Tyler Herro, pemain termuda Heat, menjadi pahlawan kemenangan Heat atas Celtics. Aksi heroik Herro mendekatkan langkah Heat ke Final NBA.
Oleh
KELVIN HIANUSA, KORANO NICOLASH LMS
·4 menit baca
ORLANDO, KAMIS — Datang dari bangku cadangan, bocah ajaib Miami Heat, Tyler Herro, menjadi sinar paling terang pada gim keempat Final Wilayah Timur. Sang rookie berusia 20 tahun ini bermain penuh percaya diri tanpa rasa takut, bak megabintang veteran. Aksi heroiknya dengan 37 poin menyelamatkan Heat dari sergapan Boston Celtics pada momen-momen krusial.
Bukan megabintang Jimmy Butler ataupun center yang sedang naik daun Bam Adebayo. Heat justru dimenangkan oleh seorang bocah polos asal Kentucky yang merupakan pemain termuda dalam tim. Berkatnya, Heat memimpin seri 3-1 setelah menang dramatis dalam pertarungan ketat, 112-109, pada Kamis (24/9/2020) di ”gelembung” Orlando.
Capaian poinnya fantastis, apalagi bagi pemuda yang baru melepas usia remajanya. Dia menghasilkan 37 poin hanya dalam 36 menit. Namanya sekarang bersanding dengan legenda hidup NBA, Magic Johnson (42 poin), sebagai pemain berusia 20 tahun atau lebih muda yang mencetak poin terbanyak pada playoff.
”Ini adalah diri saya. Saya tumbuh seperti ini dan akan terus begini selama masih berada di liga ini. Saya merasa bagus hari ini. Tentu karena rekan-rekan juga,” kata pemain yang diambil Heat pada urutan draf ke-13 itu saat ditanya tentang kepercayaan dirinya.
Herro merupakan kunci Heat unggul untuk pertama kali dalam sepanjang seri di paruh awal pertandingan, 50-44. Dia menyumbang 15 poin dalam dua kuarter yang mayoritas berasal dari penetrasi ke area dalam.
Pemain berposisi guard ini selalu berhasil memutus momentum Celtics yang ingin bangkit di paruh kedua. Celtics sempat berbalik unggul satu poin, tetapi Herro lewat aksi lemparan tiga angka berhasil menjauhkan skor menjadi 91-85.
Pada kuarter pamungkas, pebasket setinggi 1,96 meter ini semakin percaya diri. Dia menjadi pemegang bola terakhir dalam serangan Heat. Dia membayar kepercayaan tersebut dengan menyumbang 17 poin lagi.
Berkat sumbangan itu, Celtics tidak mampu mengejar meski bintangnya, Jayson Tatum, bangkit dari keterpurukan pada paruh kedua. Tatum yang nihil poin di paruh awal sempat membawa Celtics mendekat lewat sumbangan 28 poin pada dua kurater terakhir.
Celtics coba memainkan strategi pelanggaran cepat pada semenit terakhir. Mereka membiarkan lawan kesempatan lemparan bebas, kemudian membalas dengan lemparan tiga angka. Strategi itu berhasil menipiskan jarak, tetapi tidak cukup untuk membalikkan keadaan.
Penampilan sempurna Herro itu diganjar pelukan oleh para rekan senior timnya. Salah satunya guard veteran Goran Dragic yang pada gim ini menyumbang 22 poin dan 5 rebound. ”Aku cinta kamu,” kata Dragic sambil memeluk Herro yang baru menyelesaikan wawancara pertamanya sebagai pemain terbaik laga.
Tanpa Herro, Heat akan kesulitan menang pada gim ini. Penembak mereka bermasalah. Dua pemain inti Jae Crowder dan Duncan Robinson hanya menyumbang 6 poin. Mereka hanya memasukkan 1 dari 11 percobaan tiga angka.
Sementara itu, Herro sangat efisien dengan akurasi mencapai 66 persen. Dia juga memasukkan 5 dari 10 lemparan tiga angka. Semua itu berasal dari kemampuannya membuat peluang lemparan untuk diri sendiri.
Pelatih Heat Erik Spoelstra memuji penampilan fenomenal anak asuhnya tersebut. ”Dia punya jiwa kompetitif yang besar dalam dirinya,” puji Spoelstra yang terkenal bisa mengeluarkan bakat terbaik dari seorang pemain tersebut.
Selain Herro, kemenangan ini tidak lepas dari Butler (24 poin, 9 rebound) dan Adebayo (20 poin, 12 rebound). Keduanya sama-sama efektif dalam serangan ataupun pertahanan zona yang lagi-lagi sukses menjebak skuad Celtics.
Tatum menyesali penampilan mengecewakannya pada awal gim. Dia baru mampu memecahkan kebuntuan poin setelah lemparan ke-8 dan bermain 22 menit. ”Saya tidak mencetak poin sama sekali pada paruh pertama. Itu tidak bisa diterima. Seharusnya saya bisa lebih baik,” katanya.
Kemenangan ini membuat Heat di atas angin. Mereka hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menggapai Final NBA. Terakhir kali tim asuhan Spoelstra masuk ke partai puncak adalah pada 2014 lalu.
Namun, Heat berada dalam bayang-bayang cedera pemain andalannya, Adebayo. Pemain bertubuh besar itu terlihat memegangi lengannya pada akhir pertandingan. Dia kesakitan setelah beradu fisik dengan pemain Celtics. (AP)