Jumlah penonton yang diizinkan menonton pertandingan di arena utama Grand Slam Perancis Terbuka kemungkinan harus dikurangi menjadi maksimal 1.000 orang. Hal ini seiring peningkatan kasus positif Covid-19 di Perancis.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, RABU — Rencana Federasi Tenis Perancis (FFT) menggelar turnamen Perancis Terbuka di Roland Garros, Paris, 27 September-11 Oktober, dengan kehadiran penonton tak akan mudah diwujudkan. Pemerintah Perancis mengeluarkan peraturan baru berupa pembatasan berkumpulnya massa hingga hanya seribu orang.
Peraturan tersebut dikeluarkan pada Rabu (23/9/2020) waktu setempat seiring tingginya penambahan kasus Covid-19 sepanjang September. Akibatnya, Paris dan 10 kota lainnya digolongkan pada zona merah.
Sejak kasus Covid-19 terdeteksi di Perancis pada Februari, jumlah penambahan kasus per hari pada September menjadi yang tertinggi. Pada 18, 19, dan 23 September terdapat penambahan masing-masing 13.000-an kasus.
Di zona merah itu, pemerintah memberlakukan jumlah maksimal seribu orang untuk menghadiri acara. Hal ini berlaku untuk setidaknya dua pekan di Paris, Bordeaux, Lyon, Nice, Lille, Toulouse, Saint-Etienne, Rennes, Rouen, Grenoble, dan Montpellier.
Sejalan dengan pembatasan jumlah orang berkumpul, Pemerintah Perancis juga menutup gedung dan berbagai fasilitas olahraga lain karena menjadi salah satu tempat penularan virus.
Dengan perkembangan situasi ini, panitia penyelenggara Perancis Terbuka kemungkinan harus mengubah jumlah penonton yang boleh datang ke arena Grand Slam di lapangan tanah liat tersebut. Direncanakan, panitia menjual 5.000 tiket per hari untuk menonton pertandingan yang akan digelar di Stadion Philippe-Chatrier, arena utama Roland Garros.
Angka tersebut mengikuti jumlah maksimal yang diperbolehkan pemerintah, 10 hari lalu. Sebelumnya, panitia mengajukan jumlah 11.500 penonton per hari yang boleh menonton di semua lapangan.
Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran menyatakan, kemungkinan akan terjadi konsultasi antara pemerintah dan penyelenggara Perancis Terbuka terkait jumlah 5.000 penonton per hari. Namun, hingga Kamis, juru bicara FFT mengatakan, belum ada konfirmasi apa pun pada panitia terkait peraturan baru pembatasan berkumpulnya orang.
Pemberlakuan kedatangan penonton ke turnamen yang digelar sejak 1891 tersebut berbeda dengan Amerika Serikat Terbuka, 31 Agustus-13 September. Turnamen lapangan keras di Flushing Meadows, New York, tersebut digelar tanpa kehadiran penonton.
Untuk menghidupkan suasana, panitia memasang beberapa layar digital besar di sekitar tribune, menampilkan penonton yang menyaksikan pertandingan melalui media elektronik dan daring. Pada momen tertentu, seperti ketika petenis menghasilkan winner dan memenangi pertandingan, panitia juga memutar suara tepuk tangan.
Menunggu hasil tes
Petenis Perancis, Benoit Paire, yang batal mengikuti AS Terbuka karena positif Covid-19 akan menanti hasil tes di Paris untuk keikutsertaannya dalam Perancis Terbuka. ”Jika negatif, saya akan bertanding. Jika positif, saya tidak akan bermain. Keduanya adalah solusi yang bagus. Jika pulang, saya bisa bertemu keluarga dan anjing,” ujar Paire.
Hal tersebut dikatakan petenis peringkat ke-25 dunia tersebut setelah mundur dari babak pertama ATP Hamburg saat bertanding melawan Casper Ruud, Rabu. Paire mengundurkan diri karena kelelahan saat tertinggal, 4-6, 0-2.
Berbeda dengan Asosiasi Tenis AS (USTA) dan FFT yang mencoret petenis positif Covid-19 dari turnamen, panitia turnamen Hamburg, Jerman, membolehkan petenis bertanding meski tes sempat memberi hasil positif.
Jika negatif, saya akan bertanding. Jika positif, saya tidak akan bermain. Keduanya adalah solusi yang bagus. Jika pulang, saya bisa bertemu keluarga dan anjing.
Paire dua kali mendapat hasil positif di Hamburg sebelum akhirnya mendapat hasil negatif pada Selasa. ”Saya tak dapat menyelesaikan pertandingan karena lelah. Saya tidak tahu, apakah ini akibat virus atau karena saya harus berada di dalam kamar hotel di AS Terbuka,” katanya.
Setelah dinyatakan positif Covid-19 di New York, Paire diharuskan menjalani karantina 10 hari di kamar hotelnya. Setelah hasil tesnya negatif, dia kembali ke kediamannya di Perancis.
Paire kemudian bertanding di turnamen lapangan tanah liat Roma meski tak sempat latihan, dilanjutkan dengan bertanding di Hamburg.
Sementara itu, menjelang undian yang dilakukan Kamis sore waktu setempat atau tengah malam WIB, juara tunggal putra AS Terbuka, Dominic Thiem, telah berada di Paris. Dalam tayangan langsung pada Instagram Roland Garros, Thiem berlatih di Philippe Chatrier.
Petenis Austria itu ditempatkan sebagai unggulan ketiga, di bawah Novak Djokovic (1) dan Rafael Nadal (2). Thiem dan Djokovic menjadi kandidat kuat untuk menghentikan dominasi Nadal yang 12 kali menjuarai AS Terbuka. Thiem berpengalaman tampil pada final Perancis Terbuka 2018 dan 2019 meski kalah dari Nadal. (AFP/REUTERS/AP)