Pandemi mendorong publik untuk memindahkan acaranya ke ruang virtual. Ini merupakan momentum perusahaan teknologi untuk berinovasi, khususnya di layanan penyelenggaraan acara virtual.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama pandemi, profil penyelenggara acara virtual tidak lagi didominasi para profesional, tetapi juga merambah ke orang awam. Perusahaan teknologi melihat ini sebagai momentum untuk berinovasi agar layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas.
Vice President Commercial LOKET Ario Adimas mengatakan, sebelum pandemi, acara virtual rata-rata digelar oleh penyelenggara acara profesional. Kini, masyarakat umum pun turun tangan menggelar acara daring. LOKET adalah perusahaan teknologi yang bergerak di bidang manajemen acara.
”Ini berhubungan dengan semakin mudahnya menggelar event secara daring. Menurut catatan kami, acara yang paling banyak digelar di LOKET adalah musik dan lokakarya. Dengan meluasnya profil kreator acara, saya pikir jenis lokakarya yang digelar akan semakin beragam,” kata Ario pada pertemuan media daring, Selasa (22/9/2020).
Hingga kini, LOKET telah menyelenggarakan lebih dari 7.200 acara dan membantu sekitar 2.800 penyelenggara acara pada Maret-Agustus 2020. Adapun tiket yang berhasil dijual daring pada periode itu mencapai hampir 500.000 buah.
Head of LOKET Tubagus Utama mengatakan, inovasi untuk menyelenggarakan acara daring dibutuhkan. Itu karena masyarakat ditantang untuk tetap produktif, sedangkan pandemi membatasi pergerakan orang. Bahkan, kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah kasus terkonfirmasi korona per hari ini 252.923 orang atau bertambah 4.071 kasus dibandingkan dengan kemarin. Adapun tambahan kasus harian kemarin mencapai rekor tertinggi selama enam bulan terakhir, yaitu 4.176 kasus.
”Kita harus berinovasi untuk mengoptimalkan produktivitas publik. Itu sebabnya kami meluncurkan LOKET Live Studio. Ini adalah layanan terintegrasi untuk menyelenggarakan acara daring. Siapa pun berkesempatan untuk mengelola acara secara mandiri,” kata Tubagus.
Layanan ini dirancang agar ramah pengguna, khususnya mereka yang baru pertama kali membuat acara daring. Layanan ini juga dilengkapi dengan sejumlah fitur. Beberapa di antaranya adalah Mode Pratinjau untuk memeriksa tampilan acara, fitur Share Screen untuk berbagi konten, Live Chat untuk berinteraksi dengan audiens, Set Video Input untuk mengatur input video internal dan eksternal, serta Set Audio Input untuk mengatur audio.
”Kami sudah menyiapkan peta jalan (pengembangan layanan). Kami akan mengeluarkan inovasi baru setiap 3-4 bulan,” ucap Tubagus.
LOKET Live Studio merupakan layanan yang menggabungkan akses kontrol untuk penyelenggara acara, teknologi streaming untuk audiens, dan penjualan tiket. Layanan penjualan tiket dinilai penting agar penyelenggara bisa memonetisasi acaranya.
Ario Adimas mengatakan, acara virtual yang ada selama ini belum dilengkapi dengan tautan atau kode unik yang diperuntukkan khusus bagi satu orang. Akibatnya, acara tersebut rawan disusupi oleh audiens yang tidak mendaftar atau membayar. Penyelenggara acara juga kesulitan melacak para audiens ”ilegal”. Hal ini merugikan pihak penyelenggara.
”Dengan sistem penjualan tiket, penyelenggara acara bisa memperoleh pendapatan. Layanan kami hanya mengenakan biaya komisi dan teknologi yang dihitung sesuai dengan jumlah audiens yang hadir di acara itu,” kata Ario.
Pegiat media sosial yang bergerak di bidang gaya hidup sehat, Riana Bismarak, mengatakan, penjualan tiket membantunya memperoleh pendapatan tambahan. Hal ini didapat setelah dia menyelenggarakan kelas-kelas olahraga secara virtual. Pendapatan tambahan ini membantu dia yang sempat kehilangan ruang kerja akibat pandemi.