Kemenangan atas Wolverhampton Wanderers menambah kepercayaan diri Manchester City untuk tetap bisa bersaing di papan atas Liga Inggris musim ini. City bahagia mereka masih punya gelandang kreatif seperti Kevin De Bruyne.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
WOLVERHAMPTON, SELASA — Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, kembali menjadi aktor utama kemenangan tim saat mengalahkan Wolverhampton Wanderers, 3-1, di Stadion Molineux, Selasa (22/9/2020) dini hari WIB. Penampilannya dalam laga itu ikut membangkitkan optimisme City dalam menatap musim yang baru.
De Bruyne ambil bagian dalam ketiga gol yang diciptakan City pada laga tersebut. Pada menit ke-18, gelandang asal Belgia itu dijatuhkan lawan sehingga City mendapat tendangan penalti. Ia sendiri yang mengambil tendangan penalti tersebut dan mencetak gol pertama.
Peran De Bruyne selanjutnya adalah merancang skenario agar rekan-rekannya bisa mencetak gol. Ia memberikan umpan terobosan kepada Raheem Sterling yang kemudian menjadi asis yang membuahkan gol kedua City dari kaki Phil Foden.
Pada gol ketiga, De Bruyne memberikan asis kepada Gabriel Jesus pada menit ke-90+5. Keunggulan City bahkan bisa lebih besar apabila De Bruyne berhasil menyelesaikan semua peluang gol yang ia miliki, termasuk dari tendangan bebas pada babak pertama.
De Bruyne, yang terpilih sebagai pemain terbaik versi Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA) pada awal September lalu, menjadi tumpuan utama Guardiola musim ini. ”Dia (De Bruyne) sangat mencintai sepak bola, tidak pernah merasa tertekan, dan senang berkompetisi di level tertinggi. Dia sangat penting bagi tim,” puji Guardiola seperti dikutip Manchester Evening News.
Penampilan De Bruyne yang tetap cemerlang menjadi angin segar bagi City yang punya tugas berat untuk memperbaiki performa tim dan menyaingi Liverpool di papan atas klasemen pada musim ini. Dengan adanya De Bruyne, Guardiola masih punya ”otak” di lini tengah yang bisa mengatur serangan tim dengan baik.
”City mengalirkan bola dengan baik dan itu menjadi masalah bagi kami,” kata Manajer Wolverhampton Wanderers Nuno Espirito Santo, dikutip BBC.
Skuad menipis
Kemampuan dalam menguasai bola ini sangat penting bagi City yang skuadnya sedang menipis. City tidak lagi memiliki David Silva dan kehilangan penyerang Sergio Aguero yang sedang cedera. Beberapa pemain lain, seperti Ilkay Guendogan, juga absen karena positif terjangkit Covid-19. Adapun badai cedera menimpa Bernardo Silva, Joao Cancelo, Oleksandr Zinchenko, dan Eric Garcia.
Pada bursa transfer musim ini, ”keranjang” belanja City juga tidak penuh. Sejauh ini, City baru mendapatkan dua pemain baru yang mencolok, yaitu Nathan Ake dari Bournemouth dan Ferran Torres dari Valencia. Keduanya sudah menjalani debutnya di Molineux.
Kontribusi De Bruyne menjadi lebih terasa di Molineux karena kemenangan atas Wolves ini merupakan pijakan bagi City untuk mengukur kesiapan mereka pada musim ini. Wolves adalah tim yang berhasil mengalahkan City dalam dua pertemuan musim lalu sehingga laga perdana musim ini sempat menimbulkan kecemasan bagi City.
”Wolves selama ini jadi sesuatu yang menghantui kami dan kemenangan ini bisa meningkatkan kepercayaan diri tim,” kata De Bruyne. Kemenangan ini membuat tim itu yakin jika mereka masih bisa bersaing meski tim-tim lainnya juga telah berusaha keras memaksimalkan skuadnya.
Adapun City dan Guardiola punya tugas untuk memperbaiki penampilan buruk mereka musim lalu. Di Liga Inggris, musim lalu, City menelan 9 kekalahan dan tertinggal 18 poin dari Liverpool yang tampil sebagai juara. Di level Eropa, City juga disingkirkan Olympique Lyon pada babak perempat final Liga Champions musim lalu.
Pemain muda
Kondisi seperti ini membuat Guardiola memilih berhati-hati dalam menyiapkan tim untuk setiap laga. Ia memastikan skuadnya selalu dalam kondisi terbaik dalam menghadapi laga-laga Liga Inggris, sedangkan pada laga di kompetisi lainnya, Guardiola meminta bantuan para pemain muda.
City pada akhir pekan nanti akan menjalani laga Piala Liga Inggris melawan Bournemouth dan Guardiola berencana untuk memanggil para pemain muda dari akademi klub. ”Melawan Bournemouth kami akan lebih banyak menurunkan pemain dari akademi dan menjaga energi (para pemain inti) di Liga Inggris,” kata Guardiola.
Menurut Guardiola, sulit bagi tim untuk tetap bisa bermain maksimal dengan jadwal yang terlalu padat. Apalagi, ia tidak punya skuad yang dalam. ”Kami sudah menjuarai Piala Liga Inggris tiga kali beruntun dan tentu ingin mempertahankannya. Namun, kami tidak punya pemain (cukup) untuk saat ini ketika kami dituntut bermain setiap tiga hari sekali,” ujarnya. (AFP/REUTERS)