Prioritaskan Kesehatan Ibu dan Anak Selama Pandemi
›
Prioritaskan Kesehatan Ibu dan...
Iklan
Prioritaskan Kesehatan Ibu dan Anak Selama Pandemi
Layanan kesehatan ibu dan anak terganggu selama pandemi Covid-19. Kondisi itu dikhawatirkan meningkatkan risiko penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi ataupun risiko kehamilan dengan komplikasi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan dasar harus jadi prioritas selama pandemi Covid-19. Hal itu sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO agar layanan kesehatan esensial tetap terselenggara.
Seruan tersebut disampaikan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI), Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI), Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), serta Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak.
Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih dalam seruan yang diterima Kompas, Minggu (27/9/2020), menyatakan, pemda perlu memisahkan layanan puskesmas yang dikhususkan bagi ibu hamil, bayi, dan anak balita dengan pasien Covid-19. Pemisahan layanan ini akan membuat ibu hamil ataupun orangtua tidak ragu untuk datang memeriksakan diri dan anak mereka.
”Demikian juga posyandu harus segera dibuka dengan mematuhi panduan operasional posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru yang telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan. Hal ini akan memudahkan dan memperluaskan akses bagi pelayanan kesehatan ibu dan anak,” paparnya.
Dalam seruan bersama itu juga mendorong pimpinan pusat dan daerah untuk memfasilitasi layanan imunisasi, pemantauan gizi, dan layanan kesehatan dasar lainnya dapat terpenuhi bagi masyarakat. Pemda juga perlu mendorong warga untuk memanfaatkan ekonomi rumah tangga, seperti menanam sayuran atau memelihara ternak ayam, guna memenuhi keseimbangan gizi.
Posyandu harus segera dibuka dengan mematuhi panduan operasional posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru yang telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Ketua PP IAKMI Ede Surya Darmawan mengimbau agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunda kegiatan sekolah tatap muka meski di zona hijau. Kurikulum pendidikan jarak jauh perlu mendapat dukungan dari tenaga agar muatan pengajaran dapat meningkatkan motivasi belajar yang berdampak pada tumbuh kembang anak yang lebih baik.
Kasus anak di Indonesia yang menderita Covid-19 per 10 Agustus 2020 telah mencapai 3.928 anak dan meninggal sebanyak 59 anak. Angka anak terinfeksi virus SARS-CoV-2 pemicu Covid-19 di Indonesia ini tertinggi di Asia.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, selama pandemi, 83,9 persen pelayanan kesehatan dasar tidak berjalan optimal, terutama posyandu. Kondisi yang terjadi di hampir semua wilayah Indonesia ini mengakibatkan 25 juta anak balita tidak memperoleh imunisasi, suplementasi vitamin A, pemantauan tumbuh kembang, dan pelayanan rutin lainnya.
Sementara pada ibu hamil, tidak optimalnya pelayanan pemantauan kehamilan memicu kenaikan angka kehamilan dengan komplikasi. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian serius, kemungkinan akan terjadi kematian ibu yang lebih tinggi dari 25 persen akibat kehamilan dengan hipertensi.