Kapal pesiar dan ”yacht” kini bisa bersandar di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan dibukanya Banyuwangi International Yacht Club. Fasilitas dan destinasi wisata ini diharapkan menjadi pintu masuk baru wisata Indonesia.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Banyuwangi International Yacht Club beroperasi di Banyuwangi, Jawa Timur. Fasilitas dan destinasi wisata baru ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama wisatawan asing kelas menengah atas.
Banyuwangi International Yacht Club (BIYC) berada di kawasan Pantai Marina Boom. Kawasan tersebut merupakan aset milik PT Pelindo III yang dikelola anak perusahannya, yakni PT Pelindo Properti Indonesia.
Ditemui di sela peresmian BIYC di Banyuwangi, Jumat (25/9/2020), Direktur Utama Pelindo III Saefudin Noer mengatakan, fasilitas yacht club di Banyuwangi mendukung konsep butterfly cruise port yang sedang dikembangkan Pelindo III. Fasilitas dan destinasi baru itu diharapkan bisa menjadi tempat sandar baru kapal-kapal pesiar dan yacht.
”Mengembangkan pariwisata cruise (kapal pesiar) memang tidak bisa hanya mengandalkan satu destinasi saja. Semakin banyak kapal ini singgah semakin baik. Penambahan Banyuwangi International Yacht Club ini sangat tepat karena Banyuwangi punya potensi besar,” ujarnya.
Saefudin mengatakan, Banyuwangi strategis karena berada di antara Bali dan Surabaya yang selama ini kerap disinggahi kapal pesiar. Banyuwangi bisa menjadi tempat singgah apabila kapal pesiar atau yacht yang bersandar di Bali sudah terlalu padat.
Selain BIYC di Banyuwangi, Pelindo III juga sudah mengembangkan fasilitas serupa di Tanjung Mas, Semarang; Surabaya North Quay di Tanjung Perak, Surabaya; Tanjung Tembaga, Probolinggo; Tanjung Benoa, Bali; dan Gili Mas di Lombok.
”Saat ini, rata-rata dalam setahun ada 160 kapal pesiar yang berkunjung ke Indonesia. Mereka akan berkeliling dan singgah di kota-kota yang memiliki fasilitas seperti BIYC. Harapannya kunjungan kapal pesiar tersebut juga dapat terintegrasi dengan peta dan agenda pariwisata nasional,” tutur Saefudin.
Direktur Utama PT Pelindo Properti Indonesia (PT PPI) Edward Danner P Napitupulu mengatakan, pihaknya dan pemerintah Banyuwangi memang sepakat mengubah wajah Pantai Marina Boom dari semula pelabuhan tradisional menjadi pelabuhan khusus pariwisata.
”Upaya ini kami lakukan untuk menjaring wisatawan lokal ataupun mancanegara. Sebelum pandemi, rata-rata kunjungan mencapai 140.000 kunjungan per bulan. Harapannya yacht club bisa semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi,” ujar Edward.
Harapannya kunjungan kapal pesiar tersebut juga dapat terintegrasi dengan peta dan agenda pariwisata nasional.
Kawasan Pantai Marina Boom memiliki luas sekitar 44 hektar. Adapun kawasan yang dikerjasamakan untuk BIYC seluas 5.000 meter persegi. Fasilitas BIYC di antaranya berupa dermaga ponton yang bisa digunakan untuk bersandar yacht.
Dermaga ponton di BIYC memiliki kedalaman -4 meter LWS (low water spring). Dermaga tersebut mampu disandari hingga delapan yacht dengan berbagai ukuran, dari panjang 25 feet (7,6 meter) hingga 35 feet (10,6 meter).
Pemilik BIYC Lizza Lundin mengatakan BIYC tidak hanya menjadi tempat bersandar kapal ataupun bersantai para pemilik kapal. BIYC juga menyediakan fasilitas perawatan dan perbaikan kapal.
”Nantinya, para pemilik kapal bisa bersantai atau berlibur di Banyuwangi. Selama itu, mereka juga bisa memperbaiki atau meningkatkan peforma kapal mereka,” ujarnya.
Lizza mengatakan, pihaknya juga menyediakan layanan pendukung untuk kebutuhan selama berlayar. Pemilik kapal bisa mengisi persediaan air bersih, makanan, bahkan listrik, untuk kebutuhan kapalnya.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan, BIYC menjadi salah satu alternatif wisata sekaligus pintu masuk baru bagi wisatawan yang ingin ke Banyuwangi. BIYC merupakan membuka peluang bagi Banyuwangi untuk menyasar wisatawan kelas menengah atas.
”Kita tahu, para pemilik yacht ini merupakan wisatawan kelas menengah atas. Fasilitas ini tentu menjadi jaminan bagi mereka bahwa dengan berlayar ke Banyuwangi mereka bisa berwisata sekaligus menyalurkan hobi berlayarnya,” ujar Bramuda.