Lewis Hamilton dalam situasi sulit meskipun meraih "pole position" pada Formula 1 seri Rusia di Sirkuit Sochi. Pilihan strateginya sangat terbatas karena akan start dengan ban berkompon lunak yang cepat aus.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SOCHI, SABTU – Seri kesepuluh Formula 1 musim ini kembali menegaskan kualitas Lewis Hamilton. Dia memiliki teknik membalap kelas dewa sekaligus memiliki mental sekuat baja dengan mampu mengatasi tekanan dalam waktu yang sempit untuk lolos ke kualifikasi kedua, dan kemudian meraih posisi start terdepan. Namun, ada yang dikorbankan oleh pebalap Inggris itu untuk meraih pole position ke-96-nya tersebut.
Hamilton mengawali kualifikasi dengan meyakinkan setelah menjadi yang tercepat pada sesi latihan terahir. Dia mengungguli rekan setimnya Valtteri Bottas yang dominan pada dua sesi latihan awal, pada Jumat. Hamilton melanjutkan performanya pada Q1, tetapi menghadapi tantangan besar pada Q2 menyusul pencoretan waktu lapnya akibat melebihi batas kecepatan di tikungan 18. Usahanya untuk mencetak waktu lap baru untuk lolos ke Q3 terhenti menyusul kecelakaan yang dialami oleh Sebastian Vettel. Hamilton pun berada di zona eliminasi Q2.
Mobil pebalap Ferrari itu melintir di tikungan 4 dan bagian depan mobil menabrak pembatas lintasan hingga menyebabkan bendera merah. Mobil Vettel yang melintas di sisi luar trek nyaris ditabrak oleh rekan setimnya Charles Leclerc. Setelah sirkuit bersih, waktu Q2 menyisakan 2 menit 15 detik. Ini waktu yang sangat sempit bagi Hamilton untuk mencetak waktu lap yang bagus supaya bisa lolos ke Q3.
Kondisi itu memaksa Hamilton dan timnya memasang ban berkompon lunak untuk mencetak waktu lap yang masuk 10 besar Q2. Hamilton menyelesaikan flying lap nya di posisi keempat, hanya menyisakan dua detik sebelum sesi berakhir. Dia kemudian mencetak lap tercepat pada Q3 dengan 1 menit 31,304 detik, dan meraih pole position ke-96 di sepanjang kariernya. Dia unggul 0,563 detik atas Bottas, serta 0,652 detik atas pebalap Red Bull Max Verstappen.
Bottas dan Verstappen akan start menggunakan ban berkompon medium, sesuai aturan F1 di mana pebalap akan start balapan dengan ban saat mencetak waktu tercepat di Q2. Ban medium memberi pilihan strategi yang lebih banyak di sirkuit Sochi yang hangat. Mereka bisa melakukan pitstop lebih lama untuk memperlebar selisih waktu dengan pebalap di belakangnya.
Sebaliknya, Hamilton akan start menggunakan ban berkompon lunak yang memaksanya melakukan pit stop lebih awal untuk mengganti ban. Ban lunak memberi daya cengkeram bagus sehingga mobil bisa melaju kencang dibandingkan dengan ban berkompon medium dan keras. Namun, ban lunak sangat cepat aus dan mempersempit pilihan strategi balapan.
“Ini salah satu sesi kualifikasi terburuk. Ini mengerikan. Jantung berdetak sangat kencang, sepanjang waktu. Pada kesempatan pertama, waktu saya dicoret, di mana itu pertama kalinya saya melebar di sana dalam akhir pekan ini,” ujar Hamilton kepada Formula 1.
“Saya ingin tetap di lintasan dan melakukan putaran lainnya untuk mencetak waktu, tetapi mereka mengatakan masuk dan gunakan ban baru, dan kemudian bendera merah keluar,” ujar Hamilton.
“Ini resiko yang nyata saat kami keluar dengan berikutnya di akhir (Q2), dan akhirnya saya akan mengawali balapan dengan ban lunak di mana itu tidak bagus,” tegas pebalap berusia 35 tahun itu.
Hamilton khawatir dirinya tidak bisa memaksimalkan posisi start terdepannya dari tekanan Bottas dan Verstappen yang menggunakan ban medium. Dia mewaspadai potensi kehilangan posisi terdepan pada zona pengereman pertama menjelang Tikungan 2, setelah trek yang panjang sejak start.
“Ini bagus berada di posisi start terdepan, tetapi ini mungkin tempat terburuk untuk berada terdepan dengan mobil yang paling besar koefisien tariknya tahun ini,” ujar Hamiltom dikutip Motorsport.
“Tidak diragukan lagi saya sepertinya akan didahului besok. Para pebalap yang hadapi saat balapan, mereka berdua dengan ban medium besok, jadi sudah pasti akan sulit untuk memenangi balapan,” ujar Hamilton. Dia akan menyamai rekor kemenangan terbanyak F1 milik Michael Schumacher dengan 91 kemenangan, jika finis terdepan di Sochi.
“Namun apapun itu, saya akan tetap positif, berusaha dan mencari cara bagaimana bisa mencari jalan keluar, melakukan start yang bagus, apapun yang terjadi, dan kita lihat saja,” pungkas Hamilton.
Kendala yang dihadapi Hamilton itu membangkitkan optimisme Verstappen dan Bottas untuk finis terdepan di Sochi. Ini merupakan sirkuit yang memberi kenangan bagus bagi Bottas, di mana dia meraih kemenangan pertama F1 pada 2017. “Sesungguhnya ini posisi start yang sangat bagus, dan saya dengan ban yang tepat. Saya benar-benar berpikir saya memiliki keuntungan dengan ban medium, tetapi semuanya masih harus dimainkan,” tegas Bottas.
Verstappen yang bisa mengungguli waktu kualifikasi Bottas di akhir sesi Q3 mengaku akan memaksimalkan peluangnya untuk meraih kemenangan kedua musim ini. Dia finis terdepan dan seri Perayaan 70 Tahun Formula 1 di Silverstone, juga dengan strategi jitu ban medium untuk mengalahkan Hamilton dan Bottas. “Kami kesulitan menemukan keseimbangan yang tepat, saya tidak senang. Dalam Q3 pada kesempatan terakhir, tidak terlalu buruk. Berada di posisi kedua pada garis start saya tidak menduga ini,” tegas Verstappen.