Warga Tertular Covid-19 Diperkirakan 10 Kali Lipat Angka Resmi
›
Warga Tertular Covid-19...
Iklan
Warga Tertular Covid-19 Diperkirakan 10 Kali Lipat Angka Resmi
India adalah negara paling terinfeksi kedua Covid-19 di dunia sejauh ini. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di India hingga awal pekan ini sebanyak 6,1 juta kasus.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BENGALURU, RABU — Warga India yang tertular Covid-19 jumlahnya diperkirakan 60 juta orang atau 10 kali lipat dibandingkan dengan catatan resmi pemerintah. Hal itu dikatakan otoritas Dewan Riset Medis India (ICMR) dengan merujuk pada hasil studi yang digelar secara nasional dan dirilis pada Selasa (29/9/2020).
Menurut data resmi India, rumah bagi 1,3 miliar orang, adalah negara paling terinfeksi kedua Covid-19 di dunia sejauh ini. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di India hingga awal pekan ini sebanyak 6,1 juta kasus, tepat di belakang Amerika Serikat. Kasus Covid-19 di AS telah menembus 7,2 juta kasus.
Namun, menurut survei serologis terbaru, sebuah studi yang menguji darah untuk antibodi tertentu untuk memperkirakan proporsi populasi yang telah melawan virus, kasus di India diperkirakan jauh lebih tinggi.
”Kesimpulan utama dari sero-survei ini adalah bahwa satu dari 15 orang berusia lebih dari 10 tahun telah terpapar virus SARS-CoV-2 pada Agustus lalu,” kata Direktur Jenderal Dewan Riset Medis India (ICMR) Balram Bhargava dalam sebuah sesi konferensi pers di Kementerian Kesehatan India.
Bhargava mengatakan, bukti paparan virus lebih umum di antara orang yang diuji di daerah kumuh perkotaan (15,6 persen) dan daerah perkotaan nonkumuh (8,2 persen).
Tingkat paparan virus di dua wilayah itu lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan, di mana 4,4 persen dari mereka yang disurvei memiliki antibodi virus korona tipe baru itu.
Tes darah dikumpulkan dari lebih dari 29.000 orang di 21 negara bagian di India. Waktu studi digelar antara pertengahan Agustus dan pertengahan September.
Angka baru ini merupakan lompatan tajam dari hasil sero-survei pertama. Survei pertama, menurut ICMR, menunjukkan bahwa sekitar 0,73 persen orang dewasa di India telah terinfeksi Covid-19 pada Mei. Jumlahnya kala itu enam juta orang.
Studi antibodi lain yang dilakukan di ibu kota New Delhi dan kota pusat keuangan, Mumbai, menunjukkan lebih banyak kasus infeksi daripada angka resmi yang dirilis pemerintah pusat.
Para ilmuwan memperingatkan, bagaimanapun, tes antibodi harus ditangani dengan hati-hati karena mereka juga bisa saja terkena paparan virus korona jenis lain, bukan hanya yang menyebabkan Covid-19.
Survei pertama, menurut ICMR, menunjukkan bahwa sekitar 0,73 persen orang dewasa di India telah terinfeksi Covid-19 pada Mei.
India secara bertahap mencabut penguncian ketat yang diberlakukan pada akhir Maret lalu. Langkah itu dilakukan untuk menghidupkan kembali ekonominya yang terpukul.
Negara itu, Selasa, melaporkan kenaikan harian terkecil dalam jumlah kematian akibat Covid-19 sejak 3 Agustus lalu. Total kematian akibat penyakit itu di India hingga kemarin dilaporkan sebanyak 96.318 orang.
Bersama Brasil dan AS, India menyumbang hampir 45 persen tingkat kematian global akibat Covid-19.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepemimpinan yang bertanggung jawab untuk mengatasi kondisi pandemi saat ini. Pesan itu dirilis untuk menandai satu juta kematian secara global akibat Covid-19.
”Dunia kita telah mencapai tonggak yang menyedihkan: hilangnya satu juta nyawa akibat pandemi Covid-19,” kata Guterres.
Kematian global akibat Covid-19 menembus 1 juta pada Selasa. Amerika Serikat menderita kematian terbanyak dengan 205.107 kasus kematian. Jumlah kematian itu diikuti oleh Brasil dengan 142.058 kasus, India sebanyak 96.318 kasus, Meksiko 76.603 kasus, dan Inggris 42.072 kasus.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan distribusi 150 juta tes cepat virus korona tipe baru yang dipesan dari Abbott Laboratories.
Tes cepat itu dapat memberikan hasil dalam 15 menit dan menampilkannya dalam format yang mirip dengan alat kehamilan di rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, 120 juta lebih alat tes cepat akan tersedia untuk negara berkembang. Harganya diperkirakan 5 dollar AS per alat tes.
Dari Tel Aviv, dilaporkan Menteri Kesehatan Israel, Yuli Edelstein mengatakan bahwa ”tidak mungkin” penguncian secara nasional kedua di negara itu akan dicabut pada 10 Oktober seperti yang direncanakan semula.
Sementara Jerman akan memberlakukan pembatasan jumlah orang di pesta dan pertemuan keluarga di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak Covid-19. Hal itu dikatakan Kanselir Angela Merkel setelah berbicara dengan para pihak di negara itu.
Sementara itu, Pemerintah Spanyol mencapai kesepakatan dengan para pemimpin serikat pekerja dan pengusaha di negara itu.
Kesepakatan tersebut terkait perpanjangan skema cuti akibat Covid-19 hingga akhir Januari tahun depan, semata untuk menghindari PHK massal. Skema tersebut awalnya akan berakhir pada 30 September. (AFP/REUTERS)