logo Kompas.id
Pilkada (Bukan) Menyabung...
Iklan

Pilkada (Bukan) Menyabung Nyawa

Awalnya, diskursus publik dikotomis-antagonistik; ibaratnya, pilkada lanjut menyabung nyawa, pilkada ditunda menyelamatkan jiwa manusia. Namun, perdebatan selanjutnya semakin konstruktif.

Oleh
J Kristiadi
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r3lcQQgw-0Scn9RMuaols1sFrJ0=/1024x1436/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F55774799_1563985882.jpg
KUM

J Kristiadi

Kontroversi perhelatan Pilkada 2020 antara mereka yang mendesak pilkada ditunda dan kalangan yang menghendaki pilkada dilanjutkan menunjukkan kualitas bangsa Indonesia yang semakin matang dalam mengelola isu dilematis dan sensitif. Awalnya, diskursus publik dikotomis-antagonistik; ibaratnya, pilkada lanjut menyabung nyawa, pilkada ditunda menyelamatkan jiwa manusia. Namun, perdebatan selanjutnya semakin konstruktif. Masing-masing menyampaikan dalil yang berujung pada kesepakatan pilkada harus dilaksanakan, tetapi keselamatan manusia adalah nomor wahid.

Argumentasi mereka yang pro-pilkada ditunda, pertama, data membuktikan, jumlah korban diperkirakan sangat banyak karena jumlah warga yang terpapar Covid-19 semakin meningkat. Kajian Indo Barometer, misalnya, memperkirakan, jika pilkada dilanjutkan tanpa persyaratan protokol kesehatan ketat, jutaan jiwa berpotensi terpapar Covid-19. Kedua, pilkada yang berpotensi banyak merenggut jiwa diperkirakan tak sebanding dengan kualitas kepala daerah yang dihasilkan dari praktik politik yang didominasi politik uang, politik kekerabatan, politik pencitraan, dan politik oligarki.

Editor:
Antony Lee
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000