Suara mesin perahu ketinting nelayan memecah keheningan fajar dan membangunkan kami yang menginap di kapal pinisi yang bersandar tak jauh dari dermaga Abdul Husen, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, akhir Agustus 2016.
Dari kejauhan, rumah panggung kayu bercat warna-warni berjajar rapi dengan bukit berlapis yang mengelilingi di belakangnya. Berada di antara lembah Gunung Ara, menjadikan suhu udara di Desa Komodo lebih sejuk dibandingkan kawasan pesisir kebanyakan.
Desa yang memiliki luas 34.762 kilometer persegi ini merupakan salah satu desa terpencil karena letak geografisnya berada di pulau paling luar dari Kabupaten Manggarai Barat. Selain dengan kapal sewaan untuk wisatawan, Desa Komodo bisa juga ditempuh selama empat jam perjalanan laut dengan kapal umum dari Labuan Bajo. Kapal umum bermuatan 20 orang dengan atap terpal ini kebanyakan penumpangnya warga kampung yang bekerja di Labuan Bajo atau warga yang kulakan barang kebutuhan sehari-hari.