Kebakaran Pasar Wage Disebabkan Korsleting Listrik
›
Kebakaran Pasar Wage...
Iklan
Kebakaran Pasar Wage Disebabkan Korsleting Listrik
Korsleting listrik jadi penyebab kebakaran Pasar Wage di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin (21/9/2020) lalu. Pemerintah daerah dan provinsi menyiapkan total Rp 30 miliar untuk perbaikan pasar.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Korsleting atau hubungan arus pendek listrik menjadi penyebab kebakaran di Pasar Wage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Total kerugian akibat kebakaran pasar ini mencapai Rp 20 miliar.
Sebelumnya, Pasar Wage terbakar pada Senin (21/9/2020) sekitar pukul 03.15. Api berasal dari Lantai 1 Blok B. Kebakaran ini menghanguskan 27 kios, serta 19 kios dan 16 lapak di Lantai 2. Total pedagang yang terdampak mencapai 110 orang. Mereka, antara lain, berdagang pakaian, mainan, perabotan rumah tangga, serta sayur mayur.
”Penyebabnya korsleting listrik di jalur Blok B02. Ditemukan kabel dan serpihan lampu neon di titik api,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Ajun Komisaris Berry, Rabu (23/9/2020). Dia menambahkan, korsleting bisa diakibatkan dari kondisi kabel yang tidak teratur atau semrawut.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso menyampaikan, kerugian akibat kejadian ini mencapai Rp 20 miliar. Ke depan, pemerintah daerah bakal menyiapkan bedeng di luar bangunan pasar untuk dijadikan tempat berjualan sementara. Bantuan bagi pedagang pun sedang diusahkan.
”Pembangunan pascakebakaran diperkirakan (butuh anggaran) Rp 30 miliar. Sebanyak Rp 15 miliar dari Pemkab Banyumas dan Rp 15 miliar dari bantuan Provinsi Jateng,” papar Purwadi.
Sebelumnya, Bupati Banyumas Achmad Husein, dalam video yang diunggah di media sosialnya, menyampaikan, pedagang bisa berjualan di sepanjang Jalan Vihara atau di sebelah utara bangunan pasar. Bedeng atau bangunan darurat untuk berdagang disiapkan pemerintah daerah.
”Bangunan yang terbakar akan dikaji oleh konsultan apakah dapat dipakai kembali dengan perkuatan atau harus dibongkar karena betonnya telah terbakar selama 4 jam,” kata Husein.
Dari catatan Kompas, Pasar Wage Purwokerto pernah terbakar pada Minggu (2/5/2004). Saat itu, seperlima bangunan Pasar Wage, Purwokerto, dilalap api. Sekitar 253 los dan 22 kios di Blok C musnah beserta barang dagangan yang disimpan di dalamnya. Kebakaran yang terjadi sejak pukul 04.30 itu mengakibatkan kerugian material kurang lebih Rp 4,5 miliar (Kompas, Rabu, 5 Mei 2004).
Kebakaran kembali terjadi pada Sabtu (5/7/2008) sekitar pukul 23.00. Kebakaran itu melanda Blok B Petak 18 dan 20, menghanguskan 47 los pedagang bumbu dan sayuran, 9 kios pedagang kelontong, serta 20 los pedagang daging. Upaya pemadaman kebakaran terhambat karena para petugas pemadam kebakaran kesulitan mencari hidran dan jalan untuk menjangkau lokasi kebakaran (Kompas, Senin, 7 Juli 2008).