Generasi Muda Diajak Mengatasi Masalah Sampah pada Era Normal Baru
›
Generasi Muda Diajak Mengatasi...
Iklan
Generasi Muda Diajak Mengatasi Masalah Sampah pada Era Normal Baru
Generasi muda diajak untuk lebih peduli lingkungan dengan memilah sampah dari rumah di era normal baru ini.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebiasaan normal baru dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sampah yang krusial di Indonesia. Tak cukup lagi aksi membuang sampah pada tempatnya, era normal baru mengatasi sampah sudah harus ditingkatkan dengan aksi pemilahan sampah sejak dari rumah masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar pada acara daring peluncuran ”Garnier Green Beauty: Transformasi Ambisius Garnier Menghadirkan Kecantikan Keberlanjutan, Rabu (30/9/2020)”. Perusahaan kosmetik ini berkomitmen pada 2025 secara total menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang.
”Aksi paling minimal mengurangi sampah bukan lagi membuang sampah pada tempatnya. Pada era new normal, kita sudah gaungkan hidup normal baru para anak muda dengan memilah sampah di sumbernya. Mau lebih jauh lagi, ya, batasi dan kurangi sampah. Lebih keren lagi, kalau sudah sampai membuat kompos alias ngompos di rumah. Hal ini harus jadi kesadaran dasar pada era new normal pengelolaan sampah,” ujar Novrizal.
Menurut Novrizal, tanggung jawab pengurangan sampah melekat pada individu. Tugas individu yang juga sebagai konsumen untuk mendukung produk yang mengurangi sampah. Terutama generasi muda yang mulai menjadikan hidup ramah lingkungan sebagai gaya hidup, tentunya menjadi konsumen dengan memilih produk-produk ramah lingkungan.
Novrizal mengatakan, pemerintah mengeluarkan regulasi pada akhir 2019 agar produsen atau perusahaan turut serta mengurangi sampah. Kebijakan perusahaan yang mendukung keberlanjutan diyakini akan didukung banyak konsumen. Sebab, konsumen kini punya kekuatan untuk memilih produk yang berpihak pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Jadi, secara kelangsungan bisnis akan semakin bertambah baik ke depannya
”Tentu saja, pemerintah mengpresiasi untuk positif dalam upaya pengurangan sampah yang dilakukan Garnier. Hal ini akan menjadi inspirasi dan stimulasi bagi produsen lain untuk menerapkan bisnis berkelanjutan yang semakin disukai generasi milenial,” kata Novrizal.
Sementara itu, General Manager Consumer Products Division L’Oréal Indonesia (salah satu produknya Garnier) Manashi Guha, menjelaskan bahwa Garnier Green Beauty merupakan komitmen dan tanggung jawab untuk mempercepat transformasi di setiap aspek rantai nilai bisnis. Komitmen Garnier Green Beauty untuk menghadirkan green science sehingga formula dan kemasan yang didesain ramah lingkungan. Selain itu, memastikan sumber dan produksi yang berkelanjutan, serta memungkinkan konsumen untuk berkontribusi secara positif menuju bumi yang lebih hijau.
”Kami merasa bertanggung jawab untuk memimpin revolusi berkelanjutan di Indonesia bersama dengan mitra kami, eRecycle dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Upaya offline dan online ini akan menjadi pedoman untuk mengedukasi dan membantu konsumen memiliki pilihan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memberikan dampak positif bagi masa depan Indonesia,” kata Manashi.
Communications, Public Affairs and Sustainability Director, L’Oréal Indonesia Melanie Masriel, mengatakan, selain transformasi model bisnisnya, Garnier ingin membantu menjawab beberapa tantangan sosial dan lingkungan yang paling mendesak saat ini. ”Kami secara bertahap ingin dapat mengatasi polusi plastik sebagai salah satu tantangan terbesar di Indonesia,” kata Melanie.
Produksi sampah plastik di Indonesia berkisar 6,8 juta ton setiap tahun. Sampah plastik ini berakhir di laut yang dapat mengancam keberlanjutan bumi.
Layanan jemput sampah
Untuk mengatasi sampah plastik, ujar Melanie, Garnier Indonesia telah bekerja sama dengan eRecycle. Kerja sama ini untuk memulai kesadaran akan solusi daur ulang dan pengelolaan sampah secara offline dan online; yang sesuai dengan kebutuhan para remaja, terutama saat harus berada di rumah atau menjaga jarak di masa pandemi Covid-19.
Dicky Wiratama, Co-Founder dan Bussiness Head eRecycle mengatakan, aplikasi eRecycle menghadirkan solusi memilah sampah untuk masyarakat secara digital di rumah masing-masing. Pemilahan sampah ini penting sebagai langkah awal untuk dapat menerapkan daur ulang sampah.
”Aplikasi eRecycle adalah aplikasi seluler yang memungkinkan konsumen Garnier Indonesia untuk menyerahkan sampah plastik yang telah mereka pilah di rumah untuk ditimbang secara digital, akurat dan real-time agar nantinya dapat didaur ulang. Kami memiliki semangat yang sama dengan Garnier untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang serta mendorong ekonomi sirkular dengan menyediakan pengelolaan plastik
kemasan bekas pakai konsumen berbasis digital,” ujar Dicky.
Dicky mengatakan masyarakat masih berpandangan mendaur ulang jadi tanggung jawab pihak lain, seperti pemerintah, petugas sampah, atau pemulung. Padahal masyarakat punya peran penting untuk pemilahan sampah.
”Kami mau menyasar konsumen berusia muda untuk mulai sadar memilah sampah. Mereka bisa pakai aplikasi, nanti beragam sampah seperti plastik, kertas, botol kaca, bisa diambil di rumah, atau diantar langsung ke-19 gerai yang ditentukan juga bisa. Semakin simpel bagi generasi muda untuk ikut memilah sampah,” ujar Dicky.
Menurut Dicky, sampah plastik sebenarnya masih bisa didaur ulang, bahkan dijadikan bahan material. Sampah saset plastik agak susah didaur ulang, biasanya dimanfaatkan untuk kerajinan tangan atau ecobrick.
Kami ingin menggunakan teknologi supaya semua orang dengan mudah mengakses proses daur ulang. Di aplikasi kami ada material daur ulang dan cukup memindai saja bisa cek jenis apa. Kami berusaha menampilkan penjelasan dengan bahasa yang umum,” papar Dicky.
Brand Ambassador Garnier, Chelsea Islan berbagi kegembiraannya dapat bergabung dengan komitmen Garnier Green Beauty, ”Saya percaya akan pentingnya kontribusi individu serta kolaborasi dalam upaya keberlanjutan. Saya dapat mengandalkan sistem pengelolaan sampah digital dari Garnier Green Beauty dan eRecycle yang dapat menyederhanakan upaya saya dalam pengelolaan sampah di rumah. Berkat Garnier, sekarang saya bisa mulai recycling sambil social distancing,” ujar Chelsea.