Sudah Lima Kepala Daerah di Aceh Positif Covid-19, Waspadai Kluster Pejabat
›
Sudah Lima Kepala Daerah di...
Iklan
Sudah Lima Kepala Daerah di Aceh Positif Covid-19, Waspadai Kluster Pejabat
Pejabat publik yang terpapar Covid-19 harus terbuka kepada publik dari mana mereka terpapar. Keterbukaan riwayat aktivitas mereka sangat diperlukan agar menjadi pelajaran bagi publik.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sedikitnya lima kepala daerah di Provinsi Aceh terpapar Covid-19. Potensi kemunculan kluster pejabat harus diwaspadai sebab interaksi mereka dengan publik sangat masif.
Kelima kepala daerah itu adalah Bupati Simeulue Erli Hasyim, Bupati Aceh Barat Ramli, Bupati Singkil Dulmusrid, Wakil Bupati Pidie Fadhullah, dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin.
Bupati Aceh Barat Ramli dilaporkan positif terpapar Covid-19 pada Minggu (20/9/2020) setelah sampel usap tenggorokannya diperiksa di Laboratorium Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Ramli melakukan uji usap karena ada pekerja di rumah dinas atau pendopo yang ditempati Ramli menunjukkan gejala Covid-19 dan hasil tes cepat reaktif. Namun, hasil uji usap terhadap pekerja itu belum keluar.
Pendopo pun ditutup untuk tamu hingga dua pekan ke depan. Semua pejabat di Aceh Barat yang pernah kontak dengan Ramli diminta melakukan uji usap.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Syarifah Junaidah, Senin (21/9/2020), mengatakan, saat ini Ramli menjalani isolasi mandiri hingga 14 hari ke depan. ”Istri dan anak Bupati sudah diperiksa, hasilnya negatif,” kata Syarifah.
Adapun Bupati Simeulue Erli Hasyim melalui rekaman video berpesan kepada warga Simeulue dan warga Aceh agar selalu menaati protokol kesehatan agar terhindar dari paparan virus. Erli sendiri tidak mengetahui dari mana dirinya terpapar virus tersebut. Namun, setelah mengalami gejala, dia melakukan tes usap. Erli dinyatakan positif Covid-19 pada Minggu (20/9/2020).
Untuk sementara waktu saya belum bisa memberikan pelayanan. (Erli Hasyim)
”Saya dalam keadaan sehat, keluarga semuanya negatif. Untuk sementara waktu saya belum bisa memberikan pelayanan hingga selesai isolasi mandiri,” kata Erli.
Sementara Bupati Aceh Singkil Dulmusrid dinyatakan terpapar Covid-19 pada 11 Agustus 2020. Setelah menjalani perawatan, dia dinyatakan sembuh.
Begitu juga dengan Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin dinyatakan positif pada 28 Agustus 2020 dan dinyatakan sembuh pada 13 September 2020. Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Lukman mengatakan, hasil tes usap terakhir terhadap Zainal Arifin keluar pada 13 September 2020 dan hasilnya negatif.
Adapun Wakil Bupati Pidie Fadhullah yang dihubungi Kompas mengatakan saat ini dirinya sudah sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa. Fadhullah dinyatakan positif Covid-19 pada 12 September 2020. Dia sering merasakan haus, pegal, dan batuk saat terpapar Covid-19.
”Sekarang sudah sembuh kembali berdasarkan hasil swab kedua. Masa isolasi juga sudah selesai, sekarang sudah mulai beraktivitas kembali,” kata Fadhullah.
Menurut dosen Ilmu Kesehatan Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, Yulizar Kasma, pejabat publik yang terpapar Covid-19 harus terbuka kepada publik dari mana mereka terpapar. Keterbukaan riwayat aktivitas mereka sangat perlu agar menjadi pelajaran bagi publik.
”Bahkan, jika ternyata mereka abai terhadap protokol kesehatan, harus disampaikan dengan jujur ke publik. Ini jadi pelajaran bagi publik, jika Anda abai, Anda akan terpapar,” ujar Yulizar.
Di sisi lain, pejabat publik terpapar Covid-19 menunjukkan mereka belum sepenuhnya menjalankan protokol kesehatan, seperti yang mereka kampanyekan kepada warga.
Yulizar menambahkan, kasus Covid-19 semakin bertambah di Aceh tidak sepenuhnya karena kesalahan warga yang abai pada protokol kesehatan. Namun, pemerintah atau gugus tugas tidak sejak awal serius menahan laju penyebaran.
Pemerintah atau gugus tugas tidak sejak awal serius menahan laju penyebaran. (Yulizar Kasma)
”Kesempatan emas sudah berlalu. Dulu saat kasus masih sedikit, kita tidak benar-benar serius menghentikan penyebaran. Namun, kita tidak boleh menyerah,” kata Yulizar.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan tidak ada negara yang benar-benar siap menghadapi pandemi Covid-19. Dia mengibaratkan usaha melawan pandemi Covid-19 seperti membangun perahu sambil berenang. ”Sambil berjalan, kita terus berbenah,” kata Saifullah.
Kasus Covid-19 di Aceh hingga Senin (21/9/2020) sebanyak 3.693 orang. Sebanyak 136 orang meninggal, 1.738 orang sembuh, dan 1.819 orang dirawat. Sebagian besar orang yang sedang dalam perawatan melakukan isolasi mandiri.
Saifullah menambahkan, ketaatan menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci terhindar dari paparan virus korona. ”Bantu pemerintah dengan cara disiplin pada protokol kesehatan,” ujarnya.