Miami Heat, tim unggulan kelima, akan mewakili Wilayah Timur di final NBA. Setelah melewati Boston Celtics, sang ”kuda hitam” akan bertemu dengan tim super, LA Lakers, di seri puncak NBA musim 2019-2020.
Oleh
KELVIN HIANUSA dan Korano Nicolash
·4 menit baca
ORLANDO, SENIN — Tim ”kuda hitam”, Miami Heat, terus menunjukkan kedigdayaan mereka musim ini. Skuad asuhan Erik Spoelstra ini baru saja menaklukkan pasukan muda Boston Celtics dalam seri enam gim untuk merajai Wilayah Timur. Di luar ekspektasi, mereka akan mewakili wilayahnya di seri puncak NBA.
Heat sukses membungkam Celtics, 125-113, dalam pertarungan intens pada gim keenam, Senin (28/9/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando. Kemenangan itu dihasilkan lewat semangat besar skuad Heat dan aksi fenomenal center Bam Adebayo dengan raihan double double berupa 32 poin dan 14 rebound.
Hasil tersebut membawa mereka menjuarai Wilayah Timur sekaligus lolos ke final NBA setelah memenangi seri final wilayah atas Celtics, 4-2. Heat sudah ditunggu perwakilan Wilayah Barat, Los Angeles Lakers, yang kemarin lolos terlebih dulu.
”Grup ini lebih dari segalanya, mereka suka bersaing. Kami sangat bangga bisa melewati Celtics yang dilatih sangat baik dengan tim yang solid. Kami berkesempatan melaju ke tahap selanjutnya. Itu yang kami nantikan,” kata Spoelstra dalam seremoni penyerahan trofi wilayah.
Final kelima Spoelstra
Final nanti adalah yang ke-5 bagi Spoelstra bersama Heat. Di final, pelatih keturunan Filipina ini akan berhadapan dengan mantan anak asuhnya sekaligus megabintang Lakers, LeBron James. Adapun seluruh final Spoelstra sebelumnya selalu bersama dengan James.
Adebayo menjadi pahlawan Heat untuk menembus partai puncak. Selain bermain apik sepanjang seri, pemain berusia 23 tahun ini juga menjadi penentu kemenangan di gim keenam.
Dalam laga ini, Heat nyaris selalu unggul hingga kuarter ketiga berakhir. Namun, mereka sempat dikejutkan Celtics yang belum mau pulang. Celtics, lewat aksi bintang muda Jayson Tatum (24 poin 11 asis), sempat berbalik unggul 96-90 di kuarter terakhir.
Di momen ini, Adebayo menunjukkan dominasinya dengan mencetak poin tertinggi sepanjang kariernya di playoff. Dia memecah benteng pertahanan lawan dengan tubuh atletisnya. Pemain setinggi 2,06 meter ini, di luar kebiasaan, dipercaya membawa bola dari tengah lapangan. Dia menjadi pengatur serangan tim.
Diusir wasit
Agresivitas pemain asal Universitas Kentucky ini memaksa center andalan lawan, Daniel Theis, diusir oleh wasit. Theis sudah menerima enam pelanggaran di paruh kuarter keempat. Absennya Theis membuat Adebayo semakin dominan.
Adebayo pun membuat 10 poin dan 4 asis dalam kuarter penentu tersebut. Dari tertinggal 2 poin, Celtics menjadi kehilangan kesimbangan dan tertinggal jauh, 116-102, di tiga menit tersisa. Ketinggalan itu tidak bisa dikejar lagi oleh Celtics.
”Dia (Adebayo) akan menjadi alasan kami untuk bisa menjuarai NBA. Dia benar-benar membuat perbedaan. Dia bisa melakukan itu, berbeda dari siapa pun,” ucap pentolan Heat, Jimmy Butler, memuji rekannya tersebut.
Butler, dalam gim ini, mampu menenangkan timnya di momen kritis. Seperti biasa, dia tidak menjadi pencetak skor terbanyak, hanya 22 poin. Namun, poin-poin yang diciptakannya terjadi di momen-momen krusial.
Adapun dukungan dari cadangan Heat turut membantu kemenangan sempurna ini. Pemain veteran Andre Iguoadala (15 poin) dan debutan Tyler Herro (19 poin) sangat efektif dengan lemparan jarak jauhnya.
Sejauh ini, rekor Heat sangat menakjubkan selama tampil di playoff. Mereka mencatatkan rekor kemenangan 80 persen atau 12 kali menang dari 15 pertandingan. Catatan itu sama persis dengan milik Lakers.
”Miami pantas menerima banyak pujian. Mereka adalah tim dengan fisik super. Saya kira, mereka adalah tim terbaik di Timur. Mereka pantas merepresentasikan wilayah ini dengan gaya main tersebut,” kata Pelatih Celtics Brad Stevens.
Celtics menjanjikan
Bagi Celtics, ini merupakan kekalahan ketiga di final wilayah dalam empat tahun terakhir. Tim asuhan Brad Stevens ini tampak masih belum beruntung meski dalam perjalanan musim ini mengalahkan juara bertahan, Toronto Raptors.
Meski begitu, skuad Celtics sangat menjanjikan untuk musim-musim berikutnya. Tim ini merupakan yang termuda di playoff. Mereka juga ditopang dua bintang muda yang sangat menjanjikan di masa depan, Tatum (22) dan Jaylen Brown (23).
Guard veteran Celtics, Kemba Walker, mengatakan sama sekali tidak menyesal dengan kekalahan ini. ”Menyesal? Tidak sama sekali. Saya tidak punya itu sedikit pun. Saya pikir kami telah bertarung sekeras mungkin. Salut kepada Miami. Mereka sangat bagus,” ucapnya. (AP)