Sedikitnya 50 Pelayat Putra Wali Kota Jambi Jalani Karantina dan Isolasi
›
Sedikitnya 50 Pelayat Putra...
Iklan
Sedikitnya 50 Pelayat Putra Wali Kota Jambi Jalani Karantina dan Isolasi
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jambi mengakui tidak semua pelayat yang hadir diperlengkapi alat pelindung diri. Mereka kini berada dalam pantauan petugas kesehatan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Sedikitnya 50 pelayat di pemakaman putra Wali Kota Jambi Syarif Fasha menjalani karantina dan isolasi. Mereka yang mengalami penurunan kondisi kesehatan diminta langsung mengikuti uji usap Covid-19.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi Abu Bakar mengatakan, ada sedikitnya 50 orang yang hadir pada pemakaman di Tempat Pemakaman Pusara Agung Kota Jambi. Putra Fasha tersebut meninggal di Jakarta setelah tiga hari terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut Abu, sebagian besar yang hadir dalam pemakaman tidak memakai alat pelindung diri (APD). ”Nama-nama pelayat telah kami data. Mereka semua kini masuk dalam pantauan dinas kesehatan,” katanya, Rabu (23/9/2020).
Usai pemakaman, lanjutnya, semua orang yang hadir di sana diminta karantina mandiri serta menghindari kontak dengan orang lain. Keluarga besar Fasha yang datang dari Palembang untuk menghadiri pemakaman juga diminta langsung pulang. Sementara Fasha dan keluarganya kembali menjalani rawat isolasi. Sejak Selasa sore, mereka diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Manap Kota Jambi.
Sebelumnya, Fasha yang juga terkonfirmasi positif Covid-19 menghadiri pemakaman putra bungsunya. Keputusan Fasha yang hadir bersama istri dan anak, yang juga positif Covid-19, disesalkan sebagian warga Jambi. Mereka yang seharusnya menjadi contoh dalam penanganan Covid-19 jutsru meninggalkan tempat perawatan isolasinya.
Sebagian warga tak mengira tindakan itu dilakukan pemimpin daerah, termasuk keputusan mengirim jenazah putranya ke Jambi. Warga khawatir pengiriman jenazah dan proses pemakaman yang dihadiri banyak orang berpotensi menimbulkan kluster baru.
Fia, warga Simpang Mayang, Jambi, wali kota selayaknya bijak memberi panutan bagi warganya. ”Dukacita dapat dialami siapa saja. Namun, seorang pemimpin mestinya memberikan contoh baik dalam menghentikan penyebaran Covid-19. Bukannya membuka peluang munculnya kluster-kluster baru,” katanya.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, mengatakan tidak tahu perihal kedatangan Fasha ke Jambi. Namun, ia menerima informasi, uji usap Fasha setelah pemakaman hasilnya negatif. Hanya saja, ia belum menerima surat resminya.