Jakarta Siagakan Pompa dan Alat Berat untuk Hadapi Ancaman Banjir
›
Jakarta Siagakan Pompa dan...
Iklan
Jakarta Siagakan Pompa dan Alat Berat untuk Hadapi Ancaman Banjir
Dinas SDA DKI Jakarta tetap mengeruk waduk, situ, dan 13 kali di Jakarta. Selain itu, juga menyiagakan alat berat dan pompa serta warga yang tinggal di sekitar kali di 82 kelurahan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menghadapi musim hujan, selain menyiagakan alat-alat berat dan pompa air, Pemprov DKI Jakarta juga menambah jumlah pompa air. Adapun untuk alat berat, sebagian disiagakan di Pintu Air Manggarai bersama sejumlah truk pengangkut sampah.
Di Balai Kota DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria, Selasa (22/09/2020), menjelaskan, pemprov turut membantu pengerukan 13 sungai yang menjadi wewenang pemerintah pusat, kemudian mengeruk waduk dan situ di Jakarta. Pengerukan dikerjakan dengan mengerahkan 54 ekskavator milik Pemprov DKI Jakarta.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta memperingatkan warga di 82 kelurahan yang dilewati Kali Ciliwung agar bersiap dengan kemungkinan ada luapan air di sekitar Ciliwung. ”Kita minta masyarakat di 82 kelurahan bersiap pada musim hujan ini. Kita minta masyarakat membantu membersihkan selokan atau tempat lain sehingga aliran air terus bisa mengalir ke sungai dan kita teruskan ke laut,” kata Ahmad Riza.
Adapun untuk masyarakat yang terdampak banjir setelah hujan deras pada Senin (21/09/2020) malam dan harus mengungsi, Riza memastikan para pengungsi tetap bisa menerapkan protokol Covid-19. ”Sudah disiapkan titik pengungsi, jumlahnya dua kali lipat dari biasa. Pengungsian nanti kalau terjadi banjir dan pengungsian kota harus pakai protokol Covid-19. BPBD telah siapkan titik-titik atau tempat pengungsian dengan jumlah lebih besar,” katanya.
BPBD DKI Jakarta menyebutkan, pada Selasa pagi puluhan keluarga mengungsi di sejumlah tempat pengungsian di DKI Jakarta. Pembaruan data pada pukul 18.00 sudah tidak ada pengungsi ataupun jalan tergenang. Sementara wilayah RT yang tergenang ada 20 RT.
Juaini Yusuf, Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, menyebutkan, terkait antisipasi banjir itu, untuk pekerjaan pengerukan waduk dan situ, pengerukan sudah dilakukan di 50-75 lokasi, ditambah pengerukan 13 kali di DKI Jakarta dan juga saluran-saluran penghubung di dalam kampung.
”Ini salah satu cara untuk mengurangi atau menghilangkan genangan atau banjir yang ada di DKI Jakarta. Selain itu, kita juga melakukan pembuatan sumur-sumur resapan atau vertical drainage yang ada di lima wilayah kota. Saat ini kita sedang mencari lokasi-lokasi, juga titik yang mungkin kita bisa buat, terutama di lokasi-lokasi yang selama ini kita anggap banyak terdapat genangan sampai saat ini masih kita terus lakukan,” ucap Juaini.
Untuk pompa mobile ataupun pompa stasioner dari 178 lokasi seluruhnya ada 478 pompa. Saat ini SDA melakukan persiapan-persiapan pompa karena ada sejumlah pompa di beberapa lokasi yang saat ini sedang dilakukan pemeliharaan rutin.
Juaini menambahkan, persiapan antisipasi banjir tetap dilakukan meski saat ini karena adanya pandemi Covid-19 terjadi re-focusing anggaran, yaitu di mana anggaran Dinas SDA yag di APBD 2020 dialokasikan Rp 2 triliun lebih, kini tinggal Rp 1,2 triliun. Dana itu ada di dinas dan di sudin-sudin di wilayah DKI Jakarta.
Sampah banjir
Andono Warih, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, secara terpisah menjelaskan, dari sampah banjir yang diangkat di tiga titik, sampai pukul 18.00 kemarin, tercatat cukup banyak sampah yang terangkat. Pengambilan sampah banjir ada di Pintu Air Manggarai untuk Kali Ciliwung, di Season City Jakarta Barat untuk Banjir Kanal Barat (BKB), dan di Jembatan Kampung Melayu, Jakarta Timur, untuk sampah dari Kali Ciliwung.
Dari Pintu Air Manggarai, dengan mengerahkan 200 petugas gabungan Dinas Lingkungan Hidup dan SDA, lalu mengerahkan 52 armada dan 3 alat berat, sampah banjir yang berhasil diangkat dan dibersihkan sebanyak 2.190 meter kubik.
Di BKB Season City, dengan 10 petugas, 12 armada, dan 2 alat berat, sampah terangkut sebanyak 474 meter kubik. Adapun di Jembatan Kampung Melayu, dengan mengerahkan 10 petugas, 5 armada, dan 2 alat berat, tidak ada sampah banjir yang terangkut atau kali sudah bersih.
Menurut Andono, itu karena air lebih rendah dari Jembatan Kampung Melayu sehingga sampah-sampah banjir tertangkap di Pintu Air Manggarai. Meski begitu, petugas dan armada serta alat berat tetap disiagakan.