logo Kompas.id
Kopi Petani Tidak Terserap,...
Iklan

Kopi Petani Tidak Terserap, Impor Masih Terjadi

Kenapa kita sebagai produsen kopi masih mengimpor biji kopi? Padahal, kopi robusta Lampung memiliki kualitas bagus dan di internasional pun dikenal.

Oleh
Agnes Theodora
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gGOduKvxZVlFwKyVBMJ0WsaUs74=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200828WEN2_1598605029.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Petani meratakan biji kopi hasil panen dari perkebunan rakyat di Desa Malebo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2020). Kawasan tersebut menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah.

JAKARTA, KOMPAS — Permintaan domestik dan global yang menurun di tengah puncak musim panen membuat kopi petani tidak terserap pasar. Di sisi lain, tren impor kopi terus meningkat beberapa tahun ini. Pemerintah menyiapkan skema pembiayaan dan penyerapan kopi lokal serta meninjau ulang tata niaga impor agar kopi petani bisa berdaulat di negeri sendiri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 96,9 persen dari lahan kopi di Indonesia dikuasai oleh perkebunan rakyat atau petani berskala mikro dan kecil. Sementara hanya 2,02 persen yang dimiliki oleh perkebunan swasta dan 1,86 persen yang dikelola oleh perkebunan besar milik negara.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000