Tes Acak untuk Lacak Penularan di Pasar Rejowinangun Magelang
›
Tes Acak untuk Lacak Penularan...
Iklan
Tes Acak untuk Lacak Penularan di Pasar Rejowinangun Magelang
Tes usap dilakukan kepada 30 pedagang di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Senin (21/9/2020). Tes ini untuk melacak penyebaran penularan virus dalam pasar setelah enam pedagang dinyatakan positif Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tes usap telah dilakukan kepada 30 pedagang, menindaklanjuti temuan 6 pedagang Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, yang sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19. Selain kontak erat pedagang positif, sebagian pedagang yang dites dipilih secara acak.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Rejowinangun Agus Yudi Setyanto mengatakan, pemilihan pedagang secara acak di luar kontak erat sengaja dilakukan untuk mengetahui seberapa luas penyebaran Covid-19 di lingkup pasar.
”Kami ingin tahu apakah kasus Covid-19 hanya ada di blok tertentu di sekitar pedagang yang sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19 atau justru sudah tersebar di blok-blok lain,” ujarnya, Selasa (22/9/2020).
Penataan lokasi berjualan di Pasar Rejowinangun terbagi menjadi delapan blok, mulai dari blok A hingga H. Total jumlah pedagang mencapai 3.500 orang. Mereka tersebar di toko, kios, los, hingga lesehan.
Seperti sempat diberitakan sebelumnya, Jumat (18/9/2020), enam pedagang Pasar Rejowinangun yang semuanya merupakan warga Kabupaten Magelang, terkonfirmasi positif Covid-19. Dari hasil tes usap pada 23 pedagang lain, tambahan satu pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 pada Minggu (20/9/2020).
Sebagian pedagang, terutama mereka yang berada di blok H, kerap kali tidak mengindahkan.
Semua pedagang yang menjalani tes usap dan dinyatakan positif Covid-19 tersebut adalah pedagang sayur-mayur. Semuanya berdagang di blok H.
Sejak Maret 2020, Agus mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi pentingnya menjaga perilaku sesuai dengan protokol kesehatan di lingkungan pasar. Semua pedagang selalu diingatkan memakai masker. Namun, sebagian pedagang, terutama mereka yang berada di blok H, kerap kali tidak mengindahkan.
Selain perilaku yang tidak tertib, risiko tertular Covid-19 juga bisa berasal dari mana saja. ”Mungkin saja banyak pedagang sebenarnya sudah terpapar, tetapi mereka tidak menunjukkan gejala apa-apa karena kondisi badannya fit,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Majid Rohmawanto mengatakan, hingga Selasa (22/9/2020), pihaknya belum menerima satu pun hasil tes usap pada Senin (21/9/2020). Dia pun meminta agar semua pihak bersabar dan 30 pedagang tersebut diminta tidak berjualan lebih dahulu sebelum hasil tes diperoleh.
”Jika dinyatakan negatif, pedagang tersebut bisa berjualan dan sebaliknya pedagang yang positif Covid-19 nantinya akan langsung menjalani perawatan,” ujarnya.
Dari pantauan pada Selasa, sejumlah pedagang Pasar Rejowinangun yang sedang menunggu hasil tes usap tetap saja memilih berjualan.
”Kami tidak mungkin menganggur berhari-hari hanya sekadar menunggu hasil tes,” ujar Yuni (38), salah seorang pedagang telur, yang juga menjadi salah satu pedagang penghuni blok H.
Yuni mengaku sebenarnya juga khawatir tertular Covid-19. Namun, sejauh ini dia merasa cukup sehat dan tidak memiliki gejala sakit apa pun.
Hal serupa diungkapkan oleh pedagang lainnya, Yulianto (42). Menurut dia, urusan ekonomi harus lebih diutamakan. ”Sejak ada kasus Covid-19 saja, pendapatan kami sudah turun drastis. Jadi, kami tidak mungkin memperparah kondisi dengan menganggur dan tidak berjualan,” ujarnya.
Agus Yudi mengatakan, munculnya kasus positif Covid-19 di kalangan pedagang ini dipastikan semakin menurunkan tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional, yang mulai berkurang sejak Maret.
Tidak hanya pembeli yang cemas, menurut dia, kekhawatiran penularan Covid-19 juga terjadi di kalangan pedagang. Hal itu membuat sebagian pedagang yang justru tidak berkontak erat dengan pasien positif serta tak menjalani tes usap justru memilih berhenti berjualan untuk sementara waktu.