Sempat Turun Tajam, Penjualan Mobil Perlahan Pulih
›
Sempat Turun Tajam, Penjualan ...
Iklan
Sempat Turun Tajam, Penjualan Mobil Perlahan Pulih
Berbagai cara dilakukan produsen mobil untuk mendongkrak penjualan yang lesu akibat pandemi Covid-19. Pemerintah juga tengah mengusulkan pemberian stimulus bagi pelaku industri otomotif.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan mobil di masa pandemi Covid-19 mulai pulih meski perlahan. Setelah sempat merosot hingga 80 persen pada Mei 2020, penjualan mobil mulai pulih 50 persen pada Agustus 2020. Namun, target penjualan 600.000 mobil pada 2020 diperkirakan tidak tercapai.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, periode April dan Mei tahun ini adalah periode terendah penjualan mobil, terutama akibat merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia. Pada April dan Mei lalu, penjualan mobil tercatat masing-masing 24.272 unit dan 17.083 unit. Angka tersebut jauh di bawah periode Januari 2020 atau sebelum kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia, yakni dengan angka penjualan 81.056 unit.
”Secara perlahan, penjualan mobil nasional mulai merangkak naik menjadi 37.655 unit di mana 11.057 unit adalah angka penjualan dari TAM. Penjualan TAM naik sejak Juni dan sampai sekarang pangsa pasarnya 31,4 persen dari angka penjualan nasional,” kata Jimmi dalam webinar, Selasa (29/9/2020).
Jimmi menambahkan, selama pandemi Covid-19 di Indonesia, TAM menempuh cara-cara baru sebagai bagian dari strategi pemasaran. Salah satunya adalah dengan menggelar show room virtual dan layanan tanya jawab secara daring dengan pelanggan atau calon pelanggan. Dari tiga kali menggelar show room virtual, tercatat ada 600 surat pemesanan kendaraan (SPK) yang diajukan pembeli.
”Angka itu melampaui perkiraan kami. Adapun untuk penjualan mobil secara nasional di pasar dalam negeri sampai akhir tahun nanti, saya perkirakan tidak akan mencapai target 600.000 unit, seperti yang ditargetkan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Kemungkinan pada kisaran 550.000 unit sampai akhir tahun nanti,” ujar Jimmi.
Untuk merangsang pertumbuhan penjualan mobil, TAM memberikan program yang dinamakan ”Deal Cermat”. Dengan program tersebut, cicilan mobil pelanggan bisa lebih ringan hingga 30 persen.
Sebelumnya, untuk mendongkrak penjualan mobil di Indonesia yang tengah lesu, Staf Ahli Gaikindo Stefanus Soetomo mengusulkan agar pemerintah memberikan kemudahan berupa stimulus kepada calon konsumen. Stimulus itu berupa potongan bea balik nama yang umumnya 10-12,5 persen dari harga mobil dan juga penundaan pajak progresif. Gaikindo, menurut dia, telah mengirimkan surat usulan kepada 34 pemerintah provinsi di seluruh Indonesia.
”Hingga hari ini sudah ada tanggapan dari delapan provinsi terkait peringanan bea balik nama, peringanan pajak progresif, dan lain sebagainya. Kami masih menunggu tanggapan dari provinsi lain. Kami sudah berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri terkait hal ini,” kata Stefanus.
Dalam siaran pers Kementerian Perindustrian, pemerintah terus memacu kinerja industri otomotif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal ini agar sektor strategis tersebut dapat kembali tumbuh memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakstabilan pada ekonomi Indonesia, baik dari sisi permintaan maupun penjualan, yang juga berdampak pada beberapa sektor manufaktur, termasuk industri otomotif.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pihaknya telah mengusulkan pemberian stimulus fiskal, nonfiskal, dan moneter bagi pelaku industri otomotif di dalam negeri agar lebih bergairah menjalankan usaha. Meski demikian, ia mengingatkan kepada pelaku industri dalam menjalankan aktivitas produksi tetap mematuhi aturan protokol kesehatan.
”Industri otomotif Indonesia mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar, yaitu lebih dari 1 juta orang dan merupakan salah satu sektor prioritas dalam agenda nasional pada peta jalan Making Indonesia 4.0,” kata Agus.