Meraih Sukses, Berkarya Sesuai Minat
Kesempatan meraih sukses di bidang yang kita minati masih terbuka lebar jika kita berani keluar dari zona nyaman. Saat ini, banyak generasi muda yang memilih keluar dari pekerjaan untuk mengembangkan minat bakatnya.
Menjalani hidup sesuai dengan minat kita tentu akan menyenangkan. Setiap orang kadang-kadang memiliki pergulatan apakah karier yang dijalaninya sesuai dengan minatnya. Banyak orang yang banting setir meninggalkan kehidupan karier yang sudah mapan untuk menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia.
Kisah menemukan sekaligus menjalani karier yang sesuai hati nurani tiap orang berbeda-beda. Setiap kali kita mengobrol dengan teman-teman, ada saja yang merasa tidak yakin dengan karier yang dijalankannya. Di suatu waktu, banyak yang kemudian meninggalkan pekerjaannya demi mencari kebahagiaan. Mereka yang memilih keluar dari zona nyaman tak jarang ditentang oleh keluarga atau orang-orang di dekatnya.
Kisah sejumlah anak muda yang meninggalkan zona nyaman demi mencapai pekerjaan yang diimpikan, yang dinikmati sepenuh hati, bahkan memberikan dampak lebih luas disajikan di acara PechaKucha Night Jakarta Volume 42 bertajuk ”Leap of Faith” yang digelar secara daring, Jumat (25/9/2020) malam. Ajang berjejaring berbagai kalangan di Jakarta untuk berbagi inspirasi ini digelar Maverick dengan konsep pembicara menyajikan kisah dalam 20 slides x 20 detik atau sekitar 6,5 menit. Acara ini berkembang di 1.200 kota di dunia.
Wisnu Kumoro yang kini dikenal sebagai salah seorang Tech Youtuber memilih berhenti jadi pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu kementerian pada 2017 setelah tiga tahun mengabdi pada negara. ”Saya masuk PNS normal seperti yang lain, ikut tes, prajabatan, CPNS, sampai jadi pengelola keuangan di salah satu kementerian. Saya yakin sebenarnya punya modal untuk bisa naik jabatan hingga ke eselon IV. Namun, saya memutuskan berhenti,” tutur Wisnu.
Dalam perjalanan kariernya sebagai abdi negara, Wisnu mulai merasakan ada ketidaksesuaian dengan nilai-nilai hidup yang dipegangnya dari berbagai kejadian yang terkait dengan pekerjaan. Dia merasa tak ingin terus mengingkari nilai-nilai hidup yang dianutnya sehingga memilih untuk mengundurkan diri.
”Saya mulai menyadari ternyata nilai-nilai saya berbeda dan saya abaikan selama jadi PNS. Saya menemukan kesimpulan, pekerjaan saya sesungguhnya baik. Tapi, saya punya nilai-nilai yang beda, dan enggak mau mengingkari diri dan mau kembali. Lalu, saya berhenti,” ujar Wisnu.
Pengalaman Wisnu mengambil keputusan nekat untuk berhenti jadi PNS, salah satu pekerjaan yang didamba banyak orang, dituangkannya dalam lagu perenungan pada tahun 2017. Lagu berjudul ”Jadi Diri Sendiri” menjadi penegasan isi hati dan keputusan mantap Wisnu bahwa dialah yang memiliki kendali hidup dan memilih.
”Semua yang kulakukan perlahan jadi beban yang kutakutkan/ Ku kadang putus asa, ku tak selalu kuat dan aku pun ingin menyerah/ Namun, di saat ku terjatuh di titik terendahku ku ingat sesuatu/ Percaya, kan ada waktunya, semua ini kan terbayar/ Jadilah diri sendiri//” Demikian sepenggal lirik lagu milik Wisnu.
Setelah berhenti menjadi PNS, Wisnu merasa leluasa untuk mencoba berbagai hal yang mau dicobanya. Dia mencoba terjun ke dunia pertunjukan teater, menjadi pembicara, kuliah S-2, membuat podcast dan merilis lagu digital, hingga membuat film pendek. Kini, dia dikenal sebagai Youtuber yang menyajikan review teknologi , terutama gawai dan laptop, ada juga video games. Dia juga dikenal sebagai musisi dan podcaster.
”Aku menemukan, jangan ragu untuk mengekspresikan diri yang sebenarnya,” kata Wisnu tegas.
Pengalaman yang hampir sama juga dijalani visual artist Rato Tanggela (30). Rato memutuskan keluar kerja dari salah satu stasiun televisi setelah bekerja selama 4,5 tahun. Pekerjaan sebagai motion graphic artist sebenarnya masih nyambung dengan kesukaannya pada seni. Namun, Rato merasa ingin membuktikan bahwa dia bisa mandiri dengan idealisme seninya.
Tidak mudah bagi Rato untuk memutuskan berhenti. Keluarganya pun berharap dia tetap bekerja. ”Tapi, aku merasa kalau tetap bekerja aku tidak bisa fokus dengan yang saya inginkan dalam berkarya seni,” ujar Rato, alumnus Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Yogyakarta.
Rato merenungkan, jika bekerja sebagai karyawan, pemikiran untuk berkesenian seperti di masa lalu bakal hilang. Sebenarnya sambil kerja, Ranto tetap rajin untuk mengekspresikan seni sesuai dirinya, tetapi jadi terbatas.
Aku menemukan, jangan ragu untuk mengekspresikan diri yang sebenarnya. (Wisnu Kumoro)
”Akhirnya, aku ambil langkah. Jangan pernah merasa takut, cepat atau lambat perubahan akan datang. Aku tinggalkan zona nyaman jadi pekerja pada Maret 2019. Aku pamit supaya bisa menggunakan talenta di masa kecil agar lebih dikembangkan dan lebih besar lagi,” kata Rato.
Di awal untuk melepaskan hidup di zona nyaman, muncul keraguan dan ketakutan. Namun, pada akhirnya mengikuti kata hati membuat para anak muda ini bahagia dan semakin cemerlang dalam berkarya sesuai dengan idealisme mereka.
Rato mengatakan, setelah berhenti bekerja, dia memiliki banyak waktu untuk bermain dengan gambar-gambar. Bahkan, dia bisa berkolaborasi dengan sang ayah yang juga seniman, yang mengajarinya dunia gambar sewaktu kecil.
”Ada perubahan-perubahan dari resah, takut, gelisah. Justru sekarang kesempatan jadi semakin besar dengan berani melangkah dan berkolaborasi,” ujar Rato yang karya muralnya terpajang di M Bloc Space Jakarta.
Rato mengaku punya cukup waktu bereksprimen dan pameran. Bahkan, mengembangkan inisiasi untuk membantu teman di luar sana untuk lebih berkembang.
Menepis keraguan
Membangun karier profesional di perusahaan sebenarnya jadi impian Rendy Pritananda dan Natya Shina (30), yang kini dikenal sebagai content creator di Youtube lewat akun Step by Step ID. Pasangan ini memanfaatkan media sosial, termasuk Tiktok, dengan konten dance, traveling, dan kecantikan.
”Tiga tahun lalu enggak kepikiran jadi content creator. Aku jadi pekerja di kantoran dan ada goals untuk mencapai karier yang tinggi. Aku kerja sebagai reporter salah satu televisi, pernah mengalami liputan mudik, bikin berita, dan datang ke kantor,” cerita Natya.
Sementara itu, Rendy menjadi spesialis teknologi informasi (TI) di sebuah perusahaan besar. Saat itu, Rendy menjalani jam kerja normal meskipun sering pula harus lembur karena bertanggung jawab pada server yang krusial. Rendy sebenarnya juga memiliki hasrat hati untuk berkecimpung di dunia kreatif.
Rendy mengatakan, tak mudah untuk memutuskan berhenti kerja setelah bertahun-tahun berkutat dengan rutinitas. Ada perasaan ragu untuk meninggalkan karier yang menanjak dan gaji bulanan. Sementara Natya mengingat keluarganya yang mengutamakan pendidikan dan karier profesional dalam hidup.
Rendy dan Natya yang sudah pacaran cukup lama ini sebenarnya tetap mencoba bertahan di pekerjaan sambil melakukan yang mereka suka, yakni menari. Mereka merasa ingin lebih serius lagi mengembangkan passion mereka pada dance yang energik.
”Tapi, akhirnya milih berhenti. Ada perasaan jenuh karena terbatasi dari tanggung jawab pekerjaan. Kami mikir mumpung masih muda. Jadi mau eksplorasi hal baru yang belum pernah coba. Mau buat konten ini itu, tetapi waktu itu susah waktu karena sambil kerja. Pikiran terasa butek dan mumet,” cerita Natya, dancer anggota Pink Panda, yakni grup yang meng-cover tari-tarian Blackpink
Natya yang lulusan S-2 luar negeri mengatakan, orangtua menentang keras saat dirinya hendak bekerja dan menjalani minatnya menjadi pencipta konten. ”Ada pertanyaan macam-macamlah. Youtuber memangnya menghasilkan, jenjang kariernya gimana? Awalnya sempat membuat ragu untuk melangkah. Tapi, aku tetap mengejar impianku dan sekarang mulai berhasil,” ujar Natya.
Rendy dan Natya terkenal sebagai pasangan dancer. Video ”Lagi Syanti Dance In Public” yang mengambil lokasi di Monas, Jakarta, sudah ditonton 44 juta kali. Ada juga dance di tempat pubik saat Asian Games di Jakarta dengan lagu ”Meraih Bintang”, sudah ditontong 18 juta kali.
Rendy mengatakan, passion jadi energi untuk berkarya. ”Kalau mengerjakan sesuai passion enggak mengeluh, enggak merasa capek, dan bisa terus-menerus,” ujar Rendy.
Pasangan Rendy dan Natya punya rencana untuk membuat musik video dan koreografi karya sendiri. Mereka kini merasa bahagia dengan pilihan mengikuti kata hati. ”Kami sampai bohong ke orangtua karena ditentang. Bukan mengajarkan durhaka, ya, kalau yakin, ya, lakukan saja. Ternyata pas sudah kelihatan hasil dan baru berani bilang ke orangtua, mereka bangga dan mendukung,” ujar Natya.
Kenekatan dalam hidup demi sesuai impian dilakukan secara berbeda oleh Dina Dellyana (35). Perempuan kelahiran Dili, Timor Leste, ini senang bermusik dan memiliki band elektropop HMGNC. Namun, dia juga mengejar karier sebagai dosen di Institut Teknologi Bandung, dan pengusaha.
”Saya merasa senang dengan semua. Suka musik, suka juga dengan dunia riset yang menghasilkan hal-hal baru dan mengajar. Suka juga bisnis. Bersyukur semua bisa seimbang dijalani karena ada sistem pendukung yang mendukung saya dengan baik,” ujar Dina.
Dina berpikir untuk menjalani semua yang disukainya. Meskipun sibuk sebagai pengajar, Dina dan bandnya tetap rutin manggung, bahkan tampil di panggung di sejumlah negara.
”Saya merasa mau jadi diri sendiri dengan apa yang saya lakukan,” ujar Dina yang tampil dengan rambut warna-warni.
Siapa saja mempunyai pilihan untuk memilih berkarya sesuai minat dan bakat, tergantung mau diambil atau tidak. Jadi gimana, sudah siap keluar dari zona nyaman untuk berkarya sesuai dengan minatmu?