Anthony Davis, forward LA Lakers, menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain besar di NBA. Ia mengatasi demam panggung dengan memimpin Lakers menaklukkan Miami Heat, 116-98, pada laga debutnya di final NBA, Kamis WIB.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, KAMIS — Bintang Los Angeles Lakers, Anthony Davis, menjalani debutnya di final NBA. Alih-alih tenggelam dalam ketegangan, ia justru mendominasi laga tanpa beban. Penampilan eksplosif pemain bertubuh besar ini membuat tim kuda hitam NBA, Miami Heat, kehilangan taringnya.
Davis bermain luar biasa dalam debut di final dengan menyumbang 34 poin, 9 rebound, 5 asis, dan 3 blok. Penampilan eksplosifnya mengantar Lakers memenangi gim pertama final NBA 2019-2020 atas Heat, 116-98, pada Kamis (1/10/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando.
”Ini adalah momen yang saya nanti sepanjang karier. Ketika berada di titik ini, saya akan memaksimalkannya. Saya merasa baik di final pertama ini. Sedikit grogi, tetapi ketika bola dilemparkan, rasa itu hilang. Kami hanya fokus bermain basket,” kata Davis yang pertama kali masuk final setelah delapan tahun berkarier di NBA.
Pemain bertubuh ”raksasa” ini dominan di dua sisi lapangan. Saat menyerang, dia sukses membongkar pertahanan zonasi ala Heat dengan penetrasi dan lemparan perimeter. Akurasi lemparannya cukup tinggi, mencapai 52 persen.
Masuk sejarah
Davis masuk dalam papan sejarah Lakers sebagai pemain ketiga yang mencetak poin terbanyak dalam debut di final. Dia menyamai rekor legenda Lakers, Elgin Baylor. Catatan fenomenalnya hanya tertinggal dari Shaquille O’Neal (43 poin) dan George Mikan (42 poin).
Dalam bertahan, pria berusia 27 tahun ini membatasi pergerakan dari center muda eksplosif lawan, Bam Adebayo. Dia mencegah pick and roll pemain Heat lainnya bersama Adebayo. Alhasil, Adebayo hanya menghasilkan 8 poin dan 4 rebound sebelum keluar akibat cedera bahu di kuarter ketiga.
Pujian pun datang langsung dari Pelatih Lakers Frank Vogel. Menurut dia, Davis tidak takut menghadapi momen penting. Sang pemain terlahir untuk menjadi pemenang. ”Semakin besar momennya, dia semakin meningkatkan permainannya,” sebut Vogel.
Davis sangat terbantu oleh pengalaman duetnya, LeBron James, yang menjalani final ke-10 kalinya. James juga tampil dominan dengan nyaris membuat triple double berupa 25 poin, 13 rebound, dan 9 asis.
Heat sempat mengejutkan Lakers saat unggul 13 poin di awal gim. Pertahanan zonasi yang dibangun Pelatih Erik Spoelstra meredam eksplosivitas serangan Lakers. Sementara bintang Heat, Jimmy Butler, yang total mencetak 23 poin, juga membantu tim tancap gas pada kuarter pertama.
Namun, Davis dan rekan-rekan akhirnya bisa memecahkan pertahanan zona itu lewat hujan lemparan tiga angka beruntun. Lemparan jauh mereka begitu akurat, mencapai 39,5 persen, di atas rata-rata playoff sebesar 35,5 persen. Mereka pun berbalik unggul jauh di paruh pertama, 65-48.
Bencana Heat
Bencana menghampiri Heat di awal kuarter ketiga. Dua pemain pentingnya menderita cedera. Guard veteran, Goran Dragic, keluar lebih dulu akibat cedera kaki sebelum disusul beberapa menit kemudian oleh Adebayo. Mereka tidak mampu melanjutkan pertandingan.
Kehilangan pemain kunci membuat rotasi bertahan dan menyerang Heat semakin terganggu. Situasi itu dimanfaatkan Lakers yang tampil semakin beringas. Mereka menuju kuarter terakhir dengan keunggulan 26 poin.
Spoelstra seperti sudah melemparkan ”bendera putih” di kuarter pamungkas. Dia menurunkan pemain pelapis nyaris di sepanjang waktu tersisa. Pelatih peraih dua gelar juara NBA ini tidak mau mengambil risiko kehilangan bintang lagi. Dia membatasi menit Butler yang sempat bermasalah dengan engkel kiri.
Anda bisa belajar lebih banyak dari kemenangan daripada saat kalah. Saya tidak sabar menunggu besok. (LeBron James)
Saat gim tinggal menunggu waktu habis, guard rookie Heat, Kendrick Nunn, justru mengejutkan skuad Lakers yang tampak terbuai keunggulan. Nunn menyumbang 18 poin, pencetak kedua terbanyak bagi Heat setelah Butler, hanya dalam 20 menit tampil. Aksi gemilangnya membuat Heat memangkas jarak hingga 12 poin. Namun, upaya itu percuma karena waktu yang menipis.
Spoelstra tampak kecewa dengan penampilan timnya. Pelatih yang biasanya sangat tenang ini begitu tegang di pinggir lapangan. Selepas laga, dia meninggalkan lapangan dengan ekspresi wajah kesal. ”Kami lebih baik daripada apa yang kami tunjukkan hari ini. Kami akan bekerja menuju gim selanjutnya,” ucapnya.
Reuni Spoelstra-James
Pertandingan ini merupakan reuni antara Spoelstra dan James. Mereka untuk pertama kali bertemu di final sebagai lawan. Keduanya merupakan pelatih dan pemain yang membawa Heat mendominasi NBA pada era 2010-2014.
Menurut James, penampilan timnya masih belum sempurna. Lakers masih memperlihatkan celah pada kuarter pertama dan keempat. Hal itu harus diperbaiki agar tim bisa meraih juara.
”Anda bisa belajar lebih banyak dari kemenangan daripada saat kalah. Saya tidak sabar menunggu besok. Kami akan kembali bersama dan menonton film untuk melihat cara agar bisa lebih baik lagi,” kata James yang sedang mengincar cincin juara keempat di NBA. (AP/NIC)