dalam ke area pertahanan lawan. Pemain-pemain Chelsea lainnya belum bisa menopang pergerakan Werner yang tampak bekerja sendirian.
Akibat kartu merah itu, Havertz ikut dikorbankan pada babak kedua dan digantikan bek Fikayo Tomori. Situasi seperti itu sudah sulit bagi Chelsea untuk membalas gol pertama Mane, tetapi Arrizabalaga malah membuat kesalahan yang berpotensi merusak kariernya.
Arrizabalaga bermaksud mengoper bola ke Jorginho, tetapi tendangannya sangat lemah dan ceroboh. Ia tidak memperhatikan ada Mane yang bergerak di sampingnya dan dengan cepat mencuri bola untuk melepaskan salah satu tembakan yang sangat mudah dalam kariernya.
Bahkan, Manajer Chelsea Frank Lampard kali ini turut menyalahkan Arrizabalaga. ”Ini jelas kesalahan yang sangat merugikan tim. Kepa harus bekerja lebih keras. Ini jelas kesalahan terbesar hari ini,” katanya.
Sikap Lampard sedikit berbeda jika dibandingkan pada laga sebelumnya ketika Chelsea mengalahkan Brighton and Hove Albion, 3-1. Satu gol Brighton tercipta akibat ketidakmampuan Arrizabalaga menggagalkan tembakan dari luar kotak penalti. Sejak bergabung ke Chelsea sejak 2018, Arrizabalaga sudah kebobolan gol semacam itu sebanyak 19 kali.
Seusai laga tersebut, Lampard masih pasang badan dan membela Arrizabalaga. ”Kami senang dengan penampilannya. Arrizabalaga ada di sini dan ia adalah kiper kami,” kata Lampard.
Akibat kesalahan itu, Arrizabalaga akan semakin sulit memperbaiki reputasinya. Bahkan, menurut data Transfermarkt, nilai Arrizabalaga di bursa transfer saat ini terus menurun. Pertengahan Desember 2019, nilai Arrizabalaga masih mencapai 60 juta euro atau sekitar Rp 1 triliun. Pada akhir Juli lalu, angka tersebut melorot menjadi 28 juta euro atau Rp 488 miliar.
Perbedaan kontras
Laga itu pun menampilkan perbedaan kualitas para pemain di kedua tim secara kontras. Ketika Arrizabalaga melakukan blunder, kiper Liverpool Alisson Becker tampil sebagai pahlawan ketika bisa menggagalkan penalti Jorginho.
Penalti itu terjadi ketika pemain baru Liverpool, Thiago Alcantara, menjatuhkan Werner. Jorginho yang mengambil tendangan penalti itu tetap menggunakan cara khasnya, yaitu sedikit melompat sebelum menendang. Namun, Alisson tetap bisa membaca pikiran Jorginho dan bergerak ke arah kiri gawang.
Sementara Alcantara juga membuktikan bahwa ia merupakan pemain yang layak untuk direkrut oleh Liverpool. Meski hanya tampil pada babak kedua, gelandang bertahan asal Spanyol itu memiliki catatan yang fantastis, yaitu melakukan 75 operan yang sukses. Tidak ada satu pun pemain Chelsea, meski tampil selama 90 menit, yang bisa mencapai angka tersebut.
”Alcantara menjalankan tugas sempurna di posisi tersebut karena apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang alamiah,” kata Manajer Liverpool Juergen Kloop. Seusai laga, Klopp pun memeluk erat Alcantara sambil tersenyum lebar.
Hasil dari laga ini masih memperlihatkan gambaran besar mengenai apa yang harus dilakukan tim-tim di Liga Inggris untuk merebut trofi dari Liverpool. Chelsea yang sudah menghabiskan lebih dari 223 juta euro (sekitar Rp 3,8 triliun) untuk belanja pemain untuk sementara masih belum bisa mengimbangi kekuatan sang juara bertahan. (AFP/REUTERS)