Tes Usap Acak Menyasar Semua Pondok Pesantren di Banyumas
›
Tes Usap Acak Menyasar Semua...
Iklan
Tes Usap Acak Menyasar Semua Pondok Pesantren di Banyumas
Tes usap tenggorokan akan digencarkan di 190 pondok pesantren se-Kabupaten Banyumas. Upaya ini dilakukan untuk menekan penularan kluster pondok pesantren yang terjadi beberapa hari lalu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Untuk menekan penyebaran Covid-19 pada kluster pondok pesantren, Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggencarkan pelacakan dengan menggelar tes usap tenggorokan di 190 pondok pesantren di daerah tersebut. Tes dilakukan secara acak kepada 10 santri di setiap pondok pesantren.
”Ada tim kecil datang kepada mereka supaya mereka mau di-swab (tes usap). Swab random (acak), misalnya sepuluh-sepuluh (per pondok). Kalau negatif berarti clear. Tapi, kalau ada yang positif, semuanya di-swab,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein di Purwokerto, Banyumas, Jumat (25/9/2020) petang.
Husein mengatakan, tim kecil Satuan Tugas Pondok Pesantren untuk pemantauan ke semua pondok pesantren terdiri dari unsur tokoh agama, pemerintah daerah, Satpol PP, dan TNI/Polri. Tim ini melakukan sosialisasi dan edukasi, termasuk pendekatan agar para santri bersedia menjalani tes usap.
Menurut Husein, kluster pondok pesantren relatif mudah ditanggulangi karena lokasinya jelas dan mobilitas anggotanya bisa dilokalisasi. Pihaknya justru mewaspadai orang-orang yang terjaring razia masker dan setelah menjalani tes usap ternyata positif Covid-19. Warga yang tidak bermasker dinilai lebih berpotensi menyebarkan virus lebih luas.
Untuk itu, lanjut Husein, pihaknya berupaya mendata orang-orang yang rentan atau memiliki penyakit penyerta. Di Banyumas ada 90.000 orang rentan karena termasuk lansia. Dari jumlah itu, sekitar 16.000 orang di antaranya memiliki penyakit penyerta atau potensi tinggi tertular Covid-19. Penyakit penyerta itu, antara lain, jantung, diabetes, asma, dan gagal ginjal.
”Yang berpenyakit berat ini ada sekitar 16.000, ini bisa berkurang atau bertambah,” kata Husein.
Warga yang tergolong rentan tersebut, lanjut Husein, harus dilindungi. Menurut dia, hal ini menjadi strategi meminimalkan jumlah kematian akibat Covid-19. Pendataan berdasar nama (by name) dan alamat (by address) akan dipakai untuk pemetaan. Nantinya, setidaknya ada satu orang sehat ikut memantau warga yang rentan.
”Kita harus mulai, jangan cuma bertahan di garis depan, tetapi juga melindungi di garis belakang. Mereka adalah komorbit-komorbit, orang sepuh yang punya penyakit berat itu harus dilindungi,” tuturnya.
Jangan cuma bertahan di garis depan, tetapi juga melindungi di garis belakang. Mereka adalah komorbit-komorbit, orang sepuh yang punya penyakit berat itu harus dilindungi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan, sebanyak 127 santri yang positif Covid-19 dari pondok pesantren di Purwokerto Utara telah menjalani isolasi. Sebanyak 72 orang diisolasi di Balai Diklat Baturraden, 2 orang menjalani isolasi mandiri karena terdiri dari seorang anak balita dan ayahnya. Adapun sisanya tersebar di RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika.
Terkait uji usap massal di pondok pesantren di Purwokerto Utara tersebut, Sadiyanto menyatakan sudah selesai dilakukan Jumat ini. ”Hari ini (Jumat) swab terhadap 334 orang di pondok pesantren itu sudah selesai. Kami masih menunggu hasilnya,” tutur Sadiyanto.
Sementara itu, dari Kebumen dilaporkan, kluster pondok pesantren juga mulai teridentifikasi. Koordinator Humas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kebumen Cokro Aminoto dalam siaran pers menyampaikan, Jumat ini terdapat penambahan 72 kasus positif Covid-19.
Dari 72 kasus positif tersebut, 57 kasus di antaranya dari pondok pesantren di Kebumen dan 15 kasus lainnya kontak erat dari kasus terkonfirmasi terdahulu.
Secara kumulatif, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kebumen tercatat 490 orang. Dari jumlah itu, 205 menjalani isolasi, 271 sembuh, dan 14 orang meninggal dunia.