Seri kedelapan MotoGP di Barcelona akan menjadi pembuktian Yamaha dalam menyelesaikan masalah performa pada mesin YZR-M1. Indikasi itu muncul pekan lalu di Misano, saat Maverick Vinales finis terdepan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, JUMAT — Sesi latihan pertama dan kedua MotoGP di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Jumat (25/9/2020), mengindikasikan konsistensi performa para pebalap Yamaha. Dalam dua sesi itu, keempat pemacu YZR-M1 bisa berada di sepuluh besar, dan dua pebalap menjadi yang tercepat. Konsistensi menjadi faktor krusial yang hilang dari MotoGP hingga seri ketujuh di Misano, San Marino, pekan lalu.
Namun, balapan seri Emilia Romagna itu juga memunculkan harapan mencapai konsistensi bagi tim-tim MotoGP, khususnya Yamaha. Para pebalap tim pabrikan dari Iwata, Jepang, itu tampil kompetitif ditandai dengan Maverick Vinales yang finis pertama serta pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo, keempat. Quartararo sebenarnya finis ketiga, tetapi mendapat penalti tiga detik karena melebihi batas kecepatan sehingga posisinya turun keempat digusur oleh pebalap KTM, Pol Espargaro.
Vinales menilai, masa-masa sulit yang dihadapi oleh Yamaha sudah berlalu. Dia berharap bisa menjaga performa seperti di Misano untuk memburu gelar juara pertamanya. Vinales kini di posisi ketiga dengan 83 poin, sama seperti Quartararo di posisi kedua. Pemuncak klasemen masih dikuasai oleh pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, dengan 84 poin. Selisih satu poin di tiga pebalap teratas itu membuka lebar peluang dua pebalap Yamaha itu untuk meraih gelar juara.
Peluang juara hanya bisa dipastikan dengan konsistensi penampilan, sesuatu yang belum dimiliki oleh tim-tim MotoGP. Dengan sisa tujuh seri hingga balapan di Portimao pada 22 November, tidak ada lagi ruang kesalahan untuk bisa menjadi juara. Itulah mengapa seri Catalunya akhir pekan ini sangat krusial untuk mencapai konsistensi performa.
Indikasi kestabilan performa ditunjukkan oleh Yamaha yang menempatkan keempat pebalapnya dalam 10 besar pada dua sesi latihan di Barcelona. Bahkan, dua pebalap Petronas SRT, Quartararo dan Franco Morbidelli, masing-masing menjadi yang tercepat pada sesi pagi dan siang. Sementara Vinales konsisten di posisi keempat dengan pace pada rentang 1 menit 40 detik hingga 1 menit 41 detik.
”FP1 cukup bagus. Saya sangat senang terkait kerja motor karena pada putaran pertama saya bisa membalap dengan ritme yang bagus. Tetapi, kami perlu tetap bekerja, sudah pasti. Trek dalam kondisi yang sulit. Saya senang bagaimana motor bekerja pada trek yang daya cengkeramnya sangat rendah,” ujar Vinales yang fokus mengasah race pace pada FP2.
Quartararo berada di posisi keenam pada FP2, turun lima peringkat dari FP1, tetapi pace pebalap Perancis itu relatif stabil pada 1 menit 40,8 detik hingga 1 menit 40,4 detik. Rentang waktu satu putaran dengan flying lap itu merupakan pace balapan ideal di Sirkuit Montmello itu.
Sementara Morbidelli yang mencetak waktu tercepat 1 menit 39,789 detik pada FP2 juga berpotensi mencetak pace yang bagus untuk balapan. Dia memperbaiki waktunya dari sesi pagi dengan waktu tercepat 1 menit 41,219 detik.
Penampilan pebalap Yamaha paling bawah adalah Valentino Rossi, yang menempati posisi kedelapan pada sesi pagi dan ke-10 pada FP2. Rossi menilai, Sirkuit Barcelona-Catalunya daya cengekramnya tidak sebagus Misano sehingga perlu mencari setelan dan pemilihan ban yang pas. Dia sempat menggunakan kombinasi ban depan-belakang lunak-lunak pada akhir FP2, tetapi waktunya tidak membaik tajam.
”Latihan pertama tidak terlalu jelek. Kondisi trek di sini di Barcelona sangat berbeda dengan di Misano, khususnya karena sirkuit kurang daya cengkeram. Tetapi, feeling di awal akhir pekan ini cukup bagus. Kami harus bekerja, sudah pasti karena (daya cengkeram) ban merosot tajam,” tegas Rossi dikutip GPOne.
Selain Yamaha, performa Suzuki yang melejit sejak seri keempat di Austria juga dalam grafik menanjak. Joan Mir yang pekan lalu finis kedua, dan kini di posisi keempat dengan 80 poin, juga menunjukkan performa yang kompetitif. Dia berada di posisi ketiga pada FP1 dan ketujuh pada FP2. Sementara rekan setimnya, Alex Rins, berada di posisi kedua pada sesi siang. Mir berpotensi menjadi ”kuda hitam” yang bisa menjadi kejutan di akhir musim ini.
”Musim ini sangat penting untuk berkonsentrasi 100 persen pada konsistensi. Saya pikir kami semua tahu itu, tetapi dengan alasan apa pun, kami tidak bisa melakukan itu. Benar bahwa kami sekarang mulai menemukan konsistensi, dan saya sangat senang dengan itu, tetapi itu baru dalam empat balapan terakhir. Masih ada banyak balapan di depan kita. Di sinilah menjadi penting kami bisa konsisten seperti sekarang. Kami memiliki peluang bagus di sini di Barcelona,” tegas Mir dikutip SpeedWeek.