Di Rumah Saja, Momentum Memperbaiki Pola Makan Anak
›
Di Rumah Saja, Momentum...
Iklan
Di Rumah Saja, Momentum Memperbaiki Pola Makan Anak
Momen ”di rumah saja” selama pandemi Covid-19 bisa menjadi momen untuk memperbaiki kualitas asupan gizi anak. Ini membutuhkan upaya dan kesadaran serta dukungan dari orangtua.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masa pandemi Covid-19 yang memaksa setiap anak tetap berada di rumah merupakan momentum yang tepat untuk memperbaiki pola makan yang salah selama ini. Orangtua pun dituntut lebih kreatif dalam menyajikan makanan dengan gizi seimbang dalam konsumsi harian anak.
Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, Juwalita Surapsari, mengatakan, nutrisi yang tidak seimbang dapat menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Nutirisi ini juga dapat memperkuat daya tahan tubuh anak dari berbagai penyakit infeksi, termasuk infeksi dari virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2.
”Membuat anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya tidak mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang seimbang,” katanya di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Menurut dia, gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya. Porsi yang diberikan juga harus sesuai dengan usia anak. Untuk anak usia 1-3 tahun, misalnya, dalam sekali makan pada satu piring sebaiknya terdiri dari sepertiga makanan pokok, sepertiga sayuran, seperenam buah-buahan, dan seperenam lauk-pauk.
Satu porsi makanan pokok bisa menggunakan 100 gram nasi, 2 buah kentang, 3 buah jagung segar, ataupun 3 potong roti putih. Sementara satu porsi sayur bisa menggunakan 1 setengah buah alpukat, satu apel, 1 pisang, ataupun 1 potong papaya dengan berat sekitar 100 gram. Sementara satu porsi lauk-pauk bisa terdiri dari 1 potong daging ayam dengan berat 40 gram, satu putih telur, dua potong tempe berukuran 50 gram, atau 2,5 sendok makan kacang hijau.
Pastikan pula lauk-pauk yang diberikan ke anak terdiri dari sumber protein hewani dan nabati. Protein hewani, seperti ikan, telur, dan daging merah. Sementara protein nabati, seperti kacang hijau, kacang merah, tahu, dan tempe. Selain itu, jadwal makan yang teratur juga perlu diperhatikan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak.
”Orangtua tidak boleh putus asa menawarkan makanan yang sehat kepada anak. Selama berada di rumah seharusnya menjadi momen untuk memperbaiki pola makan. Ikuti juga jadwal makan yang teratur, yakni makan tiga kali sehari dengan tiga kali makanan selingan,” ujar Juwalita.
Kondisi psikis
Psikolog anak dari Tiga Generasi, Putu Andani, menambahkan, kondisi psikis orangtua dan anak juga harus diperhatikan selama masa pandemi. Anak rentan mengalami stres berkepanjangan karena merasa bosan serta jenuh dengan kegiatan monoton. Jika kondisi ini tidak dikelola dengan baik, kesehatan mental anak bisa terganggu,
Stres yang berkepanjangan ini juga dapat mengganggu kegiatan sehari-hari anak, termasuk kegiatan makan. Padahal, makan yang teratur dengan gizi seimbang menjadi salah satu sumber pertahanan imunitas di masa pandemi.
Putu mengatakan, salah satu cara mengatasi kebosanan anak pada masa pandemi adalah mencoba sesuatu yang baru. Anak bisa dikenalkan pada proses yang belum sempat dilakukan sebelumnya. Ini tentu dengan cara yang menyenangkan.
”Mulai dari hal sederhana, anak bisa diajak mencuci buah dan sayur, memilih sayur dan buah yang akan ia makan, menghitung jumlah makanan, ataupun membantu mencampurkan bahan dalam membuat kue. Memberikan keleluasaan untuk menentukan pilihannya dapat menjaga kesehatan psikis anak,” tuturnya.