Pada Grand Slam Perancis Terbuka 2020 ini, para petenis unggulan tidak hanya menghadapi lawan-lawan tangguh. Mereka juga dihadapkan pada kondisi asing, yaitu cuaca musim gugur, yang mempersulit medan lapangan tanah liat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, MINGGU — Dua petenis putri unggulan, Victoria Azarenka dan Simona Halep, merasakan beratnya tantangan tampil di Grand Slam Perancis Terbuka pada musim gugur seperti saat ini. Selain menghadapi lapangan tanah liat yang basah, mereka juga harus beradaptasi dengan cuaca tak bersahabat di Paris.
Atmosfer baru itu langsung dirasakan Azarenka dan para petenis lain yang tampil pada Minggu (27/9/2020). Mereka tampil di tengah hujan, angin kencang, dan suhu dingin pada 10-12 derajat celsius.
Azarenka dan Danka Kovinic, yang berhadapan pada babak pertama turnamen itu, sempat meninggalkan Lapangan Suzanne Lenglen saat laga baru berjalan 15 menit. Mereka menolak menunggu di lapangan sambil menanti cuaca membaik.
Pertandingan di lapangan tanah liat sebenarnya diperbolehkan berlangsung dalam kondisi hujan, karena air terserap di lapangan, sepanjang itu tak membahayakan pemain. Namun, dengan suhu dingin, Azarenka, yang mengenakan legging dan jaket saat bertanding, menolak menunggu perubahan cuaca di lapangan.
”Apakah kalian bercanda? Kalian tidak melihat apa yang terjadi? Apa yang kita lakukan di sini? Saya bisa bermain dalam situasi apa pun dan tak bermaksud protes. Tetapi, ini konyol. Udaranya terlalu dingin untuk menunggu,” kata Azarenka kepada penyelia turnamen, Clare Wood.
Situasi serupa terjadi di Lapangan Simonne Mathieu yang menggelar laga Elise Mertens versus Margarita Gasparyan. Laga ini berhenti pada menit kesembilan ketika baru berlangsung dua gim.
Kondisi sulit itu adalah hal baru bagi para petenis, tidak terkecuali bagi mereka yang kerap tampil di Perancis Terbuka. Tahun-tahun sebelumnya, turnamen digelar pada Mei-Juni atau saat musim panas. Namun, akibat pandemi, Grand Slam itu ditunda pada 27 September-11 Oktober 2020.
Sementara pertandingan pada lapangan lain tetap berlangsung, terutama antara Goffin dan Jannik Sinner, di Lapangan Philippe Chatrier, lapangan utama di Roland Garros. Mereka bertanding dengan atap baru, seberat 3.500 ton, yang ditutup sejak awal laga. Sinner, petenis 19 tahun yang menjalani debut di Roland Garros, mengalahkan Goffin yang menjadi unggulan ke-11 dengan skor 7-5, 6-0, 6-3.
Melanjutkan laga
Setelah ditunda 45 menit, akibat guyuran hujan, Azarenka dan Kovinic lantas melanjutkan laga di babak pertama itu. Azarenka menang 6-1, 6-2 dalam duel yang berlangsung selama 1 jam dan 1 menit.
”Saya senang bisa menyelesaikan pertandingan dengan cepat dan sekarang saya akan menonton pertandingan lain,” kata Azarenka, kali ini sambil tersenyum. Pertandingan yang ditontonnya tak lain adalah laga Venus Williams melawan Schmiedlova yang belum berlangsung ketika Azarenka menyelesaikan babak pertamanya.
Kemenangan juga didapat Halep, unggulan pertama dan juara Perancis Terbuka 2018. Ia mampu keluar dari tekanan lawannya, Sara Sorribes Tormo, pada set pertama untuk kemudian menang, 6-4, 6-0.
Cuaca seperti hari pertama ini kemungkinan akan dialami para petenis selama Perancis Terbuka 2020. Selain petenis, yang menghadapi cuaca dingin dengan mengenakan pakaian panjang, banyak petugas yang menjaga pintu-pintu stadion sambil mengenakan bot untuk mengantisipasi hujan.
Penonton yang diperbolehkan hadir di stadion—maksimal 1.000 orang—juga berlindung di balik pakaian tebal, syal, hingga handuk untuk menghangatkan tubuh. Mereka juga mengenakan masker sebagai bagian dari protokol kesehatan di turnamen itu pada masa pandemi Covid-19.
Bagi petenis, bermain di lapangan tanah liat, seperti di Roland Garros, membutuhkan keterampilan berbeda dengan di lapangan keras. Di tanah liat, dengan bola yang memantul lebih pelan dan tinggi, dibutuhkan kelincahan dan kesiapsiagaan petenis dalam bergerak.
Kemampuan bergerak dengan cara meluncur di atas lapangan licin menjadi tuntutan, begitu pula dengan daya tahan fisik dan mental. Ini karena pertandingan di lapangan berkarakter lambat itu cenderung berlangsung dalam durasi lama karena setiap perebutan poin membutuhkan reli panjang.
Suasana baru ini juga diantisipasi tunggal putra nomor satu dunia, Novak Djokovic. ”Bergerak di lapangan akan terasa lebih berat karena tanah yang agak basah dan pantulan bola yang lebih lambat dari biasanya. Udara juga lembab dan sejumlah laga digelar pada malam hari,” ujar Djokovic yang akan menghadapi Mikael Ymer (Swedia) pada babak pertama.
Tantangan Nadal
Rafael Nadal, juara 12 kali tunggal putra di Perancis Terbuka, bahkan berkata, tantangan pada 2020 ini adalah yang terberat sejak debutnya di Roland Garros pada 2005 silam. Tantangan itu belum ditambah dengan petenis-petenis pada paruh bawah undian yang akan menjadi calon-calon lawan beratnya sepanjang turnamen tersebut.
Nadal akan menghadapi petenis Belarus, Egor Gerasimov, pada babak pertama. Fabio Fognini, jagoan tanah liat, berpeluang menjadi lawannya pada babak keempat. Selain itu, ada Diego Schwartzman yang mengalahkan Nadal pada perempat final ATP Masters 1000 Roma, pekan lalu.
Juara Perancis Terbuka 2015, Stan Wawrinka, atau Andy Murray juga berpeluang menjadi kompetitor Nadal pada semifinal. Wawrinka dan Murray bertemu pada babak pertama yang dimulai Minggu sore waktu setempat atau tengah malam waktu Indonesia. (AP/AFP/REUTERS)