Dengan harapan mendorong perekonomian Sulawesi Utara yang memiliki potensi pariwisata, pertanian dan perikanan, serta kawasan ekonomi khusus, Presiden Jokowi meresmikan pengoperasian jalan tol perdana Manado-Danowudu.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian jalan tol ruas Manado-Danowudu sepanjang 26 kilometer di Sulawesi Utara. Ruas yang menjadi bagian dari Jalan Tol Manado-Bitung tersebut diharapkan mendorong perekonomian Sulut yang memiliki potensi pariwisata, pertanian dan perikanan, serta kawasan ekonomi khusus.
”Saya melihat Provinsi Sulawesi Utara memiliki banyak potensi ekonomi yang harus terus kita kembangkan. Ada industri perikanan. Ini terutama di Bitung. Ada sektor pertanian, perkebunan, dan banyak destinasi pariwisata. Pengembangan sektor-sektor itu sangat memerlukan dukungan infrastruktur, termasuk jalan tol,” kata Presiden dalam pidato peresmian pengoperasian Jalan Tol Manado-Danowudu, Selasa (29/9/2020).
Presiden pada peresmian yang digelar virtual tersebut berada di Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Pejabat Sementara Gubernur Sulut Agus Fatoni, serta sejumlah pimpinan lembaga dan badan terkait lainnya hadir di Kota Manado.
Saya melihat Provinsi Sulawesi Utara memiliki banyak potensi ekonomi yang harus terus kita kembangkan. Ada industri perikanan. Ini terutama di Bitung. Ada sektor pertanian, perkebunan, dan banyak destinasi pariwisata. Pengembangan sektor-sektor itu sangat memerlukan dukungan infrastruktur, termasuk jalan tol.
Jalan tol ruas Manado-Danowudu yang pengoperasiannya baru diresmikan tersebut merupakan bagian dari Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 40 kilometer. Menurut Presiden, tol itu dirancang terintegrasi dengan kawasan industri dan kawasan pariwisata di Sulut.
Dengan demikian, akses transportasi akan lebih cepat sehingga mempercepat pengembangan potensi ekonomi setempat. Biaya logistik yang dibongkar dan dimuat di Pelabuhan Internasional Bitung, misalnya, dapat ditekan lebih rendah sehingga lebih efisien dan meningkatkan daya saing.
Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Presiden melanjutkan, juga dapat dikembangkan lebih maju. Menjadi tugas Gubernur Sulut kemudian untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya ke Kawasan Ekonomi Khusus Bitung.
Sementara kawasan strategis pariwisata Manado-Bitung-Likupang, termasuk akses ke Pulau Lembeh, semakin mudah dijangkau. Untuk itu Presiden berharap pariwisata di Sulut bisa berkembang lebih baik lagi setelah pandemi Covid-19 berakhir.
”Dengan tersambungnya kawasan perekonomian ini, saya yakin investasi akan lebih banyak datang. Usaha baru akan tumbuh lebih banyak dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga pasti akan meningkat. Sulawesi Utara akan semakin berkembang,” kata Presiden.
Dalam laporannya, Basuki Hadimuljono mengatakan, Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 40 km merupakan tol terpanjang di Pulau Sulawesi pada saat ini. Nilai investasinya mencapai Rp 5,12 triliun. Untuk pengerjaan ruas Manado-Airmadidi sepanjang 15 km, dananya berasal dari APBN. Sementara ruas Airmadidi-Bitung sepanjang 25 km dilakukan oleh PT Jasa Marga selaku Badan Usaha Jalan Tol.
Ruas Manado-Bitung dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Tol terpanjang sebelumnya adalah ruas Kawasan Industri Makassar-Bandara Sultan Hasanuddin. Tol sepanjang 11,5 km tersebut mulai beroperasi per 2008. ”Jadi, ruas Manado-Bitung dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha,” kata Basuki.
Saat ini, Basuki menambahkan, Kementerian PUPR juga sedang membangun berbagai infrastruktur pendukung pariwisata guna mendukung pengembangan Manado-Likupang sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional. Infrastruktur pendukung yang dimaksud antara lain jalan akses Manado-Likupang, penataan kawasan Likupang, penataan kawasan Bunaken, penataan kawasan Pantai Melalayang di Manado, pembangunan 463 homestay untuk masyarakat di kawasan pariwisata, jembatan Marisa, penambahan kapasitas air minum di Malalayang, pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Mamitarang, dan pengendalian banjir.