Ricoh GR III, Memunculkan Kembali Roh Fotografi Hitam Putih
›
Ricoh GR III, Memunculkan...
Iklan
Ricoh GR III, Memunculkan Kembali Roh Fotografi Hitam Putih
Dalam fotografi digital yang penuh warna, sedikit produsen kamera digital yang mempertahankan fokus mereka fitur warna monokrom klasik, yaitu hitam putih. Salah satunya adalah Ricoh GR III.
Oleh
Yuniadhi Agung
·5 menit baca
Dalam fotografi digital yang penuh warna, sedikit produsen kamera digital yang mempertahankan fokus mereka fitur warna monokrom klasik, yaitu hitam putih. Ketika fotografer berlomba-lomba menampilkan warna yang lebih indah dari warna aslinya, fotografi digital hitam putih selalu tampil simpel dan terkadang menyerap roh dan menyajikan visual yang begitu dalam.
Era sekarang adalah masanya mirrorless, sistem kamera digital yang mutakhir dan lebih sederhana penampilannya. Fotografer mulai meninggalkan kamera digital SLR yang berat dan beralih ke kamera mirrorless yang bisa diangkat ringan dengan sebelah tangan.
Produsen kamera digital SLR, seperti Canon dan Nikon, kini harus berbagi pasar dengan beberapa produsen kamera mirrorless yang melesat pesat, seperti Fujifilm dan Sony. Semua membangun imaji dan menghimpun koloni di dunia fotografi.
Lalu bagaimana produsen kamera digital yang namanya tidak disebut di atas mengikat penggemar fotografi? Jawabannya adalah fokus pada fitur kamera yang tidak banyak digarap oleh produsen lain. Dalam perjalanan kamera digital, sedikit yang mempertahankan penampilan fitur pilihan simulasi warna hitam putihnya adalah kamera Ricoh.
Produsen kamera asal Jepang tersebut telah membuat debutnya melalui seri digital Ricoh GR yang dimulai pada 2005. Generasi terakhir Ricoh GR, yaitu Ricoh GR III, semakin menegaskan bahwa jiwa hitam putih fotografi tidak pernah padam.
Ricoh adalah pemberontak di dunia fotografi digital. Merek ini tidak terlalu populer dan hanya menjadi pembahasan di kalangan tertentu. Ketika sejumlah produsen kamera digital mencari bentuk kamera yang kian nyaman dipegang dan digunakan, Ricoh melalui seri digital GR sejak awal konsisten pada bentuk yang compact, yaitu kecil, mudah digenggam, tetapi tetap menonjolkan performanya. Kamera GR III yang dirilis pada 2018 adalah ”kamera saku”, kamera yang ukurannya kecil sehingga bisa dimasukkan ke saku celana.
Desain kamera Ricoh seri GR digital cukup kaku dan seperti tidak move on. Bentuknya sederhana seperti halnya pada awal era kamera saku digital dan tidak banyak berubah hingga ke generasi terbarunya. Bodi kamera berwarna hitam yang terlihat monoton menolak perkembangan.
Meski demikian, kesederhanan desain Ricoh seri GR digital ini menjadi kekhasan mereka. Selain menjaga penampilan, Ricoh seri GR digital juga tetap mempertahankan kalibrasi simulasi warna hitam putih yang menjadi fitur istimewa yang hanya diketahui oleh orang yang telah memahami karakter hasil foto kamera Ricoh.
Seperti era manual
Hasil foto berwarna pada kamera Ricoh GR III bukanlah sesuatu yang istimewa. Mata awam hampir tidak bisa melihat perbedaan dengan hasil foto warna dari merek kamera digital lain. Namun, ketika beralih pada fitur simulasi warna hitam putih, kamera Ricoh GR III langsung menyajikan hasil fotografi hitam putih yang hasilnya seperti pada era kamera manual.
Beberapa merek kamera digital sebenarnya juga menyediakan fitur simulasi warna hitam putih, namun nuansa foto digitalnya sangat terasa dan hasilnya gradasi pencahayaan terang menuju gelap terlalu panjang. Itu membuat nuasa klasik hitam putihnya tidak begitu terasa. Saat kerinduan akan hasil foto hitam putih klasik tidak tersalurkan pada kamera digital, akhirnya para fotografer menyerahkan pada piranti lunak pengolah foto untuk memberikan nuasa klasiknya.
Pada kamera Ricoh GR III, ada empat pilihan simulasi warna hitam putih, yaitu BW, soft BW, hard BW, dan hi BW. Semuanya memiliki rentang kontras yang berbeda. Pada posisi BW, fotografer bisa memainkan zona sistem pencahayaan yang menjadi teori dasar fotografi hitam putih dan populer melalui foto-foto lansekap Ansel Adams. Jika memilih simulasi hi BW, fotografer bisa mengeksplorasi obyek dengan tingkat kontras tinggi yang mengingatkan pada karya foto jalanan Daido Moriyama.
Pengaturan pada simulasi hi BW menjadi pilihan terbaik ketika menggunakan kamera Ricoh GR III. Pada hi BW, ruh fotografi hitam putih keluar liar dan membuat fotografer bebas mengekspresikan diri saat membingkai obyek foto. Fotografi adalah soal rasa dan terkadang melalui foto hitam putih fotografer bisa bertutur visual lebih dalam.
Kendali utamanya adalah mata dan interpertasi kita pada obyek, sementara hi BW menjadi penghubungnya. Hasil foto hi BW yang kontras cenderung memberikan pemaknaan lebih dan terkadang memunculkan kesan dalam, tegas, dan kelam. Sebuah drama pada sebingkai foto hitam putih.
Foto simulasi warna hitam putih kamera Ricoh GR III menyajikan nuansa nostalgia. Warga gradasi dari hitam pekat menuju ke abu-abu hingga ke putih terang mengingatkan pada hasil foto hitam putih menggunakan film negatif klasik, seperti Kodak Tmax atau Ilford. Semua tersaji hampir serupa dengan film negatif hitam putih sehingga tidak perlu lagi melakukan olah digital. Simulasi hi BW Ricoh GR III ini telah membuat foto hitam putih menjadi penuh warna.
Penampilan kamera Ricoh GR III yang ramping dan kecil dirancang untuk fotografi spontan dan cocok digunakan untuk fotografi jalanan. Dengan menggunakan lensa tunggal 28 mm, obyek yang dekat dengan fotografer terekam beserta latar di belakangnya sehingga membuat bingkai foto penuh. Kamera Ricoh GR III tidak cocok untuk pemotretan profil karena lebar lensanya membuat fotografer kesulitan untuk menentukan posisi obyek.
Kamera Ricoh GR III dimensi sedikit lebih kecil dan ramping dari generasi sebelumnya, GR II. Meski beberapa fitur ditambahkan, seperti layar sentuh dan sistem operasional yang lebih mudah digunakan, ada satu hal yang disayangkan, yaitu tidak adanya lampu blitz di bodi kamera.
Pada seri GR sebelumya, pencahayaan fill-in dengan lampu blitz kamera menambahkan nuasa pada foto. Kamera Ricoh GR III hanya disediakan soket untuk tambahan lampu blitz yang harus dibeli lagi. Konsumsi baterai cukup boros sehingga harus siap dengan cadangan baterai, sementara untuk penggunaaan kamera secara terus menerus dalam waktu yang lama, bodi kamera cepat panas sehingga tidak nyaman saat dipakai.
Dengan harga yang lumayan tinggi, kamera Ricoh GR III tidak akan menjadi kamera pertama atau utama para fotografer. Namun, dengan kekuatan simulasi hitam putihnya, kamera ini bisa menjadi kamera pendamping yang mendapatkan tempat yang istimewa bagi mereka yang menggemari fotografi hitam putih.