Lakers mengembalikan tradisi sebagai salah satu tim tersukses bersama Davis dan James. Musim ini, mereka kembali masuk ke final setelah menanti satu dekade.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, MINGGU — Periode tandus prestasi Los Angeles Lakers telah berlalu. Setelah penantian satu dekade, Lakers akhirnya mengembalikan tradisi klub dengan lolos ke Final NBA. Capaian istimewa bersama duo fenomenal, Anthony Davis dan LeBron James, menandakan awal musim semi prestasi salah satu tim tersukses NBA itu.
Lakers menjuarai Wilayah Barat dengan menyudahi perlawanan Denver Nuggets dalam lima gim, 4-1, Minggu (27/9/2020) pagi WIB, di ”gelembung” Orlando. Gelar juara wilayah ini sekaligus membawa Lakers ke Final NBA.
Setelah penantian panjang dan berliku, Lakers mengulangi capaian yang terakhir terjadi pada 2010. Sejak masih bernama Minneapolis Lakers (1947), ini adalah rentang waktu terlama bagi mereka untuk bisa kembali menembus final.
”Tugas ini bukan hanya selesai untuk saya personal. Ini untuk waralaba (Lakers). Saya sangat bangga bisa mengembalikan mereka ke tempat seharusnya tim ini berada. Bermain untuk menjadi juara,” kata James seusai pemberian trofi.
Bagi tim sebesar Lakers, waktu 10 tahun sangatlah panjang. Ketika mereka terakhir bermain di final, Davis yang menjadi andalan musim ini baru berusia 17 tahun. Dia masih berada di bangku sekolah. Pada musim 2009-2010 itu, Lakers masih dipimpin sang legenda, Kobe Bryant. Musim itu berakhir dengan gelar juara ke-16 Lakers, yang memenangi pertarungan dramatis tujuh gim di final atas Boston Celtics.
Setelah era tersebut, prestasi mereka tenggelam ke palung terdalam. Berakhirnya era Bryant menandai keterpurukan tim. Puncaknya, Lakers menjadi juru kunci musim reguler pada 2015-2016.
Masa suram ini diakhiri oleh Davis dan James yang bersatu di Lakers pada awal musim. Meski baru bermain bersama, dominasi duet bintang ini langsung jadi kunci permainan tim. Mereka bahkan disetarakan dengan duet Bryant-Shaquille O’Neal, yang meraih three-peat pada 2000-2002.
Saling menjaga
Menurut Davis, keduanya sama-sama berjanji membawa Lakers kembali berjaya. ”Sejak saya tiba, James bilang akan memberikan saya cincin juara pertama. Saya membalas, ingin mengantar dia untuk kembali ke final. Kami saling menjaga dan tidak ingin mengecewakan satu sama lain,” katanya. Janji dua sahabat ini dibuktikan.
Dominasi mereka di playoff tak terhentikan. Keduanya mengombinasikan hampir separuh perolehan tim, rata-rata 55,5 poin, 19,6 rebound, dan 12,5 assist. Lakers tidak menemukan hadangan berarti sejak putaran pertama hingga final wilayah. Mereka hanya butuh lima gim dalam setiap seri untuk melaju ke putaran selanjutnya. Tim asuhan Frank Vogel ini mencatatkan 80 persen kemenangan.
Dalam perjalanan ke final, tim dengan warna khas ungu dan kuning ini mengandaskan para ”kuda hitam”. Mereka menumbangkan tim dengan serangan terbaik, Portland Trail Blazers dan Houston Rockets, serta Nuggets yang punya kekuatan ekstra saat menghadapi eliminasi. Semua berakhir mudah dengan kemenangan 4-1.
Duet fenomenal tersebut menepis keraguan di awal musim. Davis diragukan punya mental juara karena belum pernah melaju jauh di playoff. Sementara itu, James dengan usia 35 tahun dinilai sudah habis. James juga dinilai tidak berdaya menghadapi pertarungan keras di barat. Sembilan final sebelumnya dibuat bersama tim dari timur.
Lakers juga beruntung memiliki pemain veteran Dwight Howard dan Rajon Rondo. Kedua pemain ini seperti terlahir kembali. Pengalaman dan mental juara keduanya mampu memberikan energi besar di dalam dan luar lapangan.
Meski berhasil menjuarai Wilayah Barat, skuad Lakers tampak tidak terlalu antusias. Tidak ada selebrasi berlebihan di lapangan setelah menang atas Nuggets. Trofi juara pun hanya diambil dan dibawa ke ruang ganti tanpa perayaan.
Vogel mengatatakan, tugas mereka belum selesai. Target musim ini adalah juara, bukan hanya mencapai final. ”Saya memberikan kredit kepada semua pemain. Mereka bekerja keras setiap hari demi ini. Tetapi, pekerjaan belum tuntas. Untuk juara, kami butuh empat kemenangan lagi,” ucapnya.
Oase prestasi ini juga begitu istimewa karena terjadi musim ini. Sebelumnya, skuad Lakers sudah berkomitmen untuk juara. Mereka ingin mempersembahkannya sebagai penghormatan bagi meninggalnya Bryant akibat kecelakaan helikopter pada awal 2020.
Di final nanti, Lakers akan bertemu pemenang dari final Wilayah Timur antara Miami Heat dan Boston Celtics. Seri antara kedua tim tersebut masih berlangsung dengan keunggulan sementara Heat, 3-2. (AP)