Zinedine Zidane tidak larut dalam kekecewaan terkait ketiadaan pemain baru yang direkrut Real Madrid di musim panas ini. Zidane mencoba formasi baru demi mengoptimalkan skuad yang dimiliki.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SEVILLA, MINGGU — Di tengah sorotan akibat kontroversi video assistant referee atau VAR dalam kemenangan atas Real Betis 3-2, Minggu (27/9/2020), Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane menampilkan sebuah eksperimen baru dalam pola permainan ”Los Blancos”. Ketiadaan pemain baru membuat Zidane harus mampu memanfaatkan skuad yang tersedia, termasuk para pemain yang selama musim lalu minim kontribusi.
Setelah mampu menemukan keseimbangan di lini belakang yang menghasilkan Real memiliki rekor pertahanan terbaik sepanjang sejarah klub serta meraih gelar Liga Spanyol musim lalu, Zidane mencari ramuan terbaik untuk lini tengah dan depan di awal musim 2020-2021. Zidane tidak lagi terpaku dengan formasi favoritnya 4-3-3.
Dalam laga kontrak Betis di Stadion Benito Villamarin, Zidane menurunkan skema 4-3-1-2. Sebuah formasi yang sangat dikenal Zidane ketika masih merumput. Pasalnya, Zidane mampu mengeluarkan permainan terbaik ketika diturunkan sebagai playmaker yang berdiri di belakang dua penyerang.
Formasi baru itu merupakan ikhtiar Zidane untuk memaksimalkan sejumlah pemain yang belum banyak berkontribusi bagi Real selama ini. Di posisi playmaker, Zidane memberikan kepercayaan kepada Martin Odegaard. Pelatih berkebangsaan Perancis itu berharap banyak kepada Odegaard yang mampu bermain apik selama masa pinjaman di Real Sociedad musim lalu.
Di dua laga awal musim ini, Odegaard menjadi salah satu dari dua gelandang yang selalu diturunkan sejak menit awal oleh Zidane. Selain Odegaard, Toni Kroos adalah gelandang lain yang rutin masuk daftar 11 pemain awal ”Los Blancos”.
Secara total, pemain tim nasional Norwegia itu telah bermain selama 114 menit. Jumlah itu sudah melebihi kontribusi Odegaard di periode pertamanya di Real pada 2015-2017 yang hanya dipercaya berlaga dalam 32 menit.
Tidak hanya Odegaard, formasi baru itu juga menjadi upaya Zidane untuk memaksimalkan peran Luka Jovic. Sejak dibeli dari klub Jerman, Eintracht Frankfurt, musim panas 2019 lalu, Jovic baru menciptakan dua gol dan satu asis bagi Real. Padahal, selama dua musim di Frankfurt, Jovic mampu menghasilkan 36 gol dan 9 asis.
Atas dasar itu, Zidane tidak ingin lagi mengorbankan Jovic untuk bermain melebar di sisi sayap karena posisi penyerang tengah telah dimiliki secara permanen oleh Karim Benzema. Di musim lalu, Zidane mencoba Jovic di posisi penyerang sayap untuk mendampingi Benzema di dua pertandingan kontra Villareal dan Real Mallorca. Dari kedua laga itu, Real ditahan imbang Villareal dan tumbang dari Mallorca.
Menurut Zidane, Odegaard merupakan salah satu pemain yang mampu membawa Real meraih hasil positif di musim ini. Perjalanan musim yang masih panjang, lanjutnya, sehingga dampak Odegaard akan muncul dalam beberapa pekan mendatang seiring proses adaptasi terhadap pola permainan di Real.
Selain itu, Zidane pun yakin Jovic bisa semakin padu bermain bersama Benzema. ”Mereka akan memiliki kesempatan untuk bermain bersama lagi. Kami memiliki banyak pertandingan dan menghadapi lawan yang berbeda sehingga saya membutuhkan cara bermain yang beragam,” kata Zidane dilansir Marca, Minggu (27/9/2020).
Pemain terbanyak
Di dua laga awal ini, Zidane menjadikan Real sebagai tim yang memainkan pemain terbanyak. Zidane telah menurunkan 18 pemain dari total 25 pemain di skuad utama Real.
Menurut dia, skuad ”Los Blancos” musim ini sudah memiliki kualitas untuk menghasilkan prestasi. Oleh karena itu, Zidane memastikan, dirinya tidak meminta satu pemain baru dari manajemen Real.
”Saya senang dengan skuad yang saya miliki. Kami akan tetap dengan kondisi skuad ini dan akan berjuang untuk meraih musim yang baik,” ucap Zidane.
Adapun hasil positif atas Betis itu merupakan kemenangan ke-100 Zidane selama melatih Real. Catatan itu didapatkan hanya dalam 147 laga.
Kini, Zidane menjadi pelatih kedua dengan perolehan kemenangan terbanyak dalam sejarah ”Los Blancos”. Zidane hanya tertinggal dari capaian Miguel Munoz, pelatih Real periode 1960-1974, yang mampu meraih 257 kemenangan.
Menurut kapten Real, Sergio Ramos, seluruh pemain Real harus memiliki mentalitas sebagai seorang juara yang bersedia bertarung hingga menit akhir. Penampilan dalam laga melawan Betis, tambah Ramos, telah menjadi pertanda bahwa Real berada di dalam jalur yang tepat untuk mempertahankan gelar liga. Sebab, Real sempat tertinggal 1-2 di akhir babak pertama, lalu mampu mengakhiri laga dengan kemenangan 3-2.
”Yang paling penting adalah mentalitas kami dan tim harus mampu memiliki rasa lapar di setiap pertandingan,” tutur Ramos.
Sementara itu, legenda Barcelona, Carles Puyol, ikut menyoroti dua ”peran” VAR yang memberi keuntungan bagi Real ketika menghadapi Betis. Dua keputusan itu mengakibatkan bek sayap Betis, Emerson, menerima kartu kuning kedua di menit ke-67, serta memberikan Real tendangan penalti di menit ke-82 yang menjadi penentu kemenangan “Los Blancos”.
”Barcelona harus benar-benar bermain bagus untuk memenangi liga. Saya percaya hal itu akan menjadi tantangan dan memotivasi seluruh pemain,” tulis Puyol di akun Twitter pribadinya. Komentar Puyol itu ditwit ulang sekitar 10.200 kali serta disukai sekitar 47.200 akun. (AP)