Kasus Positif Bertambah, Kota Cirebon Siapkan Hotel untuk Isolasi
›
Kasus Positif Bertambah, Kota ...
Iklan
Kasus Positif Bertambah, Kota Cirebon Siapkan Hotel untuk Isolasi
Pemerintah Kota Cirebon menyiapkan Hotel Langensari untuk isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala. Penambahan ruangan itu demi mengantisipasi keterbatasan rumah sakit.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan Hotel Langensari untuk isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala. Penambahan ruangan itu demi mengantisipasi keterbatasan tempat isolasi di rumah sakit saat kasus positif terus meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto, Kamis (1/10/2020), mengatakan, bersama Hotel Langensari Dinkes menyiapkan ruangan isolasi untuk 40 pasien Covid-19 bergejala ringan dan tanpa gejala. Pihaknya akan menanggung kebutuhan makan dan minum pasien selama karantina.
Sebelumnya, Juli lalu, Pemkot Cirebon juga menyiapkan sejumlah hotel bagi tenaga kesehatan yang diduga atau terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, hal itu tidak berlanjut. Meski demikian, pihaknya telah menggunakan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BPPKBN) di Jalan Sudarsono sebagai tempat karantina.
Gedung di samping Rumah Sakit Daerah Gunung Jati itu dapat menampung 40 pasien. Dengan begitu, pihaknya kini menyiapkan ruangan isolasi bagi 80 pasien positif bergejala ringan. Sementara yang terisi di BPPKBN saat ini baru 10 pasien.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengapresiasi langkah Hotel Langensari menyediakan ruangan isolasi. ”Kami juga memohon kepada pengusaha agar hotelnya dijadikan tempat isolasi. Pemerintah menjamin, setelah pandemi ini selesai, nama baik hotel itu tidak menurun. Bahkan, keyakinan saya meningkat,” ujarnya.
Menurut Azis, kebutuhan ruangan isolasi bagi pasien positif bergejala ringan atau tanpa gejala di Kota Cirebon minimal 100 tempat tidur. Apalagi, kasus positif di kota berpenduduk sekitar 340.000 itu terus meningkat hingga mencapai 260 orang.
Dari jumlah itu, 16 orang meninggal dan 92 orang lainnya masih menjalani isolasi. Sementara 152 orang lainnya dinyatakan sembuh. Padahal, bulan lalu, kasus positif Covid-19 masih tercatat 85 orang. Kota seluas 37 kilometer persegi itu pun kini tergolong zona merah atau berisiko tinggi untuk penyebaran Covid-19.
Azis mengatakan, lonjakan kasus terjadi karena tes usap tenggorokan yang masif. Hingga kini, pihaknya telah mengetes 5.540 orang atau lebih dari 1 persen dari jumlah penduduk. ”Lebih baik kami menemukan kasus agar bisa segera ditangani,” katanya.
Di tengah lonjakan kasus positif, ruangan isolasi dalam rumah sakit di Kota Cirebon terbatas. Dari 125 tempat tidur di ruangan isolasi, misalnya, sudah terisi 56,8 persen atau 71 pasien. Bahkan, ruangan isolasi sejumlah rumah sakit sudah penuh, seperti RS Pelabuhan dan RS Putra Bahagia.
Kabupaten Cirebon
Berbeda dengan Kota Cirebon, Pemerintah Kabupaten Cirebon belum memiliki tempat khusus untuk pasien terkonfirmasi positif dengan gejala ringan atau tanpa gejala. ”Kami masih mengusahakan hotel jadi tempat isolasi,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni.
Isolasi mandiri di rumah belum optimal karena masih terjadi penularan Covid-19 dalam keluarga.
Menurut Eni, tempat khusus isolasi selain rumah sakit sangat dibutuhkan untuk memudahkan pengawasan pasien. Pasalnya, isolasi mandiri di rumah belum optimal karena masih terjadi penularan Covid-19 dalam keluarga. Dia mencatat, sekitar 51,5 persen kasus positif berasal dari kluster rumah tangga.
Hingga kini, kasus positif di daerah berpenduduk 2,2 juta jiwa ini mencapai 817 orang. Sebanyak 43 orang meninggal dan 328 masih menjalani isolasi. Sementara 446 orang dinyatakan sembuh.
Kabupaten Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif tertinggi di Jabar timur. Tes usap di daerah ini juga termasuk yang tinggi di Jabar timur, yakni 25.895 orang atau lebih dari 1 persen penduduk Cirebon.
Meskipun kasus terus bertambah, kapasitas ruangan isolasi di 11 rumah sakit masih terbatas. Akhir September lalu, dari 145 tempat tidur yang tersedia di ruangan isolasi, 105 tempat tidur digunakan kasus terkonfirmasi dan suspek Covid-19.