logo Kompas.id
Inflasi atau Kurs?
Iklan

Inflasi atau Kurs?

Dalam menetapkan suku bunga acuan, BI kerap dihadapkan pada pilihan mana yang harus didahulukan, inflasi atau kurs. Meski terkait stabilitas rupiah, pengendalian inflasi dan kurs butuh strategi yang bertolak belakang.

Oleh
M Fajar Marta
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ssH0yEk2Wa7uCSogL01BSe4JEUY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F59445fb8-6754-493f-9345-299b8ddacff4_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) memberi keterangan kepada wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada September 2020 memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan di level 4 persen. Ini berarti sudah tiga bulan berturut-turut BI menahan suku bunganya. Banyak yang mempertanyakan mengapa dalam tiga bulan terakhir ini BI seolah ragu menurunkan suku bunga, padahal inflasi terus menurun.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Bank Indonesia, tugas utama BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, baik terhadap harga barang dan jasa yang tecermin dari perkembangan inflasi maupun terhadap mata uang negara lain yang tecermin dari perkembangan kurs. Di antara keduanya, inflasi merupakan sasaran yang diutamakan.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000